9

1.5K 224 36
                                    

Sudah 2 hari sejak insiden menyatakan perasaan itu terjadi, Beomgyu tidak kunjung menjawab pernyataan dari Taehyun. Taehyun sendiri tidak masalah sih sebenarnya, toh ia juga tahu kalau Beomgyu juga menyukainya, jadi ya biarkan saja. Sudah mengetahui kalau Beomgyu punya perasaan yang sama sepertinya pun Taehyun sudah merasa senang.

"Taehyun-ah, mau sarapan apa?" Tanya Beomgyu basa-basi.

"Ah itu terserah kau sajㅡ"

Ucapan Taehyun terpotong dengan nada dering ponsel Taehyun yang berbunyi.

Taehyun menggeser tombol hijau pada layar ponselnya,

"Yeoboseo?"

"Taehyun ini aku, Geungsi. Cepat kemari, kau dibutuhkan. Ada penerbangan sejam lagi!"

"Ah, sekarang?"

"Iya sekarang. Cepatlah, aish!"

"Yang benar saja?! Kenapa dadakan sekali. Lagipula jadwalku kan sedang libur!"

"Nanti saja marah-marahnya. Sekarang kau cepatlah bersiap dan kemari. Ini darurat."

"Kauㅡ"

Bip.

Telepon dimatikan secara sepihak.

"Sialan, Geungsi ini pagi-pagi sudah membuatku kesal" keluh Taehyun memijat tulang hidungnya frustasi.

Beomgyu sedikit cemas, 'kenapa ya Taehyun tiba-tiba seperti ini,' Batinnya.

"Ada apa, Taehyun?"

"Aku ada jadwal penerbangan hari ini." Ucapnya singkat. Beomgyu melotot kaget, "apa? Yang benar?"

"Ya, penerbangannya satu jam lagi" hela Taehyun, "sudah ya, Gyu. Aku bersiap dulu."

Tanpa menunggu jawaban Beomgyu, Taehyun langsung saja melesat pergi ke kamarnya secepat mungkin, memakai seragam pilotnya lalu bergegas untuk segera berangkat ke Bandara meninggalkan Beomgyu yang duduk terdiam di meja makan, entah mengapa. Perasaan Beomgyu menjadi tidak enak sekali.

"Beomgyu aku berangkat ya, tolong beri tahu pada Mama kalau aku ada jadwal penerbangan mendadak," ucapnya dengan tergesa.

"Tapi Taehyun, kau.. tidak ingin sarapan dulu, 'kah?" Lirihnya

"Tidak ada waktu, Gyu."

"Sudah ya, aku berangkat sekarang. Kau.. baik-baik disini." lirih Taehyun.

Beomgyu menundukan kepalanya sedih, Taehyun juga sama halnya. Sebenarnya, ia juga tidak mau seperti ini. Padahal ini masih jadwalnya untuk istirahat. Tapi ya namanya juga Taehyun, tidak mungkin sekali rasanya kalau ia menolak panggilan tugas. Apalagi katanya tugas ini darurat.

"H-hiks.." terdengar isakan dari Beomgyu. Taehyun terkejut, "Hei? Kenapa menangis, sayang?"

"T-tidak! Aku tidak menangis!"

"Lah?"

"Aku kelilipan, Taehyun!" Elaknya.

"Ah kekasihku ini kelilipan, ya, hm? Coba kemari ku tiup."

"Apasih, tidak mau"

Beomgyu menjaga jarak dari Taehyun. Namun alih-alih menjauh, Taehyun malah menangkup kedua pipinya, mendekatkan wajahnya pada wajah Beomgyu. Beomgyu spontan terpejam dan itu terlihat menggemaskan bagi Taehyun.

Tidak ingin menghabiskan waktu lebih lama karena mengingat jadwal keberangkatan yang hanya tersisa setengah jam lagi, Taehyun langsung menciumi seluruh wajah Beomgyu. Karena gemas, tentu.

Mulai dari kening, mata kanan dan kiri, pipi sebalah kanan dan kiri, pucuk hidung, hingga terakhir di bibir. Sialnya, saat Beomgyu ingin melepaskan ciuman pada bibirnya Taehyun dengan seenak jidatnya malah menahan tengkuk Beomgyu, melumat bibirnya perlahan, hingga lama kelamaan menjadi lumatan yang cukup panas.

Beomgyu sendiri entah kenapa malah diam saja dan tidak menolah sedikitpun. Padahal, normalnya ia melepaskan diri dan bahkan memberontak pada Taehyunkan? Tapi... ah, sudahlah biarkan saja.

Setelah tautan mereka terlepas, Taehyun mengelus pipi Beomgyu lembut, tersenyum ke arahnya dan memeluknya sebentar.

"Aku berangkat, ya? Jangan sedih.."

"Humm," gumam si manis.

"Baiklah, kurasa taksi pesananku sudah datang. Sampai nanti ya, sayang? Jangan lupa untuk memberi tahu Mama!"

"Aku mencintaimu, Choi."

Cup

Taehyun mencium pipi Beomgyu sekilas, lalu pergi. Perlahan, punggung Taehyun menghilang siring berjalannya waktu, Beomgyu tertunduk lemas. Entah kenapa rasanya sesak sekali, padahal Taehyun juga tidak akan lama-lama pergi.

• • •


"Mama pulang," teriak Eomma Kang yang baru pulang dari acara perkumpulan Mama Gaul katanya.

"Eh? Calon mantu, kenapa diam disitu?"

Beomgyu diam.

"Calon menantu?" Panggil Mama Kang memastikan.

Saat Mama Kang mendekat, Beomgyu tersadar dari lamunannya. Lalu tanpa aba-aba Beomgyu langsung menubruk tubuh rentan itu, dipeluknya erat tubuh Mama dari kekasihnya ini. Beomgyu juga menangis di pundak Mama Kang.

"Hiks.. h-hiks" isaknya terdengar pilu. "Ada apa, kenapa kau menangis?" Tanya Mama Kang lembut sembari mengelus punggung Beomgyu, menenangkan.

"Taehyun, Ma.. Taehyun bertugas.." lirihnya. Mama Kang tersenyum memaklumi.

"Sudahlah, tidak usah sedih seperti itu.. maklumi saja ya, Taehyun memang seperti itu orangnya. Tidak bisa menolak tugas, kau.. harus bisa memakluminya," terang Mama Kang lembut. Beomgyu terdiam, tidak berniat untuk menjawab.

"Oh ya, Mama harap, kau tidak lama-lama larut dalam kesedihan. Lagian, Taehyun juga nanti pulang kok." Ucap Eomma Kang

"Baiklah, Mama.." lirihnya.

"Humm.. daripada bersedih seperti itu, bagaimana kalau kita membuat kue kering saja? Kau mau, 'kan? Lumayan loh untuk mengisi toples!" ajak Mama Kang.

"Ah membuat kue kering ya, um.. baiklah, Ayo Ma, ayo kita membuatnya!" ucap Beomgyu semangat dan melupakan kesedihannya.

"Ayo!"













Tbc!

-----
Segitu dulu ya dari aku. Maaf kalau Chapter ini pendek gak kaya chapter lainnya.

.

Semoga kalian suka ya temen-temen, jangan lupa vote dan komennya. Sampai jumpa di chapter selanjutnya!

Ikatan┊taegyu.  [PROSES ROMBAK!]Where stories live. Discover now