38 - Come and See Closer

29.2K 1.6K 141
                                    


⚠️‼️Tinggalkan Jejak‼️⚠️
⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️

Caramel menuruni anak tangga dan tepat di hadapannya terdapat Rayn yang memakai kemeja putih serta celana hitam yang membuat ia terlihat seperti seorang pengusaha sukses serta kaya raya. Bukan 'seperti' kata yang cocok untuk Rayn, tetapi memang terlihat sesuai fakta kehidupan Rayn.

"Wah, bocah, ternyata kau bisa secantik Liza Soberano. Ah tidak, Liza lebih cantik darimu."

"Pak Tua! Kau niat memuji tidak sih?!" Kesal Caramel dan berdiri di hadapan Rayn. "Oh, ya, pakaian ini apa tidak berlebihan, Pak Tua? Untuk seorang sekretaris bukankah ini berlebihan?" Tanya Caramel dan Rayn menggelengkan kepala.

"Kau sekretaris seorang Martin! Pakaian yang digunakan juga harus berbeda dari sekretaris pada umumnya." Jawab Rayn.

"Maksudku, pakaian seperti ini cocok untuk pergi ke sebuah pesta, bukan untuk pertemuan seperti ini."

"Menurutku, semua pertemuan adalah pesta." Rayn berjalan membelakangi Caramel, berjalan terlebih dahulu. Caramel memutar kedua matanya dan menganggap ucapan Rayn tadi tidak masuk akal.

•••

Los Angeles, USA
Millenov's Mansion

Millen memasuki rumah besar milik keluarganya. Seperti pada biasanya, rumahnya terlihat sepi hanya akan ada pelayan yang menyambut anggota keluarga yang memasuki rumah. Sepulangnya dari China tanpa Caramel tentunya, seharusnya ia kembali ke New York bukan Los Angeles. Tetapi karena kabar dari Ana sewaktu ia masih di China membuat kalau keputusan ia ke New York adalah salah.

Millen harus berjuang bukan putus asa. Ia harus kembali berperang dengan Victoria. Ia tidak ingin dianggap sebagai boneka yang selalu menuruni permintaan Victoria.

"Andrew, akhirnya kamu pulang. Kemarin Ibumu marah saat mengetahui hubungan kamu dengan perempuan yang pernah kamu bawa ke rumah." Ucap Paman yang selalu menjadi orang kepercayaan Victoria. Millen pernah menjelaskan tentang Paman ini. "Iya, Paman. Aku tau masalahnya, Ana yang memberitahu." Balas Millen.

"Saat ini, Ibumu sedang ada di kamarnya. Lebih baik kamu berbicara dengan Ibumu."

"Iya, Paman. Aku juga akan melakukannya." Setelah perbincangan kecil itu, Millen menuju kamar Victoria dengan mempersiapkan telinga serta hati. "For Caramel." Ucap Millen dalam hati.

Millen memasuki kamar Victoria. "Mom?"

"Andrew!! Dimana Scarlett?" Tanya Victoria. Millen menggeleng. Tidak ada waktu untuk berbohong, bukan? Tidak ada gunanya juga berhohong di hadapan Victoria. "Kau ingat jalang itu tetapi calon tunanganmu kau lupakan?!" Celetuk Victoria dengan tatapan tajam.

"Dia bukan jalang, dia punya nama!"

"Kalau bukan jalang, apa lagi? Sudah tahu betul kau memiliki tunangan tetapi perempuan semacam dia masih saja mendekatimu!"

"Ini bukan salah dia. Aku yang mendekatinya lebih dulu, Mom."

"Beginilah kalau anak seperti kita jatuh cinta kepada wanita yang salah. Coba kau lihat adikmu, Ana. Lihat apa yang lelaki brengsek itu lakukan!" Victoria meninggikan suaranya. "Coba kau lihat, Andrew! Karena cinta, kalian tidak tau disekitar kalian!" Tambah Victoria.

Millen terdiam dan memikirkan masalah Adriana. Adiknya tidak pernah memberitahu kalau ia sedang bermasalah dengan Ferdinand. Apa yang lelaki itu lakukan? Lihat saja jika Ferdinand membuat Adriana menangis, Millen tidak akan diam.

"Ibu akan mempercepat jadwal pertunangan dan pernikahanmu dengan Scarlett." Kata Victoria sembari melipat kedua tangan. Millen masih memikirkan masalah Adriana.

He Wants Me [ #1 MILLENOV ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang