Chapter 11

2.5K 272 58
                                    


Happy Reading
.
.
.
.
.
.

Hari ini hari minggu, Jungkook telah pulang dari rumah sakit dua hari yang lalu, kini ia kembali menatapi taman kecil dari kaca jendela di kamarnya dengan dagu yang di tumpuhkan pada salah satu tangannya,

Pikirannya melayang pada dua minggu yang lalu saat wanita yang mengaku ibunya datang menemuinya, setelah wanita itu datang kilasan-kilasan kejadian asing terus menerus berkeliaran di dalam kepala Jungkook,

Bukan hanya itu, ia sering merasakan sesak pada
dadanya entah itu karena penyakitnya atau karena hal lain yang tidak di ketahuinya,

Seperti sekarang, kini Jungkook mencengkram kepala dengan kedua tangannya saat rentetan kejadian yang tidak ia kenali hadir kembali, terus berputar membuat kepalanya terasa sakit,

"Assh" Jungkook meringis kala di rasa dadanya mulai terasa sesak, dengan langkah tertatih ia berjalan menuju nakas sebelah ranjangnya, membuka laci bagian atas dan mengacak-acak isinya,

Tangannya meraih botol putih kecil yang terselip di antara tumpukan foto-foto polaroid miliknya yang tercecer di laci nakas.

Dengan tangan bergetar ia mengambil dua buah pil dari dalamnya dan langsung menelannya tanpa bantuan air, dengan perlahan ia kembali menyembunyikan botol itu di pojok lacinya dan menutupinya dengan foto polaroid.

Jungkook dengan perlahan mengusap peluh di dahinya sebelum membawa tubunya berbaring di atas ranjangnya,

Mencengkram dan Meringis sesaat saat di rasa dadanya semakin sesak, dengan perlahan mata bulat miliknya terpejam dengan deru nafas yang mulai teratur walaupun sesekali terdapat kerutan di dahinya.

Jungkook tertidur saat Jam digital miliknya menunjukkan angka 02:21 PM.

Detik telah berganti menit, menit telah berganti Jam Jungkook masih tertidur dengan pulas, hanya hening di kamar Jungkook sekarang, sampai suara pintu terbuka mengisi keheningan ruang kamar Jungkook dengan derapan langkah kaki.

Ceklek!

Pintu karmarnya terbuka menampilkan Jimin yang membawa sebuah kotak ah bukan, lebih tepatnya sebuah sangkar berbentuk persegi yang berisi seekor anjing kecil berwarna putih,

Niat hati ingin memberikan sang adik kejutan, namun sayang yang ia dapati sekarang adalah wajah lelap sang adik yang menggemaskan,

Jimin melangkah mendekat ke arah ranjang Jungkook setelah meletakkan kotak anjing di sebelah Jendela kamar Jungkook,

"Aigoo, apakah suhunya terlalu panas? sampai keringatmu keluar banyak?" Monolognya sembari mengusap lelehan keringat di kening serta leher Jungkook dengan lengan bajunya,

Setelahnya ia mengambil remot AC di atas nakas dan menaikkan suhunya agar sang adik tidak merasa kepanasan.

"Hei baby, hyung bawa sesuatu untukmu, kau tidak mau bangun?" Jimin berbisik di telinga kanan Jungkook,

Hening, tidak ada jawaban,

Jimin mengerutkan dahinya heran, pasalnya Jungkook akan bangun jika ada yang mengusiknya meskipun itu hanya sebuat bisikan atau sentuhan pada tubuhnya,

"Kookie?" Jimin mencoba mengguncang pelan bahu Jungkook,

"Eumm" Jungkook melenguh pelan, sedikit menggeliat dan kembali tenang dengan mulut yang sedikit terbuka menyembulkan sedikit dua gigi besar milik adiknya,

Demi apapun adiknya ini sangat menggemaskan, rasanya Jimin ingin mencubiti kedua pipi tembam Jungkook dan memeluk erat tubuhnya setiap saat.

Untung Jungkook manusia yang bisa protes, Jika Jungkook boneka mungkin saat ini sudah hancur diremas-remas oleh Jimin,

FREEDOMWhere stories live. Discover now