01. First Day in Bali

ابدأ من البداية
                                    

"Lo gila?" Hilang sudah kesopanan Jerome terhadap wanita kasar ini.

"Lo yang gila!" jawab wanita itu seraya menunjuk Jerome. "Asal lo tahu, gue duluan yang dapet taxi ini! Barang-barang gue udah,ㅡ"

"Berisik!" Jerome kembali memotong perkataannya, kemudian bersiap masuk ke dalam taxi lagi.

Pokoknya ia yang mendapat taxi ini lebih dulu! Ia harus menang dari wanita gila ini! Persetan dengan orang-orang yang sempat melirik pertengkaran mereka berdua, ia sedang ingin menang dari siapapun!

Kekanakan memang untuk pria berusia 25 tahun, tapi apa salahnya sekali-kali seperti ini? Menyenangkan.

"Pak, ke hotel ini cepet ya." ujar Jerome pada supir taxi yang ternyata sudah bersiap di dalam.

Ia menunjukkan layar ponselnya pada supir. Tapi pak supir yang berkumis tebal itu malah kebingungan. Pandangannya tak tenang melihat wanita gila yang masih mengetuk pintu kaca mobil dari luar.

"Ah, udah pak cepet jalan aja. Orang gila dia, ngeri kan?" ujar Jerome sambil pura-pura bergidik ngeri.

Namun pak supir malah gelagapan, "A-anu, i-itu udah duluan, ba-barangnya,ㅡ"

Detik kemudian, Jerome kaget bukan main. Bahkan ponsel yang baru digenggamnya hampir saja jatuh. Wanita gila itu masuk ke dalam taxi dan duduk di sebelah Jerome secara mengejutkan.

"Lo apa-apaan?" pekik Jerome. "Beneran gila lo ya? Keluar sekarang!"

"Lo yang harusnya keluar dari taxi ini sekarang juga! Ini taxi gue!" jawab si wanita cantik itu tanpa rasa takut.

Jerome terdiam sesaat. Bukan apa-apa, ia hanya heran dengan wanita di sampingnya itu. Biasanya, semua wanita akan bertekuk lutut pada Jerome hanya karena melihat paras tampannya itu,ㅡ apalagi jika mereka tahu tentang nama besar Hadinata. Dan biasanya, para wanita yang pernah ia temui akan selalu memperlakukannya dengan baik dan melakukan apapun untuknya.

Tapi wanita ini? Wanita di sampingnya sekarang ini malah berani teriak-teriak di depan mukanya. Bahkan dia tidak mau membiarkan Jerome menang atas taxi ini.

Apa dia buta? Matanya bermasalah? Atau dia penyuka sesama jenis hingga tidak tertarik pada paras tampan Jerome?

Jerome masih terdiam, tapi otaknya berpikir keras kenapa ada wanita sekurang ajar ini padanya. 

"ㅡbarang gue udah di bagasi taxi ini lebih dulu sebelum lo nemuin taxi ini,ㅡ"

Tunggu, Jerome sepertinya tidak asing melihat wajah wanita yang sedang mengoceh padanya itu. Sepertinya ia pernah melihatnya. Tapi dimana? Oh, ataukah wajahnya pasaran? Atau hanya perasaan Jerome saja?

"ㅡjelas? Jadi gue berhak atas taxㅡ"

Mungkin wajahnya pasaran, Jerome yakin belum pernah menemui wanita segalak ini padanya. Lagipula, jika mereka pernah bertemu, tentu dia tahu Jerome itu siapa. Hadinata adalah nama yang besar, yang dapat membuat nyali orang yang mendengarnya menciut.

"ㅡeh tepung tapioka, lo denger gue gak sih??"

Jerome mengerjap, setelah pikirannya melanglang buana dan tidak memedulikan ocehan wanita di depannya itu.

"Denger. Dan gue mau taxi ini, lo silahkan keluar cari taxi lain." jawab Jerome dengan tetap mempertahankan diri, hingga membuat wanita itu naik pitam.

"Ma-maaf,ㅡ" Tiba-tiba sang supir yang sedaritadi bungkam kini ikut berbicara di tengah panasnya peperangan antara dua penumpang keras kepala itu.

"Karena berhubung kalian tidak ada yang mau turun, saya akan antar kalian bersamaan,ㅡ"

Jerome dan wanita itu langsung menyela secara bersamaan, "Gak bisa, pak!"

Perfect Strangers (✔)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن