Part 1

996 57 8
                                    


Yuri POV

Saat ini aku tengan sibuk mengerjakan tugas kuliahku di kamar. Sudah 3 jam aku mengerjkaannya dan akhirnya selesai juga. Kulirik jam yang tergantung di kamarku. Ternyata sudah jam 5 sore. Segera aku rapihkan seluruh barangku dan pergi mandi.

Seselesainya aku mandi, kudengar handphoneku berdering. Segera aku mengambil dan melihatnya. Senyumku mengembang ketika melihat nama Yena Oppa disana. Orang yang sangat-sangat aku sayangi.

"Yeobseo (halo)" sapaku padanya.

"Yuri-ya. Apa kau sibuk?"

"Annie. Waeyo oppa? (tidak, kenapa kak?)"

"Temani aku makan malam ya? Aku sangat penat dengan pekerjaanku"

"Ah, arraseo. (Ah, aku mengerti) Jemput aku 30 menit lagi. Aku baru saja selesai mandi"

"Ah geure? (oh begitu?) Harusnya aku melakukan video call saja" Yena cekikikan (tertawa kecil yang tertahan)

"Yak, pervert (mesum)"

"Hahaha, mianhe mianhe (maaf maaf) aku hanya bercanda"

"Cih" aku memanyunkan bibirku tanda sedang ngambek padanya. Bodoh. Dia tidak akan melihatnya kan.

"Baiklah, aku pergi sekarang. Sampai jumpa"

"Sampai jumpa"

Aku mematikan panggilannya dan segera bersiap. Tak terasa Yena telah sampai di rumahku. Dasar bodoh. Kubilang 30 menit tapi dalam 15 menit dia sudah sampai. Biar saja dia menungguku di bawah.

Setelah selesai, aku segera turun dari kamarku yang berada di lantai dua untuk menemuinya.

"Kajja (ayo)"

Tanpa basa basi, kami pun segera pergi ke salah satu mall yang ada di Seoul.

Author POV

Saat ini, Yuri berkuliah di salah satu univertas di Seoul. Kini dia adalah seorang mahasiswi tingkat akhir. Sedangkan Yena, ia sudah bekerja di perusahaan ayahnya yang dibangun dari nol. Ia sudah bekerja 2 tahun lamanya. Meskipun kini Yena menajabat menjadi direktur di perusahaan ayahnya, posisinya tidak begitu saja diberikan padanya.

Yena memulai karirnya dengan mejadi staff biasa. Perlahan menjadi manager dan sekarang menjadi direktur disana. Jadi, meskipun dia bekerja di perusahaan ayahnya, dia tidak seenaknya memperlakukan orang-orang disana dan membiarkan pekerjaannya terbengkalai.

Kini mereka tengah berada di sebuah mall kawasan Seoul.

"Yuri-ya. Pilihkan aku kacamata." Lalu Yena mengambil sebuah kacamata lalu mengambilnya dan memakainya. Yuri melihatnya dan berusaha tawanya.

"Pffttt.. Pabbo. (bodoh) Kau terlihat bodoh memakainya"

"Ya ya ya. Aku ini orang yang tampan. Bagaimana bisa aku terlihat bodoh huh?" Yena mendengus

"Ah mianhe mianhe (maaf maaf)" Yuri mencari kacamata lain dan memberikannya pada Yena "Coba pakai yang ini" Lalu Yena memakainya dan memperlihatkannya pada Yuri.

"Ini bagus"

"Sungguh?" Yena mencoba meyakinkan Yuri dan melihat kearah kaca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sungguh?" Yena mencoba meyakinkan Yuri dan melihat kearah kaca. "Wah aku sangat keren" lanjutnya.

"Tapi kenapa kau membeli kacamata itu?"

"Supaya aku terlihat tampan" Yena cekikian (lagi)

"Pabbo" Yuri ikut tertawa

"Aku ambil yang ini" kata Yena kepada salah satu pegawai dan segera membayarnya.

Selesai membeli kacamata dadakan, kini mereka tengah menunggu makanan mereka di salah satu resto yang ada di dalam mall. Ditengah-tengah obrolan mereka, tiba-tiba HP Yena berbunyi tanda pesan masuk. Dia mengalihkan perhatiannya dari Yuri dan segera mengambil HP nya. Terlihat senyuman Yena mengembang tanda dia sangat bahagia melihat pesan yang didapat. Senyuman Yuri yang tadinya sangat lebar kini perlahan memudar.

"Dari siapa??" Yuri bertanya.

"Oh, ne (iya)" Yena menjawab sekenanya sambil terus memandangi handphonenya dan membalas pesannya.

Makanan pun datang. Yena segera menyimpan handphonenya.

"Maaf, tadi kau bilang apa?" Tanya Yena pada Yuri

"Ah tidak ada oppa" Jawab Yuri sambil tersenyum.

"Baiklah, ayo makan"

Setelah mereka selesai makan malam bersama, Yena segera mengantar Yuri pulang ke rumahnya. Kini Yena sudah sampai di apartemennya. Sejak bekerja, Yena memilih untuk tinggal sendiri di apartemen. Dia bilang bahwa dia ingin hidup mandiri.

Kini Yena tengah memainkan HP nya dan kemudian menelpon seseorang. Maksudku, video call.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Pemanasan duluuu

Btw, suka sama ceritanya kah?

Lanjut atau jangan? :')

Teach Me | Yulyen/Yenyul/Ssamyen/Jo YurizWhere stories live. Discover now