DR 1. Kedatangan Calon Mertua

Start from the beginning
                                    

"Siapa Sya?" tanya Kinan ketika dia telah berdiri didekat Nasya sambil memperhatikan punggung lelaki yang tadi berbicara dengan adiknya itu tengah menuju pada salah satu mobil yang terparkir.

"Adeh deh!" ucap Nasya tersenyum.

Kinan menautkan alisnya lalu menatap sang adik dengan tatapan curiga.

"Pacar kamu?" selidik Kinan.

Nasya memukul pundak Kinan pelan, menatap kakaknya kesal.

"Ya bukanlah Mbak, masak pacaran sama om-om," ucap Nasya lalu mengulurkan tangannya hendak meminta sesuatu pada Kinan.

Kinan mengeluarkan kunci mobil dari dalam tasnya lalu menyerahkannya pada Nasya. Nasya tersenyum lalu memutari mobil dan masuk kedalam mobil. Seperti biasa dia yang menyetir ketika pulang ke rumah.

Kinan menoleh sesaat ketika salah satu mobil melewatinya, didalamnya adalah lelaki tadi yang berbicara dengan Nasya.

"Dek, Mbak gak mau ya kalau kamu kedapatan pacaran. Gak guna dek, kamu pacaran. Banyak ruginya, banyak dosanya juga," ucap Kinan memperingatkan Nasya ketika dia baru saja masuk kedalam mobil dan memasang sit belt nya.

"Iya Mbakku, Nasya janji kok, gak bakal pacaran. Tapi mbak suudzonnya kebangetan. Masak curiganya sama dia," ucap Nasya tak terima sambil menunjuk mobil yang berada didepannya, tampak menunggu jalan arah lawan sepi karena mau menyeberang.

"Ya mana tau kan," ucap Kinan mengedikkan bahu.

Nasya memanyunkan bibirnya kesal menatap kakaknya itu, lalu mood nya langsung berubah ketika mengingat percakapannya dengan lelaki tadi.

"Nah kan, senyum-senyum sendiri. Mending mbak yang nyetir deh, daripada kamu yang lagi kasmaran gini, mbak gak mau nanti kamu nabrak orang karena gak fokus," ucap Kinan.

Mood Nasya langsung berubah karena mendengar ucapan kakaknya. "Iya Iya, nih aku gak senyum lagi," ucap Nasya lalu fokus menyetir.

Kinan tersenyum melihat tingkah adiknya. Lalu dia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, melihat pesan-pesan yang belum terbaca semenjak dia kerja tadi.

"Ngecek pesan dari Mas Rafka ya Mbak?" jahil Nasya sambil melirik sekilas pada ponsel Kinan.

"Apaan sih, dek?" kesal Kinan menatap adiknya yang akhir-akhir ini jahil menggodanya.

"Mbak kok jutek mulu sih? Gak baik loh Mbak. Apalagi sama Mas Rafka, Mbak juteknya kebangetan. Padahal Mas Rafka kan baik," ucap Kinan lalu menatap jalanan didepannya.

Kinan hanya diam karena apa yang diucapkan Nasya benar adanya. Kinan memang selalu jutek dan bawaannya selalu kesal jika berhadapan dengan lelaki itu.

"Tapi anehnya walaupun Mbak jutek, tapi banyak juga ya yang suka sama Mbak," ucap Nasya melirik Kinan.

Kinan hanya diam.

"Mbak tau gak, kalau Mas Rafka _"

"Ngomong Mas Rafka lagi, Mbak bilang pada Papa kalau kamu sering nyetir loh," ancam Kinan.

Nasya menatap Kinan kesal. "Mbak selalu gitu, dikit-dikit ngancam," ucap Nasya menatap Kinan manyun.

Kinan terkekeh pelan, setelahnya Nasya tutup mulut. Tidak ada lagi obrolan yang terjadi antara mereka berdua selama didalam mobil. Hingga mobil yang dikendarai Nasya masuk kedalam pekarangan rumah.

Kinan dan Nasyapun keluar dari mobil, setelah menyerahkan kunci mobilnya pada satpam, Nasyapun mengikuti Kinan yang telah dulu masuk kedalam rumah.

"Mama mana ya Mbak?" tanya Nasya mengikuti langkah Kinan.

"Di dapur mungkin," ucap Kinan lalu mereka berdua berjalan menuju dapur.

Masuk kedalam dapur terlihat Mamanya tengah sibuk masak bersama Bi jum-ART di rumahnya.

"Assalamualaikum, Ma," ucap Nasya yang mendahului langkah Kinan.

Mama menoleh lalu tersenyum.

"Waalaikumsalam," ucap Mama sambil menerima salaman dari Nasya dan Kinan.

"Tumben masak banyak, Ma. Bakal ada tamu ya?" tanya Nasya lalu duduk di meja makan setelah meraih gelas dan mengisinya dengan air. Lalu meneguknya hingga tandas.

Kinanpun ikut duduk disamping Nasya, meraih gelas dan mengisi gelas tersebut dengan air. Lalu meminumnya.

"Iya, orang tuanya Rafka kabarnya mau kesini. Jadi Mama nyiapin makan malam,"

Kinan yang mendengar itu langsung tersedak dengan air yang diminumnya. Membuat Nasya langsung menoleh dan mendekat kearah kakaknya itu dengan panik.

"Orangtua Rafka mau kesini?"

---
A/n:

Assalamualaikum!!

Apa kabar?

Maafkan tangan ini yang gatal pengen nulis padahal pengennya istirahat dulu sampai tahun depan 😂

Jadinya Yaa Up lah part pertama dari 'Detak Rasa' ini. Jadi, jangan pada demo kalau nantinya aku ngaret untuk Up part berikutnya.

Aku tetap usahakan untuk Up sekali seminggu kok, jadi harap bersabar 😉

Seperti biasa, jangan lupa tinggalkan jejak yaa 💕💕

Menurutmu tentang part 1 ini?

Ig: came_sa

Detak Rasa [END]Where stories live. Discover now