Delapan Belas

10 0 0
                                    

Imperfect, no. It will always be a perfect story

------

Kevin masuk ke kamar Clara malam ini. Ia membawakan salad buah yang dibuatkan oma untuk mereka. Kevin tersenyum ketika melihat foto-foto yang ada di atas meja belajar Clara. Foto selfie nya dengan Clara minggu lalu sudah dipajang adiknya dengan indah di atas meja itu. Di sebelahnya ada foto Clara bersama dengan teman-temannya dan foto adiknya bersama dengan Rico.

"Kalo disuruh pilih kakak atau Rico, kamu pilih siapa?"

"Ya kakak lah."

"Kalo suatu hari nanti kamu jadian sama Rico, kakak rela gak ya Clar?"

"Aku gak akan jadian sama Rico."

"Siapa yang tahu jodoh?"

"Aku takut kehilangan pertemanan ku ketika aku jatuh cinta sama sahabat sendiri."

"Kadang kita harus melangkah melebihi rasa takut itu."

Kevin tersenyum dan membelai lembut rambut Clara.

"Kak," panggil Clara.

Kevin berbalik. Clara tersenyum dan melangkah untuk memeluk Kevin dengan erat. "Terimakasih, sudah mau melewati banyak ketakutan dan melangkah keluar dari setiap zona nyaman untuk berjalan bersamaku."

"Sudah seharusnya ku lakukan, kan?"

"Ku pikir aku ngerasa udah bahagia dan lega sekarang. Cause I don't think we're imperfect anymore. I don't think that our story is the imperfect story."

Karena setiap bagian dari kisah ini adalah bagian dari aku.. Setiap hal diciptakan sama rata, adil, sesuai porsinya masing-masing. Setiap kejadian dari hidup ini punya arti sebagai proses bagi diri kita sendiri.

"Coba bayangin kalo papa masih ada di sini bareng kita."

"Maka kamu akan jadi anak manja."

Clara tertawa kecil.

"Kakak gak akan belajar menjadi tegas."

"Iya, setiap hal itu memang punya sisi positifnya. Karena papa pergi lebih awal, kita belajar tentang kehilangan itu lebih awal. Kita adalah orang-orang yang paling tahu soal kehilangan dan kekecewaan, karena itu, kita selalu berusaha menghargai setiap waktu yang ada bersama orang-orang yang tepat."

Clara tersenyum lagi sebelum melanjutkan kalimatnya.

"... karena kita gak tahu kapan mereka akan pergi. Jadi buatlah kenangan sebanyak-banyaknya untuk disimpan."

"Kenapa omonganmu jadi aneh?"

"Tapi bener kan?"

Kevin tampak berpikir sejenak. Ia kemudian tersenyum dan memeluk Clara. Clara, terimakasih sudah menjadi adikku yang banyak belajar dari kehidupan kita.

------

Clara sibuk sekali pagi ini dengan dandanan dan dress putihnya. Hari ini ia akan foto bersama dengan mama, Kevin, dan oma di studio foto. Ia suka saat-saat seperti ini. Saat semua orang mulai beranjak untuk berjalan menuju masa depan, bergerak meninggalkan kelamnya masa lalu.

"Ayo kak. Lama banget sih."

"Sabar. Kamu tuh teriak-teriak terus dari tadi pagi."

ImperfectWhere stories live. Discover now