"Iya Bi, aku sedang berusaha," ucap Jungkook sebelum mengulas senyum, "Terimakasih atas dukungan Bibi, aku akan menyusul mereka kalau begitu."

Wanita dengan celemek hijau gelap itu mengangguk sebelum Jungkook membuka pintu kaca dan menghilang di balik tembok. Lantas memacu mobil hitamnya menjauh ke arah perempatan perumahan. Memang di hari yang begitu terik seperti ini, meneguk minuman Green Summer bukanlah pilihan buruk, terlebih ketika jelaga Jungkook mendapati Yoonji dan Hyunki yang tengah duduk berhadapan dari balik kaca café. Jujur, jantung Jungkook berdebar bahagia. Bahkan terkesima sendiri ketika memperhatikan jemari Yoonji menyembunyikan rambut panjangnya sendiri ke belakang telinga. Terlalu cantik pun memikat.

Semilir angin menerpa sejuk tubuh Jungkook sebelum tangan gagah itu menarik aluminum pintu. Seolah memberikan restu padanya untuk menemui Yoonji dan Hyunki. Suara bel mengudara lirih bersinergi dengan auman kecil kucing ketika sepatunya menapak masuk. Hingga seruan Hyunki benar pelengkap kebahagiannya hari ini.

"Eomma ada Appa!" jemari Hyunki tertunjuk semangat ke arah pintu ketika Jungkook baru saja menenggelamkan diri.

Sukses membuat Yoonji mengumpat di dalam hati ketika mendapati pribadi gagah Jungkook telah berdiri bahagia di samping meja, "Ternyata kalian ada di sini ya? Aku tadi sempat mampir ke minimarket tetapi Hyunki tidak ada," ucap Jungkook panjang lebar, dan jelas sekali Yoonji tidak perduli sama sekali.

Sedangkan buntalan menggemaskan di depan Yoonji mengangguk antusias, "Iya! Ingin melihat kucing besal!" antusias Hyunki bukan main.

Sukses membuat Jungkook merendahkan tubuh bagian atas guna mengelus penuh afeksi pucuk surai sang putra. Melihat pipi gembil itu dihiasi bentangan gigi imut yang putih menyentak kebahagiaan lain dalam hati Jungkook. Belum sempat Jungkook menimpali ucapan Hyunki, Yoonji terlebih dulu menyela dengan intonasi dingin, "Bisa tidak kau pergi Jeon, tolong jangan menganggu waktuku bersama Hyunki," ucapnya bersamaan melipat tangan di depan dada angkuh.

Bukannya pergi, Jungkook malah mendaratkan diri di samping Hyunki setelah menggeser sang putra dengan kedua tangan, "Siapa yang menganggu?" jeda Jungkook sembari menoleh ramah pada perwujudan benih unggulnya, "Hyunki senang kan Appa datang kesini?" tanyanya ingin mengelabuhi manusia polos ini.

Lagi, pipi jelly itu bergoyang lembut ketika Hyunki mengangguk tanpa ragu. "Ung! Senang banyak-banyak," ucapnya sebelum meloloskan satu potong pancake dalam garpu yang telah Yoonji berikan sejak tadi. Mengunyah bersemangat seperti tupai kecil dengan pipi menggembung lucu.

Bukan main, amarah Yoonji serasa mendidih di dalam hati. Terlebih Jungkook tengah menatapnya dalam dengan ulasan senyum, "Bisa tidak sehari saja berhenti membayangi kami seperti ini?"

"Maksudmu?" Jungkook sukses bingung sebelum bertanya lebih jauh, "Membayangi seperti apa, Ji? aku tidak memahami apa yang kau katakan."

Wah benar-benar brengsek bukan main. Yoonji sampai mendadak kelu lidahnya. Merutuki diri sendiri lantaran apa yang ia ucapkan di tambah dengan pertanyaan Jungkook semakin membuat hatinya mendongkol. Hingga Jungkook terkekeh lirih setelahnya sebelum menatap Yoonji sedikit memiringkan kepala.

"Jangan-jangan kau membayangkan diriku yang seperti ma—" belum sempat Jungkook menuntaskan apa yang ia ucapkan, Yoonji sudah menendang kakinya di bawah meja dihiasi tatapan jengah bukan main.

Suasanya benar-benar menampilkan sosok keluarga yang bahagia. Dengan tawa lirih Jungkook penuh godaan, Hyunki yang mengunyah lugu tidak mengerti, atau ekspresi kesal Yoonji pada wajah cantiknya. Setidaknya itulah pemandangan yang mampu Eunjo rangkum dengan kedua mata coklatnya. Berjalan perlahan diiringi suara ketukan sepatu tinggi beradu dengan suara pun dengkuran kucing.

Lacuna ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang