Cinta Subuh Part 5

8.5K 328 13
                                    

Bismillah, Cinta Subuh sudah terbit dalam bentuk Novel cetak. Jujur, salah satu tujuan saya menulis di Wattpad adalah menjangkau sebanyak-banyaknya calon pembaca, untuk promosi novel saya. Tapi akan saya coba untuk terus menulis di sini, meski mungkin tidak lengkap dan tidak sesempurna di novelnya.

 Semoga sahabat berkenan membeli dan membacanya, serta mengambil nilai positif untuk diimplementasikan dalam keseharian. 

Selamat menikmati kisah cinta Angga dan Ratih ^^

                                                                                              ********

ANGGA

Sebagai mahasiswa salah satu jurusan dengan peminat paling sedikit di kampus ini, Sastra Jawa, aku memiliki ketakutan yang tidak dimiliki mahasiswa dengan jurusan yang lebih umum. Takut dengan kehidupan setelah kelulusan.

Penyebab ketakutan kami tentu saja society alias masyarakat tercinta. Begini, kami, mahasiswa Sastra Jawa seringkali mendapat pertanyaan, pernyataan, dan tudingan tidak berdasar. Pertanyaan sejenis : "kalau Sastra Jawa kerjanya apa? Jadi dalang wayang kulit-kah?" Sebagian besar penanya adalah orang-orang kepo tidak terdidik yang minta dipentung pakai gada Rujapala! Tentu saja sebagian kecil adalah orang-orang terkasih dan tersayang yang bertanya karena memang memiliki rasa ingin tahu dalam kepedulian mereka terhadap kami, mahasiswa Sastra Jawa. Dan untuk mereka, aku akan menjawab, "normalnya beberapa alumni mengambil jalur untuk menjadi dosen, pengajar, peneliti, atau pelaku seni. Tapi buat saya sendiri, ilmu itu bukan alat untuk mempermudah mendapatkan pekerjaan. Ilmu itu kaitannya dengan pengembangan diri, insya Allah, jurusan yang saya ambil ini menjadi jalan pengembangan diri terbaik demi mencapat masa depan gemilang," dan biasanya setelah mejawab seperti itu, aku sendiri merasakan kegelapan pekat dalam hati. Meragukan ucapan yang keluar dari mulut sendiri. Kenapa? Karena sesungguhnya sejak awal aku kuliah dan mengambil jurusan ini hanya demi cinta, ya, akulah Angga si budak cinta, yang kemudian dihempaskan ke bumi oleh dewi yang kukejar ke khayangan bernama kampus ini.

'Ah Mira, betapa keji dirimu!' Aku mengutuk dalam hati.

Untungnya takdir Tuhan tidak sekejam Mira. Dia dan segala keagunganNya menuliskan takdir bahwa: di bumi ada bidadari lain dalam wujud manusia, yang wajahnya membuat Natalie Portman terlihat seperti nenek-nenek 70 tahunan, suaranya merdu dan mampu membuat Isyana Saraswati dan Raisha malu untuk melanjutkan konser keliling indonesia. Nama bidadari itu Ratih. Dan di genggamanku sekarang ada sebuah alat untuk membuka jalan komunikasi, yang kalau lancar, maka bidadari itu akan menjadi Nyonya Rizky Anangga Wijayanu! HUAHAHAHAHA.

Aku masih membayangkan wajah Ratih. kubuat otakku bekerja keras memasukkan "dokumen" tentang Mira ke tempat pembuangan sampah di pojokan hati, kemudian memasukkan "foto-foto" Ratih dalam ingatan ke tempat istimewa di tengah hati. Ini salah satu efek samping pacaran, kita terpaksa punya kenangan yang harus dibuang kalau kemudian Tuhan tidak setuju mengikat jodoh sampai pelaminan. Belum lagi kalau kita nggak cukup kuat, maka kita harus membuang barang pemberian mantan, dan segala barang yang menyimpan kenangan indah dengan mantan Mira...ARGGHIII MIRA!!! Kekesalanku memuncak kembali mengingat perempuan satu itu. wajar, sih. Kami baru putus.

"BRAK" pintu kamar kostku terbuka, membuyarkan khayal tentang Siluman Ular Mira yang picik tapi masih agak jelita, masuk pria tegap sawo matang yang kukenal sejak duduk di bangku SMA.

"Boi, lo katanya putus?" tanya Ghani, sahabat sejati yang mengikuti budak cinta ini masuk ke sastra jawa.

"Eh, iya, kan tadi udah gue WA?" Aku memang mengirim pesan singkat waktu masih galau di taman kampus, mau curhat rencananya.

"Biasanya kalo putus mukalu asem total, kok ini ada manis-manisnya?" candanya.

Aku tersenyum, dalam hati menjawab, 'iyalah, udah dapet pengganti!'

Cinta SubuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang