Yeri Curhat

887 69 17
                                    

Irene mengetuk pintu kamar Yeri pelan. Nggak ada jawaban, tapi nggak masalah, soalnya emang udah biasa gitu dan Irene pun langsung membuka pintu kamar anaknya. Yeri lagi serius menulis sesuatu di meja belajarnya bikin si mommy mengernyitkan dahi, masa malam minggu masih belajar aja?

"Yeri, lagi ngapain?" Tanya Irene sambil berjalan mendekati anak bungsunya.

"Lagi ngerjain PR matematika, Mom!" Jawab Yeri, sama sekali nggak nengok buat liat mommy-nya.

Irene nggak tau mesti seneng atau sedih liat Yeri rajin gini. Ya seneng anaknya semangat banget belajar, sedih takut anaknya nggak bisa menikmati masa remaja. Padahal seingat Irene, dia nggak pernah maksa anak-anaknya belajar tiap Jumat malam, hari Sabtu, dan Minggu pagi; karena dia pengen anak-anaknya tetep bisa menikmati hidup setelah lima hari sekolah / kuliah ditambah les juga.

Irene duduk pelan-pelan di kasur Yeri yang super empuk, nggak jauh dari tempat si bungsu ngerjain PR. Ditaruhnya sepiring mangga Afrika di pangkuan. Irene memperhatikan Yeri dengan seksama, mendadak naluri keibuannya muncul dan merasa ada yang nggak beres nih sama si anak. Yeri emang selalu semangat ngerjain PR tapi nggak seserius ini.

"Kamu kenapa, Yer?" Tanya Irene pelan dengan nada hati-hati.

Tangan Yeri mendadak berhenti menghitung di kertas buram. Dia lalu menghembuskan nafas dan membanting pelan pensilnya di meja. Yeri memutar kursi belajarnya biar bisa berhadapan sama mommy. Bibirnya cemberut, cute sampe bikin Irene pengen cium-cium anaknya yang super gemesin ini.

"Aku lagi sebel, Mommy. Makanya biar nggak kepikiran, aku ngerjain PR aja," jawab Yeri, makin cemberut.

Irene berusaha biar nggak ngakak. Maklum suasananya lagi serius nih. Tapi dia merasa lucu aja sama Yeri, masa lagi banyak pikiran malah ngerjain PR matematika?

Irene berusaha terlihat seperti ibu yang karismatik. "Sebel kenapa hm?"

Yeri mengalihkan pandangan, menghindari tatapan mommy-nya. Irene tau anaknya masih mikir mau cerita apa nggak. Dalam hati, dia berdoa biar Yeri mau curhat seperti biasanya. Dan Irene hampir teriak 'yes' saat Yeri menarik kursinya ke arah mommy biar mereka makin deket. Yeri pun lalu mulai curhat setelah mencomot sepotong mangga.

"Jadi gini, Mommy. Ada anak baru di sekolah Yeri. Dia dari Kanada. Namanya Mark. Dia tuh kata temen-temen baik banget, tapi ke aku kok nyebelin ya? Suka banget godain aku. Yang narik jepit rambut aku, nyembunyiin tempat pensil aku, masukin hamster di tas aku, minjem pulpen tapi nggak mau balikin, lemparin aku kertas, pokoknya adaaaaa aja kelakukannya yang bikin aku sebel. Padahal aku nggak pernah jahatin dia lhooo. Ngobrol aja juga jarang. Mau pindah tempat duduk aja rasanya nggak mau duduk depan dia lagi," cerita Yeri, berhenti bentar buat makan sepotong mangga lagi.

Terus Yeri lanjut ceritanya. "Nah barusan tadi, dia tiba-tiba ngechat aku, Mom. Cuma manggil namaku ada 30an kali. Yeri Yeri Yeri gitu. Kalo aku bales apa, dia cuma jawab wkwkwkwk. Aku bilang jangan ganggu, dia malah bilang aku nggak asyik nggak seru. Nyebelin kan? Padahal aku lagi chatting sama Kak Jaehyun tadi. Jadi langsung nggak mood apa-apa."

Yeri mengambil mangga lagi. "Udah, Mom." Kata Yeri sambil asyik ngunyah mangga.

Irene sedikit takjub denger cerita putrinya. Pengalaman hidup membuatnya tau alasan kenapa Mark suka godain Yeri. Ah namanya juga ABG. Lucu banget kalo lagi naksir lawan jenis. Tapi diam-diam Irene kasian juga nih sama si Mark. Soalnya kalo denger cerita-cerita Yeri sebelumnya, si bungsu kayaknya suka sama kakak kelasnya yang namanya Jaehyun. Udah gitu, ada kakak kelas lainnya, namanya Hanbin, yang naksir sama Yeri karena sering banget ngechat dan telepon.

Oke wait, waktunya Irene ngasih komentar nih.

"Nggak usah dipikirin Yeri. Mark itu kayaknya suka sama kamu. Cuma nggak tau aja gimana cara nunjukin. Makanya dia berusaha ganggu kamu terus biar kamu notice, biar kamu merhatiin dia. Lucu kok itu. Pokoknya selama godainnya nggak bikin kamu sakit, biarin aja," kata Irene lalu nyuapin Yeri mangga.

Muka Yeri lalu memerah tersipu mendengar apa yang dibilang mommy. Dia nggak percaya lah, masa Mark yang nyebelin naksir dia???

"Ih Mommy, nggak mungkin banget deh Mark suka aku."

Irene ketawa. "Tunggu aja deh. Mommy nggak mungkin salah. Ganteng nggak si Mark?" Kata Irene dengan wajah menggoda.

"Yaaaa....lumayan sih." Kata Yeri ragu-ragu dengan muka makin merah.

"Ganteng mana sama Jaehyun nih?" Goda Irene.

"Duh Mommy udah ah," protes Yeri sambil makan mangga dan nggak mau melihat mommy-nya.

Irene masih ketawa dan mengelus rambut Yeri. "Anak Mommy cantik sih, makanya banyak yang naksir."

"Ya biarpun gitu nggak boleh pacaran dulu." Tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu dan Suho ada di sana.

Ternyata Irene lupa nutup pintu. Entah sejak kapan Suho denger pembicaraan antara si mommy dan anaknya. Suho berjalan ke arah dua gadisnya itu.

"Emang kenapa kalo Yeri pacaran, Dad?" Tanya Yeri, pura-pura cemberut sekarang.

"Kan kamu masih kecil, Yer!" Kata Suho sambil duduk mepet Irene.

"Tapi temen aku banyak yang pacaran lho," kata Yeri dengan nada protes.

"Temen kamu bukan anak daddy. Daddy cuma nggak mau putri daddy udah cinta-cintaan kayak anak jaman sekarang yang bikin miris." Wajah Suho serius banget.

Irene menepuk pelan paha kiri suaminya. "Yang, Yeri nggak kayak gitu ah."

Yeri manggut-manggut denger mommy-nya. Suho masih ngeliatin anaknya lalu berdiri dan mencium rambut Yeri.

"Sementara ini, kamu nurut dulu ya apa kata daddy okay? I love you, my princess."

Yeri mendongak melihat Suho dan tersenyum manis sambil ngangguk lucu. "I love you too, Daddy."

Yeri merangkul pinggang Suho dan sang daddy memeluk kepala putrinya. Sejenak ayah anak ini sayang-sayangan bikin Irene senyum-senyum terharu.

_____________________////_________________

Hehe aku balik
Maafkan atas ketelatanku yg parahhh
*memukul kepala sendiri*
Masih ada yg nunggu gak sih cerita sultan family ini?
Btw jgn lupa stream Let's Love-nya Daddy yaaaa~~

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 29, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SuRene's FamilyWhere stories live. Discover now