09 | Karma is Real

Zacznij od początku
                                    

"Saya nggak akan pergi sebelum saya ketemu Mas Brian." Lena---istri sang ayah tetap keras kepala. "Saya yakin Mas Brian ada di rumah ini, dia berubah jadi dingin sejak pernikahan Kei. Mbak jangan coba-coba menyembunyikan suami saya."

Keifani sudah tak tahan, dia keluar dari persembunyiannya.

"Ada apa ini?"

*** 

Keifani berhasil mengusir Lena dari rumah bundanya, setelah perempuan madusa itu pergi. Bundanya mendekat seraya memeluk tubuh mungil putri kesayangannya.

"Sayang, Bunda kangen banget." Dari reaksi Iis terlihat sekali kedatangan perempuan itu tak mempengaruhi mental bundanya.

Keifani membalas pelukan bundanya erat. "Kei juga kangen Bunda, pakai banget juga." Iis tertawa kecil sebelum melepaskan pelukannya.

"Kamu baru sampai dari Bali langsung ke sini." Keifani dituntun bundanya untuk duduk di sofa yang tadi diduduki perempuan itu.

"Mampir ke apartemen Mas Darius dulu baru ke sini." Keifani terpaksa berbohong pada bundanya juga, pernikahan ini memang berisiko. Akan banyak hati yang tersakiti, terutama bunda dan mami.

"Terus suami kamu mana?" tanya bunda baru sadar kalau Keifani datang sendirian.

"Di rumah Mami, sebenarnya Mami udah suruh aku istirahat tapi kangen aku nggak bisa ditahan lagi, makanya aku ke sini." Seperti teringat sesuatu Keifani sontak menatap bunda serius. "Kenapa perempuan itu ada di rumah kita?"

Bunda menghela napas panjang. "Perempuan itu bukan hanya sekali ke rumah ini, kedatangannya itu sudah ketiga kalinya."

Keifani melotot. "Ngapain? Aku dengar tadi dia cari Ayah di sini?" Bunda mengangguk.

"Iya, dia curiga Bunda menyembunyikan Ayah kamu." Keifani tertawa miris.

"Menyembunyikan Ayah? Yang benar saja! Perempuan itu benar-benar nggak tahu malu!" kata Keifani mulai geram.

"Ayah kamu katanya nggak pernah pulang lagi setelah pernikahan kamu, dia curiga itu ada hubungannya dengan Bunda." Mau tak mau bunda akhirnya bercerita pada Keifani, beliau sebenarnya tidak mau membebani pikiran putrinya. Sayangnya Keifani mendengar semuanya tanpa sengaja.

"Perempuan itu hidup dijaman apa? Lupa dengan teknologi canggih bernama hape, apa gunanya punya hape mahal nggak ngerti apa fungsinya."

"Sudah, dia sudah menghubungi Ayah kamu berkali-kali, tapi katanya hapenya mati."

"Dia kena karma kali, Bun." Bunda terdiam sesaat, baru ingat kejadian ini pernah dialaminya sepuluh tahun yang lalu. Brian mendadak tidak pernah pulang, sampai sekalinya pulang mantan suaminya malah membawa seorang perempuan dan anak kecil digendongannya. Mengakui sudah menikah siri dengan perempuan itu yang ternyata sekretaris barunya di kantor.

"Bunda juga nggak tahu, Kei."

Apa kejadian itu terjadi lagi?

"Kalaupun hal itu terjadi pada perempuan itu juga bukan urusan kita lagi, Bun."

"Iya, kamu benar."

Keifani menghembuskan napasnya kasar. "Kalau dia datang lagi, jangan Bunda bukain pintu. Nanti aku kasih tahu satpam komplek untuk nggak ngebiarin perempuan itu berkeliaran bebas di area rumah kita." Bunda mengangguk, menyetujui usulan Keifani. Beliau memang sudah sangat tidak nyaman dengan kehadiran perempuan yang pernah merusak kehidupan rumah tangganya.

"Tapi Kei, Bunda cemas dengan keadaan Ayah kamu." Bunda tak bisa berbohong jika rasa cemasnya mendominasi.

"Bunda," tegur Keifani.

"Sayang, kamu cari tahu di mana keberadaan Ayah kamu ya."

Keifani menggelengkan kepalanya. "Nggak, Bun. Aku kan udah bilang, masalah mereka bukan urusan kita."

"Bunda hanya kasihan dengan Lula, Kei." Lula---gadis duabelas tahun---anak ayahnya dengan perempuan itu.

"Buat apa kita peduli sama anaknya."

"Keifani."

"Baiklah, aku akan cari tahu keberadan Ayah." Keifani akhirnya mengalah.

Bunda tersenyum lega. "Ini baru anak Bunda, mereka memang sudah pernah memberikan kita luka, Nak. Tapi dengan memaafkan, kita bisa melanjutkan hidup. Dan jauh sebelum Ayah kamu minta maaf dulu, Bunda sudah memaafkannya. Karena Bunda ingin hidup bahagia bersama kamu tanpa menyimpan dendam pada siapapun, terutama pada Ayah kamu dan perempuan itu."

Hati bunda memang selembut itu.

Keifani hanya berharap ayahnya tidak mengulang kesalahan yang sama, karena kalau benar dugaannya. Perempuan itu benar-benar kena karma.

***

BERSAMBUNG...


Satu per satu tokoh akan muncul, semua terhubung satu sama lainnya. Gimana dengan konfliknya? Sudah ada gambaran gak? Hehe

Yang prolog itu sebagian konfliknya tapi masih ada lagi sih.
Penasaran? Ya dibaca dong 😊

Seperti aku bilang dipart awal kalo konfliknya akan bervariasi ya, jadi kemungkinan partnya akan banyak.

Vote dan komen ya 🙏

(FOLLOW IG : @puterizam UNTUK TAHU SEPUTAR CERITA2 AKU DAN JADWAL UPDATE)

Loveable Ties (TAMAT) Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz