Hari berganti menjadi bulan. Bulan berganti menjadi tahun. Choi Yena semakin berantakan.
Hari ini Yuri mendapati Yena yang tengah mabuk di sebuah bar. Tanpa pikir panjang, Yuri segera membawa Yena pulang. Setibanya di apartemen, Yuri memapah Yena dari lobby hingga ke kamarnya.
Mereka memasuki apartemen Yena.
"Kenapa kamu bawa aku kesini?" Yena bertanya
"Ini dimana?" Yena memicingkan matanya melihat keadaan sekitar. Otaknya mencerna tempat apa ini. Kemudian ia terkekeh.
"Apartemen aku?" Dia tersenyum dan melihat Yuri.
"Kenapa kamu bawa aku kesini? Kamu kangen aku ya?"
"Hmm.... Hehehe..." Yena terkekeh bahagia.
"Aku juga kangen kamu"
"Ish.. ayo duduk, berat tau" Kata Yuri kemudian dia memapah Yena ke sofa terdekat.
Yuri menjatuhkan dirinya dan Yena di sofa ruang tamu apartemen Yena. Yuri menghela nafas panjang. Dia kelelahan memapah Yena dari lobby tadi sampai kesini.
"Hehehe..." Yena terkekeh. Dia tersenyum lebar.
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
(Anggap aja senyum Yena waktu mabok itu kayak gini 😝)
Senyuman yang sudah lama hilang, kini kembali. Tapi satu ketidak puasan Yuri. Yena begini karena dia mabuk.
Yena meraih tangan Yuri. Dia menegakkan badannya kemudian mendekatkan dirinya pada Yuri.
"Kamu.... Kangen aku atau kangen bebek?"
"Hmm.. Aku tau. Kamu pasti kangen bebek kan? Iya kan? Haahaha..."
"Aku kasih kamu kesempatan buat liat bebeknya. Hitung mundur dari 3 ya.."
Yuri sebenarnya tidak begitu tertarik. Tapi berhubung sudah lama dia tidak melihat Yena seperti ini, akhirnya dia mengikuti permainan Yena.
"3... 2... 1..."
"Quaackk"
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
