Tring!

24.5K 1K 40
                                    

Author POV

Mendung di pagi hari tidak menghambat semua orang untuk bermalas-malasan di kamar dengan menarik selimut mereka karena semalam turun hujan lebat.

Salah satunya seorang gadis berpenampilan cowok dengan seuntas senyuman yang ia tebar di saat ada pelanggan yang akan ia layani.

Namanya Alice Leonhart yang sering dipanggil Al walaupun ia memaksa orang untuk tetap memanggilnya Alice.

Tetapi menurut mereka yang mengenal Alice lebih cocok kalau dia dipanggil Al daripada Alice yang terkesan terlalu feminim untuk gadis berperawakan lelaki ini.

Singkat cerita, dia sekarang masih berkutat dengan milk jug dan cangkir kopi yang akan dibuatnya menjadi cafe latte pesanan pelanggan.

"Oke sip." Dia meletakkan milk jugnya dan melihat hasil karyanya. "Tidak buruk juga untuk orang yang sebulan tidak memegang ini."

Dia tersenyum sendiri lalu memanggil waitress untuk membawa cafe latte itu ke pelanggan dan langsung diangguk oleh waitress itu.

Alice Pov

Aku baru saja membuat cafe latte pertamaku setelah sekian lama.

Hai kalian, namaku Alice Leonhart yang selalu dipanggil Al. Padahal aku kan suka nama Alice. Yah tapi tidak apa.

Yap, cafe ini adalah hasil jerih payahku selama 5 tahun terakhir. Aku hanyalah orang biasa yang terlahir dengan keluarga yang lengkap lalu mereka harus direnggut dariku sejak aku duduk di kelas 1 SMA.

Hmm, lain kali saja aku akan menceritakan hal itu pada kalian.

Sudah dulu perkenalan diriku, ya. Ada pelanggan baru yang harus kutangani.

See ya ^_^

Author POV

Alice baru saja membersihkan Semi-Automatic Espresso Machines lalu terdengar suara lonceng yang selalu menandakan adanya pelanggan baru masuk dan keluar.

Alice mengedarkan pandangannya dan menangkap seorang wanita karir dengan baju senada berjalan kearahnya.

Alice menyambutnya dengan senyuman hangat sementara wanita itu tetap memasang wajah datarnya.

"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?"
Senyum Alice.

Wanita itu mengangguk, "Espresso Double Shot 1 dan French Toast 2. Itu saja."

Alice mengangguk sembari mengetik pesanan pelanggan baru itu.

"Semuanya Rp 35.000. Atas nama?"

"Loisa."

Alice mengangguk lalu mengambil uang yang dibayar pelanggan itu.

"Harap ditunggu pesanannya, Kak Loisa." Ucap Alice sembari tersenyum manis tanpa dibalas wanita itu.

Alice dengan cekatan menyiapkan Espresso sementara temannya membuat French Toast.

Tak butuh waktu lama, pesanan itu selesai dan sudah dibawa waitress itu ke meja pelanggan bernama Loisa.

Alice permisi ke temannya ke belakang untuk sarapan karena sejak pagi dia belum sarapan dan sekarang hampir jam makan siang. Yah masih 2 jam lagi sih sebenarnya.

Loisa POV

Pagi hari yang menyebalkan, kenapa aku harus bangun sepagi ini. Baru jam 4 aku tidur.

Aku keluar dari mobil dengan kesal lalu masuk ke sebuah cafe yang berada di Nagoya.

Aku bukan WNI dan juga bukan orang Batam. Yahh aku keturunan Inggris yang terlahir Irlandia Utara.

Sekarang aku berhadapan dengan seorang barista dengan senyuman yang merekah tanpa beban.

Yahh setidaknya pagi ini aku disambut senyuman hangat hanya dari seorang barista yang kusangka seorang lelaki.

Iya, dia perempuan dan dia mahir dalam bahasa Inggris. Lumayan, logatnya sudah cukup untuk membuatku merindukan kampung halamanku.

Sontak saja kusebut pesanan yang membuatku merindukan rumah. Lalu duduk dengan tenang sembari membuka laptop.

Cukup kesal aku membuka beberapa email tentang pekerjaanku, pesananku datang disaat yang tepat.

Aku berterima kasih dengan berbahasa Indonesia yang masih terbata-bata dan di sahut dengan Your Welcome dan senyuman ramah dari waitress itu.

Baru saja mau ku ambil Espresso-nya. Aroma kopi itu menusuk hidungku dengan lembut dan semakin membuatku nyaman.

Kualihkan pandanganku kearah barista itu, ahh anak itu sudah tidak ada. Setidaknya buatannya kuminum sebelum dingin.

Espresso yang membuatku tahu rasa asli kopi dan perasaan yang dituangkan seorang barista ke dalam kopi ini.

Espresso pagi ini sangat ringan dan terasa lembut. Lalu kucoba French Toast-nya, semua buatan dari cafe ini penuh dengan kelembutan.

Pantas saja sejak pagi, cafe ini selalu rame sampai jam closing mereka.

Author POV

Pagi mendung yang ditemani Espresso dan harumnya Cafe Shop ini.

Seorang barista yang meminum kopi buatannya sendiri di belakang sementara Seorang pelanggan menikmati sarapan paginya dengan senyuman.

"Semoga pagi ini membuat wanita tadi tersenyum." Ucap Alice sembari menatap langit yang perlahan cerah.

Alice berdiri, "Oke waktunya bekerja kembali."

"Kuharap aku tidak badmood lagi." Loisa berdiri.

Loisa berjalan keluar cafe sementara Alice memasuki baristanya.

Mata Alice tidak sengaja menatap Loisa si wanita karir memasuki mobilnya dengan tersenyum.

"Sepertinya aku berhasil." Senyum Alice.

17 June 2019, Monday

Black Coffee (GXG) {FIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang