Ku ingat kala itu,
Saat sebuah lukisan yang ku buat
Tertuang namamu di dalamnya
Kau dengan lantang menyuarakan penolakan
Padahal kita sedang masa pendekatanNalar ini meracau
Mengaduk logika yang diseduh kepahitan
Tak lama kau pun bersuara
Melalui gawai kau antarkan pesan tak suka
Bagiku kau tak lebih dari manusia yang tak menghargai proses sebuah usaha
Tapi kau bersikukuh bahwa kau hanya tak suka namamu terpampang di dalamnyaTak lama waktu berselang,
Kau tengah asik dengan seseorang
Tak pelak aku bangun terbelalak
Bukan ku tak mafhum,
Kini aku mengerti
Ada hati yang kau sembunyikan dalam-dalamPantaskah kau ku benci ?
Kau yang seenak hati masuk dalam ruang kosong paling dalam,
Seenaknya pula kau pergi tanpa berkemas
Menyisakan sekantung kenanganKini ruang kosong itu terlihat berantakan
Menyisakan kenang berserakan
Seakan kau sengaja agar sulit dilupakanBiar ku tata dengan rapi
Ku gantungkan namamu di depannya
Agar kelak kala kau kembali
Tak perlu ada ketuk untuk memasuki
Ruang itu milikmu
Kini, dan selamanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Puisi
PoetryKumpulan dari kalimat-kalimat yang lahir dari perjalanan-perjalanan yang terkenang. *semua puisi ditulis oleh penulis sendiri berdasarkan realita nyata kehidupan penulis, kerabat, sahabat, dan sisanya karangan.