🔄 Disangka Preman

5.1K 563 29
                                    

Bulan ini memang bulannya banyak anak yang bakalan nyari kosan buat tempat tinggal. Makanya Bu Wati jadi semangat lagi dibantu dengan Mas Hyun dan dua pemuda kemarin yang baru datang buat beres-beresin halaman kosan. Seenggaknya biar kelihatan rapi gitu.

Untungnya Seokjin sama Yoongi emang belum mulai masuk kerja, jadi mereka bisa bantuin. Ada iming-imingnya sih...

"Yoongi sama Seokjin mau bantuin teteh sama Mas Hyun beresin halaman kosan nggak?"

Usut punya usut, Bu Wati ternyata belom nikah, pas tau umur Seokjin sama Yoongi gak jauh beda sama dia, akhirnya minta dipanggil Teteh aja. Ya salaupun jauhnya sekitar 9 sampai 10 tahun.

Awalnya Yoongi males mau bantuin, bukannya gak mau apa gimana ya, dia pengen tiduran aja gitu sebelum besok masuk. Tapi...

"Untuk bulan pertama Teteh potong 30% deh bulanan kosan kalian kalo mau bantuin kita," gitu kata Bu Wati yang hampir bikin Mas Hyun nolak tapi langsung diinjek kakinya sama Bu Wati.

Seokjin mah ngangguk-ngangguk aja walaupun gak dikasih persenan juga dia mau bantuin. Tapi Alhamdulillah rezeki anak ganteng. Nah, si Yoongi yang tadinya mager langsung semangat 45. Mayanlah pikirnya.

Dan beginilah mereka sekarang. Bu Wati yang lagi jemurin selimut dan seprei cadangan, Mas Hyun lagi motongin ilalang yang mulai tinggi, dan dua pemuda itu bantuin ngecat pagar.

Dari pagi mereka kerja tak kenal lelah. Kalo diibaratkan tuh kerja lembur bagai kuda, sampai lupa waktu makan.

Kerjaannya sih dikit sebenarnya, pagarnya juga gak terlalu sulit buat dicat. Tapi makin siang makin panas bikin miris. Bu Wati yang kasihan lihatnya akhirnya mutusin mau beli es marimas di warkop Mbok Leha depan kosan. Sekalian mau dibeliin rujak juga kalo Mbok Lehanya gak males buat ngulek.

Emang beda, ya. Mau beli rujak aja lihat dulu yang jualan males ngulek bumbunya apa nggak.

"Teh, mau kemana?" panggil Seokjin yang kebetulan lihat Bu Wati jalan ke arah pagar.

"Mau ke warung depan, kenapa?"

Seokjin geleng, "Engga, itu awas takutnya belom kering, Teh. Buka pagarnya dorong pakai kayu yang udah saya siapin."

Bu Wati noleh ke samping dan lihat ranting mayan kuatlah dorong nih pagar buat buka. Agak heran tapi bener juga otaknya.

Untung ya ganteng walaupun agak aneh. Batin Bu Wati.

Baru mau dorong pagernya pakai ranting itu, Bu Wati kaget lihat tangan orang yang dengan santainya pegang pagar kaya mau buka gitu.

"Hei, itu masih belom kering catnya, punya mata apa-LAH ADA PREMAN?!"

Mas Hyun, Seokjin, dan Yoongi yang tadi lagi serius sama kerjaan mereka langsung lari ke arah Bu Wati dengan membawa petalatan mereka. Siap menyerang si preman.

"Mana premannya? Sini maju!" kata mereka bertiga.

Tapi ketiganya malah terkejut lihat pemandangan di depan mereka. Bu Wati lagi mukulin dua orang yang tadi dia teriakin preman pakai ranting yang disiapin Seokjin.

"Saya gak ada urusan sama kalian! Nongkrong sana di pasar, jangan malah ke pemukiman gini! Mau malak di sini karena pasarnya sepi? Iya?!"

Awalnya Seokjin mau nyemangatin, tapi pas tahu dua cowok berpakaian serba hitam itu malah mengadu sakit dan ampun jadi heran.

Eh, bukannya itu mereka bawa koper?

Yoongi yang mungkin pertama kali sadar akhirnya deketin Bu Wati dan berhentiin aksi nekatnya menyerang orang yang disangka preman itu.

"Yoongi, usir preman ini! Kalau gak mau pergi nanti Teteh telpon polisi sekalian biar pada pergi!"

Yoongi melotot ke arah Mas Hyun sama Seokjin yang masih melongo. Diteriakin dulu akhirnya sadar terus ikut ngelerai.

"Aduh, Bu. Kami bukan preman astaga," kata si cowok yang badannya lebih tinggi dari satunya.

"Auh, mantab banget Ibu. Gak salah mau ngekos di sini, keamanannya ketat banget. Gila!" kata cowok satunya pakai kacamata gaya.

"Lah, kalian bukan preman?" tanya Mas Hyun.

Seokjin yang gemes pun reflek mukul bahu Mas Hyun terus menunjuk koper di samping kedua cowok itu.

"Noh, Mas Hyun lihat! Itu koper loh," kata Seokjin buat Mas Hyun cengengesan.

Bu Wati langsung cepet-cepet lepasin diri dari Yoongi dan bungkukin badannya bermaksud minta maaf. Salamin juga satu-satu.

"Aduh, maafin saya. Saya kira kalian preman," kata Bu Wati ngerasa bersalah.

Keduanya malah ngakak.

"Gak papa, Bu. Udah biasa emang dikira preman. Tadi naik bis aja sempet mau diusir," kata si kacamata.

Ini malah bikin yang lain ngakak.

"Kalian juga pake baju gayanya preman banget, serba item, celana sobek-sobek, jaket denim sobek. Gimana gak disangka preman?" kata Yoongi nylekit yang langsung ditutup mulutnya sama Seokjin pakai handuk lehernya Yoongi ya.

Kedua pemuda baru itu cuman cengengesan.

"Ini cara kita melindungi diri," kata si tinggi.

"Ha? Gimana?" tanya Mas Hyun gak paham.

"Karena kita berdua dari kampung, takut di jalan ada apa-apa, ya kita nyamar jadi preman sekalian biar gak diganggu," kata si kacamata menjelaskan.

Keempatnya ber-oh-ria dan mengangguk paham.

"Jadi, kalian mau kos di sini?" tanya Yoongi.

Keduanya mengangguk semangat.

"Jadi makin yakin di sini pasti aman banget lihat Ibu kosnya kaya gini, maling paling dah geprek kalo lawan Ibu," kata si kacamata lagi dengan semangat.

Seokjin dan Mas Hyun ngakak sedangkan Ibu Wati cuman senyum malu.

"Nama kalian siapa?" tanya Mas Hyun setelah tawanya mereda.

Si tinggi menjawab, "Nama saya Namjoon, sedangkan ini sohib saya namanya Hoseok."

"Saya Bu Wati dan dia saudara saya Lee Hyun, kita pemilik kosan ini," kata Bu Wati memperkenalkan diri.

Mereka saling bersalaman.

"Panggil aja saya Mas Hyun," tambah Mas Hyun.

Namjoon dan Hoseok mengangguk.

"Kalo kalian?" tanya Hoseok, dia si kacamata tadi. Gayanya oke banget ternyata kalo dilihat-lihat.

Seokjin mengulurkan tangannya. "Gue Seokjin dan dia Yoongi. Kita berdua juga baru dateng semalem dari Jakarta."

Mereka saling bersalaman dan kenalan satu sama lain. Gak inget udah bikin keributan sampai yang nongkrong di warkop Mbok Leha tadi keluar semua buat nonton sekarang pada ngeluh.

Pikir mereka kan tadi bakalan rame sama preman beneran kaya di film-film action.

"Btw tangan lo merah gegara pegang pagar tadi masih basah. Tuh lihat," kata Yoongi datar sambil menunjuk tangan Namjoon.

Sang empu cuman cengengesan karena dia juga bingung mau responnya gimana.

Anjir sumpah, nih orang datar banget kek triplek. Batin Hoseok yang sehati dengan Namjoon.






Jadi, begitulah kedatangan Namjoon dan Hoseok yang disangka preman mau malak.






•••••

Selanjutnya siapa, ya?

💜

©2019, cindermala

Anak Kosan; bts x txtحيث تعيش القصص. اكتشف الآن