11; satu hal penting

3.3K 795 163
                                    

sudah 3 hari berlalu sejak kematian jungmo yang membuat mereka lebih terpuruk.

tetapi dalam 3 hari ini tak ada lagi korban jiwa. mereka pikir mungkin perbuatan pelaku sudah sampai disini saja. hanya mengincar hyunbin, byungchan dan jungmo ditambah bu irene yang meninggal secara misterius.

kalaupun iya, kenapa pelaku hanya membunuh mereka? apa motifnya dan siapa pelakunya?

pikiran-pikiran itu hanya membuat yunseong, minkyu, yohan dan  donghyun ㅡyang sedang bermain di rumah yunseong malam iniㅡ pusing.

"setidaknya 3 hari ini gue ga liat mayat lagi," kata yohan yang dijawab anggukan.

minkyu membuka kacang garuda lalu memasukannya dalam mulut, "tapi aneh ga sih?"

"aneh kenapa?" bingung donghyun.

"ya masa tiba-tiba berhenti gini? ga kerasa aneh?"

"kerasa sih," celetuk yunseong.

"kalau pelaku itu hanya punya masalah sama byungchan, hyunbin dan jungmo ngapain ribet-ribet ngelihatin kita?"

"berarti ada sesuatu yang ngebuat dia berhenti?"

minkyu mengangguk menyetujui perkataan donghyun.

"mungkin aja pelakunya itu sengaja berhenti sesuai rencana dia." ujar minkyu.

"gue juga mikir gitu, kyu. tapi apa rencananya?"

perkataan yunseong membuat mereka kembali berpikir sejenak.

"mungkin aja dia nunggu waktu yang tepat buat bunuh korban selanjutnya?" tanya seseorang dibelakang minkyu.

sontak minkyu mengelus dadanya kaget, "anjir wonjin lo ngapain disini? "

wonjin hanya mengangkat kedua bahunya dan menunjukan plastik yang berisi camilan di tangannya.

"iseng aja. liat status donghyun pada disini yauda gue main habis latihan voli."

donghyun menepuk tempat disebelahnya, "sini duduk, jin."

wonjin mengangguk dan mengambil duduk disebelah donghyun. ia membuka plastik camilannya dan menaruhnya di tengah mereka.

"ga bawa cilor?" tanya yohan.

"engga, kan lo ga nitip?"

"ya kan gue aja gatau lo mau kesini anjir," ujar yohan.

wonjin hanya acuh lalu melanjutkan kegiatannya yaitu memakan ciki komo.

"eh tadi lo bilang apa pas dateng?" tanya minkyu.

wonjin menghentikan kegiatannya sebentar, "gue bilang mungkin di rencananya dia nulis waktu-waktu tertentu untuk ngebunuh mereka. dan mungkin sekarang masih belum waktunya."

"bisa jadi bisa jadi," yunseong mengangguk.

"gue mikir sesuatu. tapi rasanya ga mungkin juga," ragu wonjin sambil menatap temannya satu persatu.

"lo ceritain aja coba, siapa tau ngebantu."

wonjin mengambil sesuatu di dalam tas kecilnya. sebuah kertas. ia menaruh kertas itu di tengah mereka.

minkyu menaikkan sebelah alisnya bingung, "kertas?"

"liat tulisannya coba,"

mereka menurut lalu membaca kertas itu secara menyeluruh.

"ini kan list barang-barang yang dikasih bu irene buat tugas kita?" bingung yunseong.

"lebih teliti lagi coba," ucap wonjin.

"bentar bentar," donghyun memperhatikan kertas itu saksama, "HAH?"

"tau kan, hyun?" donghyun mengangguk.

yunseong yang sudah mengetahuinya pun ikut kaget, "GILA. BERARTI BU IRENE UDAH NGASIH KITA SECARA GA LANGSUNG URUTAN PEMBUNUHANNYA?"

"ha ngomong apa pada lo?" hanya yohan dan minkyu yang masih cengo.

donghyun menunjuk-nunjuk kertas tersebut, "lo liat urutannya. sianida, racun sama kaca. itu urutan kematian mereka juga kan? dan mereka terbunuh karena barang itu juga."

"IYA ANJIR BENER JUGA!!" saking kagetnya yohan sampai berdiri.

"barang selanjutnya senter?"

"siapa yang ada hubungannya dengan senter?" bingung wonjin.

"bang seungyoun kali." sahut yohan.

"ha kenapa dia?"

"dia kan suka debus pake lampu senter. semua senter dia jadiin cemilan." canda yohan yang malah terlihat garing. banget.

"mapala..." ucap yunseong, "mapala pasti selalu pake senter kan?"

"mapala?"

"iya mapala."






























"bentar. diantara kita semua yang ikut mapala cuma sihun kan?"































mereka semua menegang setelah tau siapa korban selanjutnya.

"TELPON SIHUN SEKARANG JUGA!!" titah yohan terburu-buru.

donghyun mengambil ponselnya dan segera menelpon sihun, "nomornya ga aktif..."

"ANJIR! AYO SEMUA KE RUMAH SIHUN," yohan segera menyambar kunci mobilnya di atas meja.

mereka semua mengangguk dan beranjak dari tempat mereka duduk. tapi sebelum membuka pintu, ponsel donghyun berbunyi.

"junho nelpon? tumben?" bingung donghyun sembari mengangkat panggilan tersebut.

tak berselang lama, donghyun malah menjatuhkan ponselnya. sontak mereka kaget melihat donghyun yang gemetar.

"sihun..."

"sihun kenapa!?"










































"sihun ditemuin meninggal di toilet kampus deket ruangan mapala. kita terlambat nyelametin dia..."

nemu pelakunya?

hint : dia orang yang kalian tidak sadari.

evidence | produce x 101Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon