Chapter Two

23 0 1
                                    

Sekelebat kenangan bermunculan dan memenuhi kepala Adora

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sekelebat kenangan bermunculan dan memenuhi kepala Adora. Jantungnya berdegup kencang dan suaranya mengisi seluruh ruangan. Adora kembali menatap surat itu, warnanya, bentuknya, fisiknya, simbol yang tertera, semuanya terlihat begitu persis dengan ingatan yang ia miliki. Adora mengumpat dalam hatinya. Begitu banyak pertanyaan muncul di kepalanya dan membuatnya panik sekaligus ketakutan. Jika ini suatu lelucon yang di buat oleh orang iseng, lelucon ini sudah keterlaluan dan Adora tidak akan segan-segan untuk melaporkannya, namun ia yakin orang-orang di Nightingale Street tidak mungkin melakukan hal tersebut padanya, setidaknya ia yakin hanya segelintir orang saja yang mengetahui kejadian hari itu, para petinggi Morningtonn juga pasti cukup bijak dalam bertindak, ini juga tidak mungkin tindakan Jeju karena perempuan itu bersama Adora sore tadi. Namun, jika surat itu benar dari Night Fair Street dan jika legenda konyol itu benar adanya, maka apa yang akan terjadi selanjutnya? siapa yang mengirimnya, dan apakah ia akan berakhir seperti kakaknya? Adora bertumpu pada sisi tembok rumahnya, ia berusaha untuk menenangkan pikirannya agar berpikir dengan jernih. Sesekali matanya mengintip surat itu. Ia juga mencoba untuk tenang dan mendengar dalam keheningan, khawatir apabila ada orang asing yang masuk ke dalam rumahnya. Adora mencoba berdiri tegak, menyalakan lampu ruangan dan tanpa menyentuh surat keparat itu, ia mulai melangkah dan mengecek setiap ruangan.

Nihil.

Tidak ada siapa pun di dalam rumahnya dan tidak ada tanda-tanda bahwa ada seseorang yang sempat menginjakan kaki sebelum Adora tiba. Ketika ia mulai sedikit tenang, Adora mulai melangkah mendekati surat itu kembali dan memberanikan diri untuk mengambil surat yang masih tergeletak di lantai rumahnya. Ketika kulit-kulit jemarinya menyentuh tekstur surat itu, perasaan-perasaan asing menghujani Adora, seperti ia telah terikat oleh sebuah perjanjian rahasia yang menyangkut hidup dan mati. Tekstur surat itu misterius, seperti berasal dari tumbuhan yang terlahir dari kedalaman laut. Campuran warna emas, biru malam dan ungu tua bagaikan menyihir surat itu seakan-akan surat itu berasal dari dunia lain dan benda terkutuk itu tidak seharusnya berada di sini, di rumah Adora. Ia mengambil nafas dan mencoba untuk mengembalikan irama detak jantungnya kembali normal. Ia melihat tulisan dengan tinta yang berwarna perak gemerlap "Teruntuk Adora Windsfey". Tentunya simbol itu juga tertera, simbol kuda korsel di atas lilin segel yang berwarna biru tua. Ketika segala komponen yang selama ini hanya berada di ingatannya kini tertuang nyata di genggamannya, Adora akhirnya menyadarkan dirinya bahwa semua ini nyata dan surat itu bukanlah hasil ke-isengan belaka.

Dengan sigap, Adora menyambar jaket kulitnya yang berwarna coklat dan berbulu domba yang hangat, mengambil tasnya yang sempat ia pakai seharian, menaruh surat tersebut di dalam tasnya, kembali memakai sepatu dan bergegas keluar dari rumah. Udara dingin menyentuh pipi Adora, bintang-bintang imitasi semakin terang karena sudah memasuki waktu malam hari, namun orang-orang yang berkeliaran nampaknya masih belum puas juga dan masih bercengkrama di jalan-jalan. Angin behembus kencang mengacak-acak rambutnya, ia terhuyung-huyung berjalan menuju stasiun malam. Adora cukup menyesal bahwa ia hanya memakai satu lapis jaket. Namun ia melihat orang-orang disekelilingnya yang tidak begitu terganggu dengan cuaca malam itu, dan sepertinya memang hanya Adora yang merasakan udara yang dingin. Antrian tiket begitu panjang, suasanya stasiun begitu sesak dan segala hal yang membuat Adora jengkel, ia langsung menyalahkan surat keparat yang kini berada di dalam tasnya. Ia merasa bahwa surat itu pasti memiliki sihir yang kuat karena benda itu bukanlah dari dunia Adora, cepat atau lambat surat itu pasti akan melenyapkan Adora, entah bagaimana caranya, bisa jadi persis seperti apa yang di lakukannya terhadap kakaknya, Eric.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 29, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Night Fair StreetWhere stories live. Discover now