Bagian 02. Boom

304 8 3
                                    

"pagi may, baru sampe?" Sapa Lana.

"Oh.. pagi, iya nih baru sampe".

"Kenapa?" Tanya Lana.

"Apanya?" Tanya may bingung.

"Kenapa kok bete gitu mukanya?"

"Oh itu jalanan pagi-pagi bikin kesel aja" jawab may masih dengan muka sedikit bete.

"Emang pagi ini jalanan apain kamu?" Tanya Lana kali ini dengan nada jahil dan senyum meledek di wajahnya.

"Heh? Itu Hampir nabrak tadi, untung mobil yang di depan aku banting stir ke kiri jadi sempet ngerem deh" jelas may bercerita.

"Tapi enggak papa kan? Ada yang luka?" Tanya Lana memastikan.

"Enggak sih, cuma jantung dag-dig-dug kenceng banget kaya orang pengen kawin" balas may dengan nada gurauan.

"Pengen kawin banget may?" Kata Lana dengan nada dan ekspresi muka jahilnya yang kembali muncul setelah mendengar perkataan may.

May hanya membalas cengiran jahil untuk merespon perkataan Lana, batin may siapa yang enggak mau kawin udah kebelet ini. Masalahnya belum ada yang mau kawinin may ehh nikahin maksudnya.

"Kamu udah sarapan?" Tanya Lana kembali, kali ini mereka berbincang sambil berjalan ke arah lift.

"Belum, boro-boro sarapan. Orang nyisir sama make up aja belum saking telatnya".

"Tapi mandi enggak lupa kan?". Kata Lana dengan mengeluarkan senyum jahilnya kembali. Ia memperhatikan dandanan wanita yang ada dihadapannya itu, rambut masih tergulung menjadi satu sedikit acak-acakan namun terkesan seksi karena memperlihatkan leher jenjangnya yang putih. Dengan muka tanpa riasan alias cantik natural dan juga blus putih dan rok span abu-abunya yang terlihat pas di tubuh wanita itu.
Serta tidak ketinggalan tas dan high Hells hitam ala wanita karirnya yang menambah kesan umm cantik??.

"He? Ya enggak dong. Wangi nih, tuh tuh wangi. Udah mandi kok, emang keliatan kaya belum mandi ya? Berantakan banget?". Kata may berentet sambil mencium area sekitar bahu dan ketiaknya, apakah bau atau tidak. Gengsi bok dikata enggak mandi sama mantan gebetan diperhatiin dari atas sampe bawah lagi, haduh.

Melihat may yang terlihat panik dengan mencoba merapikan dandanannya dan membaui tubuhnya karena takut bau, membuat Lana tidak kuat untuk melepaskan tawa yang ditahannya.

"Lucu banget sih, gitu aja panik. Masih cantik kok". Kata Lana.

"Hah?". Hanya itu yang dapat may respon dari perkataan lana.

"Masih cantik kok enggak pake make up juga , enggak bau juga kok kamu wangi. Wangi harum bayi malah, aku suka enak kok". Kata Lana menjelaskan.

"I-iya, aku emang pake minyak telon baby makannya bau bayi". Kata may sedikit gugup, gemana enggak gugup dua kali loh si Lana bilang dia cantik. Masya Allah emak, may pengen guling-guling rasanya. Ini kalo enggak inget dia laki orang udah may terjang nih. Kenapa cobaan orang ganteng di sampingnya ini hadir baru sekarang ya Allah. Ini beneran cobaan, cobaan untuk hatimu may.

"Belum sarapankan tadi?, Sarapan yuk? Mau makan apa?". Tanya Lana berentet.

"Hah?"

"Kok jawabnya 'hah'? Kamu mau makan apa?". Tanya Lana kembali.

"Apa aja deh, tapi aku absen dulu ya. Masih bisa sih nyarap walaupun telat gini". Jawab may akhirnya.

"Tenang aja, pak dinar lagi enggak ada di tempat kok. Beliau sedang ke lizt bandung pagi tadi, dadakan".

"Kok kamu tau?"

"Tadi pas sampe sini aku ketemu sama beliau lagi mau berangkat, aku tanya beliau bilang mau ke lizt bandung jadi kamu aman". Balas Lana sambil tersenyum memperhatikan may dengan wajah berbinarnya karena mendengar pak bima tidak ada di kantor. Btw pak Dinar itu manager PR lizt Jakarta, alias atasan may.

RigelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang