you'll always be a part of me , I'm part of you indefinitely

Start from the beginning
                                    

Suara lembut ini yang biasanya setiap malam aku dengarkan lewat ponselku sebelum aku tidur. Mendengarnya, membuatku makin merindukannya. Ini suara Jungkook, dan dirinya tidak—mengajakku?

Mataku terpaku pada Jungkook yang sedang berjalan dengan Junhui. Demi Tuhan, aku marah. Seharusnya aku yang bernyanyi bersama Jungkook, ya, aku. Ini terlihat sepele tapi bagiku tidak. Bagaimana bisa di hari bahagia calon kakak iparku, aku tidak punya peran?

Saat Jungkook selesai dengan nyanyiannya, aku melihatnya berjalan ke sisi kiri. Mataku tidak pernah berpindah darinya. Dan entah bagaimana, pandangan kami bertemu. Jungkook menoleh ke arahku. Hanya sepersekian detik hingga dirinya memalingkan wajah kearah lain. Aku masih memerhatikannya, hingga dirinya menghilang dibalik dekorasi panggung.

Perhatianku teralihkan oleh suara riuh pembawa acara. Meskipun ini adalah acara sakral, entah menagapa si pembawa acara terlihat heboh dengan pernikahan ini. Suasana yang terasa sedikit tegang perhalan mencair.

Sekarang adalah sesi foto keluarga. Keluarga Jeon Imo dan besannya sedang berfoto disana. Mingyu sepertinya anak terakhir. Aku bisa menebaknya saat melihat anggota keluarga lainnya sudah menggendong anak. Jungkook pasti senang punya banyak keponakan ipar yang menggemaskan.

Resepsi pernikahan dilanjutkan. Aku berjalan kesana kemari untuk mengambil segelas minuman dan juga kudapan. Banyak sekali makanan yang sedikit aneh dan tidak pernah ku makan. Lalu aku bertemu beberapa tamu yang ternyata adalah temanku. Beberapa dari mereka merupakan teman kantor Wonwoo dan ada juga yang bekerja bersama Mingyu. Semua yang bertemu denganku menanyakan mengapa aku sendirian sedari tadi dan menanyakan keberadaan Jungkook.

"Oh, Jungkook? Dirinya sedang menemani calon mertuaku bertemu dengan tamu lainnya." Jawabku sambil melihat Jungkook bersama Jeon Imo menyapa tamu yang lain. Ya, setidaknya aku tidak memberitahu kalau ada sesuatu diantara kami.

"Kapan menyusul, Tae?" Sial, pertanyaan klasik yang selalu ditanyakan saat ini. Apakah tidak ada yang lain seperti kapan naik gaji atau kapan mau jalan-jalan keluar negeri?

"Tunggu saja undanganku sampai di tanganmu." Jawaban yang lebih baik daripada bilang kapan-kapan.

"Selanjutnya, keluarga besar Kim Ji Sub dipersilahkan untuk sesi foto bersama." Aku yang sedang menikmati kudapan tiba-tiba ditarik oleh Namjoon untuk ke panggung. Aku baru tahu kalau keluargaku punya sesi foto bersama dengan mempelai seperti ini. Tiba-tiba aku berharap kalau Jungkook juga ikut disini.

Aku, Namjoon, Seokjin dan Papa sudah bersiap di samping pengantin. Papa bilang pada fotografer untuk menunggu sebentar. Mama belum juga muncul dan entah dimana padahal tadi ada di sekitarku. Beberapa detik kemudian, Mama datang bersama seseorang yang cantik jelita. Memakai gaun berwarna ungu muda dan rambut yang digelung keatas.

Mama datang dengan membawa Jungkook. Dan aku terpesona.

Oh, Tuhan aku tidak menyangka ini terjadi. Jungkook berdiri di antara aku dan Mingyu. Jungkook mengahadap padaku lalu membetulkan posisi kerah bajuku. Entahlah, sepertinya ada yang selip tapi aku tidak peduli. Yang aku pedulikan hanyalah gerak-gerik Jungkook yang terlihat peduli padaku tapi tatapannya tidak padaku.

Aku terus tersenyum hingga fotografer berhenti mengambil gambar kami. Mama dan Papa lalu berfoto dengan mempelai, lalu Namjoon dan Seokjin dan terakhir aku. Kupikir aku akan berfoto sendiri tapi nyatanya tidak. Jungkook masih ada di panggung dan berfoto denganku. Jungkook berdiri di samping Wonwoo dan tersenyum menampilkan deretan gigi kelincinya—cantik sekali. Ini terasa seperti mukjizat. Aku sangat bahagia.

"Kau sangat cantik hari ini." Kataku saat turun dari panggung.

"Terimakasih." Jungkook tidak menoleh padaku. Hanya mengucapkan itu dan berlalu meninggalkan aku.

ʟᴀ ᴅᴏᴜʟᴇᴜʀ ᴇxǫᴜɪsᴇ ● taekookWhere stories live. Discover now