[6] Ada Biduk Serempu Pula

53 7 2
                                    

Hari ini, tanggal 2 Oktober bertepatan dengan hari batik nasional, SMA Wamsakarta mengadakan apel pagi

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Hari ini, tanggal 2 Oktober bertepatan dengan hari batik nasional, SMA Wamsakarta mengadakan apel pagi. Apel yang merangkap sebagai pembukaan ajang perlombaan ini diadakan dengan cukup khidmat.

Di hari batik nasional ini juga, semua murid SMA Wamsakarta diwajibkan untuk mengenakan baju batik.

Jika biasanya pada jam enam kurang lima belas menit mereka sudah diharuskan masuk ke kelas masing-masing, kali ini murid SMA Wamsakarta tidak perlu melakukannya. Semua itu karena anggota OSIS dan para guru sudah menyiapkan berbagai jenis perlombaan.

Di tahun-tahun sebelumnya, perlombaan yang selalu berkesan dan paling diantisipasi oleh warga SMA Wamsakarta adalah lomba peragaan busana batik karnaval. Busana batik yang diperagakan pun tercipta dari tangan-tangan kreatif murid SMA Wamsakarta. Memang hasilnya tidak akan semenakjubkan desain dari perancang busana terkenal, tapi untuk seukuran murid SMA, hal itu patut dibanggakan.

Tidak menutup kemungkinan, tahun ini pun akan ada orang luar yang membeli busana rancangan murid SMA Wamsakarta seperti di tahun-tahun sebelumnya. Hal itu dikarenakan, SMA Wamsakarta sangat terkenal akan tradisi perlombaan peragaan busana batik karnaval ini.

Bahkan SMA Wamsakarta pernah ikut andil dalam menghiasi koran berita harian Nusantara dan stasiun teve lokal. Selain itu, penonton perlombaan ini juga dibuka untuk umum. Jadi siapapun dapat masuk ke wilayah SMA Wamsakarta asalkan membayar biaya masuk sebesar tiga ribu rupiah—yang sebetulnya sebagai uang parkir kendaraan.

Seperti biasa, hari ini sebelas anggota WDA akan dipencar untuk membantu dan mengawasi kinerja para anggota OSIS sampai tahap akhir perlombaan. Secara kebetulan, Joy ditempatkan di bagian perlombaan peragaan busana batik karnaval. Awalnya ia berusaha menolak, tapi bagaimanapun kertas undian yang telah ia ambil bersifat mutlak.

Persiapan di belakang panggung seperti check sound, pengaturan lighting, efek asap, dan background layar LED terkendali dengan aman. Joy bersyukur ia tidak perlu melakukan pekerjaan berat seperti mengangkat beberapa speaker di depan panggung gedung auditorium. Yang ia lakukan hanyalah mengecek ulang performa panggung bersama ketua OSIS.

Setelah dirasa cukup, acara peragaan busana batik karnaval dimulai. Acara pertama berisi sambutan-sambutan dari ketua OSIS dan kepala sekolah. Dilanjut dengan band payung biru yang membawakan lagu-lagu bernuansa sendu.

Kemudian dilanjut dengan peragaan  pakaian batik berpasangan sebelum menuju ke acara puncak, yakni peragaan  busana batik karnaval. Rangkaian acara berjalan dengan lancar. Hingga di pertengahan acara ketiga, sebuah masalah datang.

"Joy, siswa yang jadi pasangan Pandita Munawwir gak masuk sekolah. Kita kudu cepet-cepet cari penggantinya. Apa lo bisa bujuk Ronaldo?"

"Enggak bisa. Dia juga lagi jaga lomba. Pilih salah satu anggota osis yang ada di sini aja."

"Masalahnya, Pandita itu gak mau pasangan sama anggota OSIS di sini."

"Apa?"

"Dia pokoknya cuma mau sama Ronaldo kelas XI MIPA 3 itu."

1001 Bualan Pencakar LangitDove le storie prendono vita. Scoprilo ora