Menikam

8.5K 299 12
                                    

Jangan lupa Vote tanda Bintang di ujung kiri bawah Good Readers :)

****
<<

"Kapan kau bisa mengikat tali sepatumu dengan benar Jinna?!"

Teriakan itu semakin membuat Jinna kesulitan mengikat tali sepatunya
"Iya Ibu, aku sedang berusaha" jawabannya panik. Namun Alih-alih terikat dengan benar, ikatan itu malah semakin amburadul

"Cepat berdiri, biar Ibu bantu" perintah sang ibu kepada putri kesayangannya yang sudah terlambat pergi kesekolah

Tanpa membantah lagi Jinna segera bangkit berdiri dan menundukkan sedikit kepalanya untuk melihat bagaimana sang ibu mengingat tali sepatunya

"Sudah selesai, cepatlah! dia sudah menunggu terlalu lama" perintah sang ibu sembari mencium dahi Jinna dengan lembut

Tiinn...tinn...tinn
Suara klekson mobil sudah terdengar sejak tadi, yang menandakan bahwa orang yang berada di dalamnya sudah bosan menunggu

"Ibu aku pergi,,,"
Secepat kilat Jinna berlari dan tak lupa ia melambaikan tanggannya kepada wanita yang sangat ia kasihi itu. Suster Klara, yang dipanggil Jinna dengan sebutan Ibu, adalah wanita yang telah menemukan bayi Jinna di depan pintu Gereja sembilan belas tahun yang lalu

Bayi Jinna yang diperkirakan baru lahir selama 3 hari, telah dibuang oleh orang tua kandungnya. Tidak ada peninggalan apapun ditubuh bayi itu, hanya sebuah selimut putih yang membungkusnya. Bayi itu kedinginan dan menangis, lalu dengan rasa iba suster Klara mengangkat bayi mungil itu dalam pelukannya untuk memberikan kehangatan padanya. Sejak saat itu suster Klara memutuskan untuk merawat bayi itu dan memberinya nama Jinna. Jinna dibesarkan di panti asuhan yang ada di sebelah Gereja. Suster Klara memperlakukan Jinna layaknya putri kandungnya sendiri

Suster Klara sendiri adalah salah satu suster yang mengurus anak-anak yang kurang beruntung yang tidak memiliki orang tua di panti asuhan bernama panti asuhan Asa.

****
<<

"Maaf aku terlambat,," ucap Jinna gugup seraya membuka pintu mobil sebelah kemudi. Ia memberanikan diri menoleh ke kursi belakang untuk melihat seseorang yang duduk di sana

"Turunkan matamu"

Suara dingin itu membuat Jinna semakin gugup dan juga ketakutan

"Jika kau hanya bisa membuatku menunggu, lebih baik kau pergi ke sekolah sendiri! kau bahkan tidak punya rasa malu membuat orang yang memberimu tumpangan menunggumu!" ucap Chan kesal, lalu segera membuang wajahnya ke arah lain

"Maafkan aku Cha_"

"Diam! cepat masuk! atau kau akan ku tinggal!" gertak Chan muak

Jinna semakin ketakutan mendengar teriakan-teriakan Chan terhadapnya

"Paman, barangkatlah"
Perintah Chan pada supirnya yang langsung dijawab dengan sebuah anggukan

Sepanjang perjalanan Jinna hanya menunduk seraya meremas-remas kedua tangannya. Begitu juga dengan Chan yang lebih memilih melihat keluar jendela, seakan pemandangan diluar lebih menarik dibanding gadis yang duduk di depannya

****
<<

Alians Baba School

"Hei! apa yang kau lamunkan?!"

Tepukan yang mendarat di lengan kecil Jinna membuyarkan semua lamunannya

"Chan,,"
Guman Jinna pelan sembari menatap wajah gadis yang menepuk pundaknya

"Chan? kenapa lagi dengan dia?"
Tanya Sena antusias sembari mendudukkan bokongnya di bangku yang berada tepat di depan Jinna
"Heii! ada apa dengan Chan?"
Tanya Sena lagi seraya mengerakkan tangan Jinna yang tergletak di atas meja, karena sipemilik tangan itu terlihat masih melanjutkan lamunannya

CARTER • BangChanOnde as histórias ganham vida. Descobre agora