it's hurt like hell

374 25 15
                                    

"Hey apa kau menungguku?" seorang gadis berambut (h/c) datang menghampiri seseorang pria berpotongan under cut yang tengah duduk di sebuah bangku taman. Pria itu tak lain adalah teman semasa kecilnya. Priatersebut hanya mengangguk sebagai responnya, dia memang irit bicara ya?. "Hisashiburi da nee?"

Gadis itu kini duduk di sebelah pria itu sambil menikmati daun berwarna oranye yang bertaburan karna jatuh terbawa angin.

"Kau lama sekali" pria itu menatap gadis itu dengan tatapan menusuk khas dirinya.

"Maaf maaf levi... Aku tadi membeli makanan untuk adikku hehehe" ya! Nama pria itu levi, teman sekaligus orang yang paling berharga baginya.

"Bohong"

"Tidak!" pria itu menatap tajam seakan sudah tau alasannya. "Baiklah, aku bohong. Aku tadi ketiduran ehehe"

Levi sudah jelas tau dia bohong, orang adiknya sedang ikut keluar negri bersama orang tuanya.

"(Y/n)... Kenapa kau mengajak ku kemari?"

"Hanya untuk mengenang masa lalu, kita pernah bermain disini kan?. Anggap lah untuk menyambutmu kembali kesini ahahaha" levi menatap gadis gadis yang tengah tertawa itu dengan tatapan datarnya, penyambutan macam apa ini huh?.

Ya... Setidaknya mereka bisa bersama lagi, setelah sekian lama berpisah. Waktu itu (y/n) masih berumur 7 tahun, sementara levi sendiri berumuh 12 tahun ketika mereka berpisah, dan mereka bertemu lagi ketika usia (y/n) sudah berumur 20 tahun. Cukup lama bukan?.

Mereka begitu asyik mengobrol di taman tersebut hingga tak sadar matahari sudah ingin pergi. (Y/n) begitu senang ketika tau bahwa levi nya itu telah kembali, akan lebih senang lagi jika dia bisa menyampaikan perasaanya, tapi sebelum itu... Dia harus tau perasaan levi padanya.

"Nee... Levi..." entah kenapa betapa kelunya dia hanya untuk sekedar bertanya, apakah itu terlalu susah? Ntahlah, padahal haya sebuah kata. Tidak! Kata itu memiliki arti tersembunyi, hal tersembunyi itu lah yang membuatnya susah untuk mengatakannya.

"Hn?" pria itu beranjak dari duduknya dan mengajaknya juga untuk berdiri. "Kau bisa mengatakannya sambil jalan. Jadi apa?"

"Ummm, tidak jadi eheheh" levi hanya bisa berdecak sebal lalu berjalan mendahului (y/n).

"Ehhh jalannya perlahan kenapa?!" ucap (y/n) berusaha menyamakan langkah kakinya yang membuatnya kewalahan. Pria itu terlalu cepat.

"Aku tak mau menunggu gadis lambat sepertimu" srakasnya. menyakitkan bukan? Tapi seberapa banyak kata menyakitkan yang levi keluarkan, dia tetap tidak bisa benci ataupun marah padanya.

"Jahatnyaaa, ahaha" gadis itu tertawa renyah sambil sesekali menatap kesana kemari. Bukan tanpa alasan... Dia ingin mencari topik namun (y/n) sama sekali tak bisa mencari topik, di tambah pria yang saat ini bersamanya bukanlah pria bersahabat yang bisa mencairkan suasana kapanpun ia mau.

Bosan? Tidak. Apapun selalu menyenangkan jika bersama levi, ya! Apapun. Setelah pertemuan tersebut mereka lebih sering bertemu, karna levi sering mengajaknya pergi. Alasannya adalah karna ini hari libur.

Meski sebenarnya hanya ingin menghabiskan waktunya bersama (y/n). Tahu tidak? Mereka ini saling mencintai hanya saja sama-sama tidak peka, dasar aneh ya?.

"(Y/n)" levi memggenggam tangan (y/n) erat hingga membuat gadis itu mengeluarkan semburat merahnya, untung saja dia memakai syal hingga bisa menutupi hal yang memalukan baginya. "Kenapa kau diam?"

"Ti-tidak ada" bohong! Saat ini dia sedang bahagia, benar-benar bahagia. Kenapa dia bisa bilang tidak? Dasar tukang bohong.

"Begitu ya?" levi terus berjalan menyusuri kota tokyo, menikmati lampu kelap-kelip yang indah dan juga cahaya dari gedung dan menara tokyo yang indah. "Sudah lama aku tak melihat hal seperti ini"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

it's hurt like hell [levixreader] ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang