“selamat pagi nona Jennie, bagaimana dengan tidur anda?” sapa Miss Jung dengan sangat sopan kepada Jennie saat ia keluar kamar.

“apakah menurutmu tidurku pernah nyeyak lagi Miss Jung?” jawab Jennie tersenyum getir. Meskipun wajah Jennie tersenyum Miss Jung paham bahwa terdapat kesediahan yang begitu mendalam dalam hati Jennie. Miss Jung langsung tertunduk dan tak berkata apa-apa lagi. Lalu Jennie menangkap sesosok wanita tengah duduk di sofa tengah.

"eonni.. kau sudah datang? Sejak kapan?” kata Jennie saat melewati sofa ruang tamu menuju dapur setelah mandi dan membersihkan diri di kamar.

“lumayan dari tadi, ohh ya aku pinjem piring untuk makan” Jisoo melahap buburnya. Jennie langsung menoleh dengan tatapan kaget dan mengernyitkan dahi serta bibirnya sedikit dimonyongkan.

“bukan piringmu, tenang saja, piringmu masih ditempatnya, ini bubur aku beli saat jalan kesini tadi” sahut Jisoo saat melihat ekspresi Jennie yang unik.

Jennie berjalan kearah dapur untuk mengambil piringnya. Tepat didepan rak piring, Jennie memegang pinggiran piringnya dan berhenti.

eonni.. pemandangan danau Roof Hill benar-benar indah” kata Jennie sambil meraih piringnya dan berjalan mencari sendok makannya dan mengambil gelasnya. Lalu Jennie duduk disebelah Jisoo yang masih dengan lahap mengunyah bubur dan tatapannya asik menonton Channel 6.

eonni .. pemandangan danau…...”

Roof Hill benar-benar indah, kamu pasti akan terheran-heran dengan pemandangan indahnya” belum selesai Jennie melanjutkan kata-katanya, Jisoo langsung menyahutnya dan masih tetap sambil mengunyah bubur lalu tertawa terbahak-bahak karena kartun yang ada di Channel 6. Jennie menoleh kearah Jisoo, Jisoo sangat tahu Jennie akan mengatakannya, karena mungkin Jennie telah mengatakan kepadanya lebih dari seribu kali.

"Jenn .. jangan lupa nanti kameramu dibawa ya”. Jisoo mengingatkan Jennie untuk membawa kamera pada saat nanti mereka jalan-jalan.

*krringggg…kringgggg* (bunyi telepon)

Saat Miss Jung berjalan untuk mengangkat telpon tersebut, Jisoo mengisyaratkan dengan menujuk dadanya agar dia saja yang mengangkat telpon tersebut, karena memang meja telpon tepat disebelahnya.

“haallooo..” jawab Jisoo, Jisoo menjawab telpon yang tengah berdering, karena dekat dengannya, Jennie pun tak keberatan.

ne.. ahjumma ini Jisoo, Jennie?” tatapan Jisoo langsung mengarah kepada Jennie mengisyaratkan bahwa seseorang dibalik telpon itu ingin berbicara dengannya.

Karena sudah saling mengenal sejak kecil, Jisoo telah dianggap sebagai bagaian dari keluarga Jennie, bahkan sudah seperti kakak Jennie, sehingga Jisoo sangat akrab dengan keluarga Jennie. Bahkan kedua orangtua Jennie dan Jisoo pun bersahabat.

"bilang aku sedang mandi" jawab Jennie lirih, mulutnya mengisyaratkan dengan tak bersuara agar Jisoo menyampaikannya.

eomma?” batin Jennie bertanya.

"Jennie sedang mandi ahjumma, bagaimana?" jawab Jisoo sesuai dengan apa yang Jennie isyaratkan. Lalu Jisoo mulai mendengarkan suara dari balik telepon tersebut.

“Jenn.. Ada telpon dari ahjumma, katanya kamu diminta ikut rapat dewan direksi” Jisoo berpura-pura teriak seolah olah Jennie sedang mandi.

“aku akan jalan-jalan jadi tidak bisa ikut” jawab Jennie singkat dengan suara sedikit keras.

“aku akan jalan-jalan jadi tidak bisa ikut, begitu kata Jennie ahjumma

“Jenn.. kata ahjumma ini perintah Appa-mu penting untuk penentuan pemegang saham perusahaan” teriak Jisoo lagi.

Live In The Moment With Me, While We Can Where stories live. Discover now