DR 2. Suatu Niat

5.3K 460 19
                                    

"Jatuh cinta bukan karena telah menemukan orang yang sempurna, namun karena mampu melihat kesempurnaan pada orang yang tidak sempurna"

-DETAK RASA-

"Astagfirullah, Mbak. Kalau minum pelan-pelan aja. Sampai kesedak gini," ucap Nasya lalu meraih tisu dan memberikannya pada Kinan.

Kinan menerima tisu yang diberikan Nasya, melap meja yang basah karena ulahnya tadi.

Ketika telah selesai mengeringkan meja, Kinanpun mendongak menatap Mama dan Bi Jum bergentian. Lalu memaksakan senyumnya ketika mendapat tatapan khawatir dari dua wanita didepannya.

Mama menghela nafas, "Kalian mandi sana, nanti bantuin Mama," ucap Mama membuat Kinan dan Nasya mengangguk patuh. Merekapun berjalan kearah kamar mereka masing-masing.

Kinan merebahkan tubuhnya di kasur, menenggelamkan wajahnya pada bantal.

"Dia gak seriuskan?"

〽️〽️〽️

Selesai mandi, Kinanpun keluar dari kamar hendak membantu Mamanya didapur. Saat melewati kamar Nasya, pintu kamar yang terbuka membuat Kinan menoleh kedalam kamar tersebut, menampakkan Nasya yang tertidur di kasur dengan masih memakai baju saragamnya.

Kinan menggelengkan kepalanya, lalu menutup pintu kamar adiknya itu. Sudah di pastikan nanti saat bangun tidur, adiknya itu akan merengek karena sakit kepala.

Keanehan yang di alami Nasya, jika ketiduran di sore hari, maka saat bangun adiknya itu akan mengeluh sakit kepala. Tapi Kinan tidak tega membangunkan adiknya yang tengah tertidur itu, pasti lelah karena sekolah seharian, pergi pagi dan pulang sore, malamnya bikin tugas. Kadang Kinanpun ikut begadang membantu tugas Nasya,tidak tega melihat adiknya itu yang kadang suka menangis sendiri jika tugasnya belum selesai karena tidak mengerti dengan pelajaran tersebut. Jadilah Kinan sebagai guru dadakan Nasya.

Setelah menutup pintu kamar Nasya, Kinanpun melangkah menuju dapur. Mama meminta Kinan untuk membawa piring dan gelas ke ruang tengah, karena biasanya jika ada makan bersama, keluarganya itu lebih suka untuk makan duduk di lantai beralas karpet dibanding duduk di meja makan.

Setelah membawa gelas dan piring, dan menyusun beberapa makanan. Kinanpun menjatuhkan badannya di sofa yang ada di ruang tengah tersebut.

"Na, bangunin Nasya. Udah mau magrib," teriak Mama dari arah dapur.

"Iya Ma." Kinanpun melangkahkan kakinya menuju kamar Nasya.

Gadis itu masih tidur dengan posisi yang masih sama. Kinan mendekat, berdiri disamping tempat tidur Nasya.

"Dek, bangun. Udah mau magrib," panggil Kinan sambil menepuk pelan bahu Nasya.

Nasya tidak bergeming, masih setia dengan tidurnya. Lagi, Kinan memanggil Nasya agar gadis itu segera bangun.

Nasya bangun, dia duduk mengumpulkan nyawanya. Matanya terpejam, dapat Kinan pastikan jika Nasya akan sakit kepala setelah ini.

"Segera mandi Sya, bentar lagi adzan," ucap Kinan mengingatkan.

Nasya hanya mengangguk pasrah dengan masih di posisi duduk sambil menutup kedua matanya.

"Kepalanya sakit?" tanya Kinan sambil mengusap kepala Nasya lembut.

"Iya," ucap Nasya pelan.

Detak Rasa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang