Chapter 12

2.4K 227 10
                                    


Happy Reading
.
.
.
.
.
.

Dentingan sendok menyambut pagi hari di kediaman keluarga Park, sesekali candaan di lontarkan oleh si sulung membuat kedua adiknya tertawa terbahak-bahak karena leluconnya, asal kalian tau mereka tertawa bukan karena lucu, akan tertapi lelucon sang kakak sangat garing menurutunya,

"Sudah-sudah, kalian habis kan dulu sarapannya, dan kau kookie setelah ini harus meminum obatmu"perintah Yoongi yang diangguki Jimin

"Tidak mau" Jawab Jungkook menunduk sambil memainkan makanannya

"Tidak mau?" Ulang Yoongi menatap sang adik

"Heem" Jungkook menganggukkan kepalanya dengan tempo pelan.

"Kenapa?" Tanya Yoongi

"Bolehkah aku tidak meminum obat kali ini hyung?" Jungkook menatap kakaknya dengan tatapan penuh harap,

Jimin menghentikan gerakan menyuap makanannya saat mendengar perkataan sang adik,

"Kookie" lirihnya, ia yang berada disebelahnya dengan sigap memeluk anak itu saat menyadari mata anak itu telah berkaca-kaca menahan tangisnya

Sedangkan Yoongi menatap sendu sang adik tanpa bisa menjawab pertanyaan yang baru saja dilontarkan adiknya,

"Kenapa hem?" Tanya Jimin sembari mengusap pelan bahu sang adik,

"Hyung, jika ku bilang bahwa aku muak dengan obat itu apakah hyung akan membiarkanku tidak meminumnya lagi?" Tangan Jungkook meremas kuat ujung baju yang di kenakannya,

"Kookie, kau tau kan, jika obat itu penopang hidupmu? Hyung tidak ingin kookie kesakitan tiap kali melupakan obat itu saeng" Jungkook mendongak ke arah Yoongi,

"Tapi hyung, aku juga ingin hidup normal, aku tidak ingin hidupku terus bertumpu pada obat itu, aku ingin bisa jalan-jalan dengan santai, menikmati hangatnya matahari terbenam di tepi pantai, membuat boneka salju di depan rumah, berlarian menikmati tetes demi tetes air hujan, aku ingin itu hyung," Jungkook dengan lelehan air matanya melepas semua yang terpendam di dalam hati kecilnya,

Bibirnya bawahnya di gigit untuk mengurangi isakan yang keluar dari belah bibirnya,

Sejujurnya Jungkook iri dengan anak seusianya yang bisa dengan bebas melakukan apapun tanpa ada sesuatu yang perlu di khawatirkan,

Jungkook ingin bebas, tidak hanya berdiam diri di dalam sudut kamar atau pun menatapi bunga bermekaran di taman belakang rumahnya dari balkon kamarnya, Jungkook ingin melakukan sesuatu yang ia suka tanpa mengkhawatirkan apapun,

"Hyung, apa aku memang di lahirkan bukan untuk menikmati indahnya dunia?" Lanjutnya

Jimin terisak mendekap tubuh Jungkook dengan erat, sedangkan Yoongi memilih bungkam tidak menyahuti apa yang Jungkook lontarkan, kata-kata Jungkook terlalu menyakitkan baginya.

"Apa aku, selamanya akan terus menyusahkan hyung?"

"Tidak kookie, tidak hiks" Jimin semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Jungkook,

"Hyung, aku juga ingin punya banyak teman seperti Jimin hyung, aku sangat ingin menikmati waktu bersama teman-temanku, aku juga ingin bisa sekolah normal bukan Homescolling lagi, aku ingin bercanda bersama, di hukum bersama, mengerjakan tugas bersama, apa aku benar-benar tidak bisa merasakannya hyung?"

Jungkook mengusap kasar lelehan air matanya,

"Maafkan aku hyung, aku meminta hal yang bahkan tidak mungkin terwujud" Jungkook terkekeh miris akan hidupnya,

FREEDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang