(.) Temu - 2

25 11 16
                                    

Happy reading amigos 💛.

****

****change Pov****

Pagi ini, pagi yang sangat indah bagiku.
Pagi pertamaku di Spanyol, hari ini aku akan menghubungi umi bahwa aku baik-baik saja.

Aku beranjak dari ranjangku, dengan memakai pashmina aku membuka jendela balkon ku. Menghirup dalam-dalam udara yang segar, dan wangi yang menyeruak ke dalam penciumanku.

Aku mengotak-atik benda pipih yang sangat pintar ini, aku mencoba menghubungi umi dengan vidio call.

Aku melihat wajah wanita paruh baya yang sangat cantik di layar smartphone ku.

"Assalamualaikum umi!!" pekik ku menyapa umi di sebrang sana.

"Waalaikumusalam Edelweisnya umi, sudah sampai nak? kamu sudah ketemu Gio? Gio kan yang nganter dan jemput kamu?" Umi menyerbu ku dengan tumpukan pertanyaan.

Ya umi ku memang selalu seperti itu, membuat ku menanggapinya dengan senyum yang tulus.

"Hmm umi, Edel di sini sudah sampai dari semalam dan Gio yang anter Edel." tutur ku, untuk menjawab semua pertanyaan umi.

Ketika kami sedang mengobrol, terdengar suara abi yang memanggil nama umi.

"Umi.... Masakan umi gosong." Teriak abi dan mengambil alih smartphone umi, karena umi sudah berlari untuk menyelamatkan masakannya.
Aku rindu melihat canda tawa umi dan abi.

"Edel, ingat pesan abi ya nak." Ujar abi yang membuat ku tersenyum.

"Hmm iya bi, bi Edel siap-siap dulu ya bi. Hari ini Edel harus ketemu orang kantor." Ujar ku dengan sopan kepada abi.

"Iya sayang, I miss u so much my baby girl." Ujar abi dengan setetes air mata di pipinya. Ya, abi sempat tidak setuju aku berangkat ke Spanyol.

Aku menarik nafasku dalam-dalam dan pergi ke dapur untuk membuat coffe. Setelah membuat coffe, aku memutuskan untuk bersiap ke kantor baru ku. Selesai bersiap, aku meminum coffe yang sudah ku buat tadi.

Aku bergegas keluar dari dome ku, dan bertemu dengan beberapa tetangga dome. Kami terlibat beberapa percakapan perkenalan, dan aku mengetahui bahwa ada salah satu tetangga ku yang seorang muslim juga bernama Balqist.

"Hola! Assalamualaikum." Sapa seorang gadis berjilbab merah muda itu pada ku.

"Waalaikumusalam." Sahut ku dan menjabat tangannya.

"Are you my new neighbor?" tanya padaku, ya untung saja dia bisa berbahasa Inggris, kalau tidak terpaksa aku menggunakan bahasa Spanyol ku yang sangat jelek.

"Yes i'am." Ujar ku dengan gari lengkung yang membentuk bibirku.

"Como te llamas, bonita?." (siapa namamu, cantik?) Tanya nya dengan sangat ramah, bahkan memanggil ku cantik.

Tapi dia menggunakan bahasa spanyol, aku harus menjawab apa? ya sudahlah aku jawab saja.

"Mi y llamas Edelweis, senorita. Y Como te llamas, senorita?" (nama saya Edelweis, dan nama anda siapa nona?) Tanyaku balik padanya.

"Mi y llamas Balqist, call me senor please, because i have a children"
(nama saya balqist, panggil saya ibu, karena saya sudah punya anak) ujarnya dengan terkekeh.

Aku sangat kaget, karena dia masih terlalu muda untuk mempunyai seorang anak.

"De donde eres, bonita?" (kamu berasal dari mana,cantik?) tanya nya kembali, menyadarkan ku dari kekagetan ku yang sempat meradang. Ya aku memang lebay mungkin.

******Change POV******

"Soy de Indonesia, Iam sorry senor." Ujar Edelweis dengan minta maaf kepada balqist yang tersenyum manis kepadanya.

"Its okay Edel, Aku bisa berbahasa indonesia tapi hanya sedikit saja" sahut Balqist dengan tersenyum ramah.

"Huhh baguslah Mrs. Balqist aku bisa bercerita tentang banyak hal kepadamu menggunakan bahasa indonesia, tapi aku akan segera pergi ke kantor baru ku dan see you Mrs. Balqist assalamualaikum!" Pamit Edel kepada Balqist.

"Waalaikumsalam take care in your way!" Seru Balqist sedikit berteriak.

Ketika Edelweis keluar dari gedung tempat dia tinggal, Edel menatap gedung di sebelah tempat tinggalnya.

"Kau tinggal di kawasan yang sangat mewah Edel." Bisik seseorang kepada Edel yang membuat Edel tersenyum ke arahnya.

"Ya, aku tau itu Gio hanya saja aku tak melihat gedung ini semalam." ujarnya pada Gio dengan menunjuk gedung yang dia maksud.

"Itu karena kau terpesona denganku kan? katakan saja" goda Gio dengan menurunkan tangan Edel.

"Katakan saja yang membuat mu senang dan cepat antar aku ke kantor ku Gio."

"Seperti yang kau mau bunga abadiku", Gio menundukan badannya sedikit seperti seorang pelayan kepada ratunya.

"Gio jangan menggodaku, cepat jalan di depanku " Gio terkekeh dan berjalan terlebih dahulu di depan Edelweis.

Ketika sedang berjalan di belakang Gio , name tag Edel terjatuh yang mengharuskan Edel untuk menunduk dan mengambilnya.

Namun, setelah mengambil name tag nya yang jatuh Edel menabrak dada bidang seseorang.

Bughh!!

"Aishh" Edel mengusap keningnya yang terasa sakit dan mengangkat pandangannya ke atas untuk melihat siapa yang ia tabrak.

Ya allah, seram sekali sangat dingin sampai tak tersentuh, batin Edel.

"Iam sorry sir, sorry." Ujar Edelweis dengan menundukan kepalanya sedikit.

"Interesante" (menarik), ujar pria itu setelah Edelweis berlalu dari hadapannya. Edel yang merasa di perhatikan , kembali mengarahkan pandangannya ke belakang.

Tatapan mereka bertemu dan lebih dari 3 detik mereka bertatapan yang membuat Edel bergidik ngeri melihatnya.

"Edel?, are you okay princessa? whats wrong?" tanya Gio menyadarkan Edel dari kesadaran yang sedikit menghilang entah kemana hanya karena sebuah tatapan itu.

"Nothing, i'm okay" Edel tersenyum.

"Gio, kita harus segera pergi jika tidak mau telat." ujar Edel yang di balas kekehan oleh Gio.

Gio menarik tangan Edel untuk mengajaknya menuju mobilnya.

*****

Gimana nih amigos? Suka kah kalian dengan part ini?.

Jika kalian suka, silahkan tekan icon bintangnya, agar aku semangat untuk menulis part selanjutnya.

I luvvvvvv💛

Titik TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang