02 : 00

28 5 0
                                    

Berjalan dengan sedikit tergesa, gadis itu sesekali menendang batu kecil yang dilewatinya, "Huft...... Mengapa salju turun lagi, sih!..... Kenapa nggak Suga aja yang turun? Ehehehe...... Kan sama-sama putih, kalau Suga turunkan dipeluk hangat, lah ini salju nggak bisa dipeluk, nggak hangat pula, ....U-uh lelah banget hari ini..."

Ocehan panjang masih berlanjut dari bibir mungil itu, ia adalah Lily. Namun, Ia biasa dipanggil Cherry Blossom oleh orang tuanya. Karena pipinya yang terdapat semburat warna Pink alami, seperti Sakura. Namun itu dulu, Karena sekarang mereka sudah tiada.

Semua berawal dari rencana yang berujung maut. Andai saja saat itu ia tidak egois, meminta liburan ke Jepang, mungkin semuanya berbeda. Semuanya terekam tak begitu jelas, Hanya satu yang ia ingat, kedua orang tuanya memeluknya begitu erat saat detik-detik pesawat mereka akan jatuh di laut. Kemudian hitam memenuhi tubuhnya yang tenggelam bersama puluhan orang disana.

Dan inilah dia yang sekarang menutupi kesedihannya dengan tawa dan senyuman yang akan menjadi virus dimanapun ia berada.

Malam bersalju lebat itu seakan tak menyurutkan aksi mengeluh Lily. Yah hari ini dia baru pulang sekolah. Ada pelajaran tambahan membuatnya harus tetap duduk tenang dibangku nya.

Malam ini salju turun cukup lebat. Jalanan kini berubah menjadi hamparan salju, pohon pinggir jalan berubah menjadi pohon es, udara seolah tergantikan oleh titik-titik salju disepanjang jalan Lily menapakkan kakinya.

Headphone yang sedari tadi tak lepas dari telinganya tengah memutar lagu Idola kesukaannya, Agust D oleh Suga. Sesekali Lily menirukan liriknya.

suara cemprengnya seolah telah berhasil merusak indahnya lagu rap yang tercipta, "A to the G to the U to the S T D....."

Bahkan diakhir lagunya ia berteriak lantang bak orang gila.Tangan mungil nya yang ikut menari bak seorang rapper terkenal itu malah terkesan aneh jika disandingkan tubuh kecil yang tak ada kesan sangarnya.

Jalanan sepi itu adalah hal bagus saat ini, daripada mereka harus menyumpal telinga dengan tangan mereka masing-masing. Bahkan gadis itu seolah tak malu sama sekali berteriak saat menyanyi.

"A to the G to the U to the AS TA GA!!"

Mata bulat itu semakin besar kala ia membelalakkan matanya. Pandangannya jatuh pada sosok yang tengah tergeletak, meringkuk di samping kursi panjang taman kota.

"Oi!! Itu siapa disana? Itu orang kan?" berjalan mendekati gundukan yang menarik perhatiannya.

"Masak iya itu Jin, tapi dia kan lagi pulang kampung ke neraka yang satunya sedang World Tour di London?" gumamnya sedikit berpikir serius, tanpa tau apa isi ocehannya.

Entah mengapa rasa penasaran selalu hadir di benak gadis kecil itu. Langkahnya semakin cepat kala matanya benar benar kaget saat wajah cowok itu pucat pasi. Bibirnya sudah akan berubah menjadi biru, bahkan matanya terpejam rapat sekali.

Sedikit mencondongkan tubuhnya, Lily menatap gundukan itu lebih dekat, "Hei manusia! Kau tidak apa-apa?" terlihat sekujur tubuh dari atas sampai bawah penuh dengan salju.

Hening menyapa ketika Lily berucap, "Kenapa tidur disini?" Bahkan suara semut berjalan pun mungkin terdengar.

"Apa AC rumahmu mati?"

Gug!!..Gug!!.....

Lily langsung mendesis pelan kala ucapannya terjawab oleh anjing tetangga yang tengah melewati taman. Kini keningnya terlihat berkerut, ia sedang berfikir apa yang harus ia lakukan. Tidak mungkin ia membiarkan cowok itu terkubur salju disana.

"Bawa pulang sajalah, daripada mati jadi es balok nanti kan bikin heboh... Ditemukan es balok berwujud manusia, siap disantap sebagai es campur. Waw!!"

WINTER WITH CAPRICORNWhere stories live. Discover now