text 11

426 53 18
                                    

Yoongi pov

Sehari sama Taehyung aja, udah kayak gini.

Aku bingung, sebenernya dari segi apa sih Taehyung bisa suka sama laki lembek, males, jelek, boncel kayak aku ini?

Terus kenapa juga tuh ciwi-ciwi, rombongan calon ibuk-ibuk yang suka ngurusin masalah orang lain.

Kepo banget perasaan sama masalah aku sama Taehyung.

Terus kenapa aku tadi blushing-blushing ga jelas pas Taehyung ngomong kangen, sial.

Masa aku juga gay?

Aku kan masi suka cewek.

Back to author pov

Pundak Yoongi ditepuk dua kali oleh seseorang, ibunya mengajaknya pulang, berarti arisannya udah selesai.

"Tadi ibuk-ibuk didalem ngomongin kamu sama Taehyung."

Yoongi mendongak menatao sekilas ibunya, "Ngomongin apa ma?"

"Wuih banyak, mulai dari perbedaan tinggi kalian yang kata mereka lucu, terus kalo jalan bareng Taehyung kayak jalan bareng adiknya, terus tante Kim juga nyeritain kalo Taehyung pernah minta ijin ke dia buat cium kamu, tapi tante kim bilang ke Taehyung buat tanya ke Papa,"

Yoongi tercenung, mengingat-ingat apakah hal itu benar-benar pernah terjadi.

Jika benar berarti yang diomongin Papa sama Yoonji tadi pagi itu Taehyung.

"Mama boong ih, dosa lho ntar."

"Heeee, sembarangan kamu, mama nggak pernah bohong kalo urusannya sama Taehyung, kamu tahu dia cuman hidup berdua sama mamanya gara-gara orang tuanya cerai karena tahu kalo Taehyung gay." benarkah? Yoongi baru tahu.

Mungkin karena nggak pernah ketemu gara-gara masalah itu beberapa tahun lalu.

Apa sekarang Yoongi patut menyesal? Merutuki betapa egoisnya dia dulu?

Tapi Yoongi kan tidak salah, bukan dia yang membuat Taehyung jadi gay, mungkin sudah jalan tuhan kan?

-

"I-ini, uh . . kalian main dulu sama Tannie," Taehyung berusia lima tahun meninggalkan kedua insan berbeda jenis kelamin itu di ruang tengah bersama dengan anjing kesayangannya, sedangakan ia berlari ke dapur dan bertanya pada ibunya.

"Mama, Taehyung boleh cium kakaknya yang cowok itu ndak?" tanya Taehyung dengan tangan kanan menunjuk ke ruang tengah.

"Hmm? Kakak Gi maksudnya?" Taehyung mengangguk hingga poninya bergoyang.

"Kenapa ndak dedek Ji aja?" tanya mama Taehyung.

Tapi Taehyung menggeleng dn bersikeras mengatakan 'mau kakak Gi aja' kemudian ngambek ke mamanya.

"Taetae kalo mau cium kakak, tanya ke papanya dulu, ayo mama anter."

Taehyung segera saja berlari ke ruang tamu dimana orang tua sikembar Yoonji dan Yoongi berada.

"Om-om, taetae mau cium kakak gi, boleh ndak?" tanyanya penuh semangat dalan suara yang kecil dan terkesan malu-malu.

"Lho, kenapa ndak dedek Ji aja?"

Taehyung menggeleng keras "Mau kakak Gi," wajah melasnya dipasang.

"Yaudah boleh, tapi dedek Ji juga dicium." Taehyung menudunkan bahunya karena syarat itu tapi dia mengangguk karena diperbolehkan kemudian dia berterimakasih dna berlari kembali ke ruang tangah, ada Yoonji yang masih bermain dengan anjingnya tapi sang kakak sudah terlelap di sebelah sang adik.

"Taetae tadi kemana saja?" tanya Yoonji.

"Ndak kemana-mana kok, ehehe."

"Dek Ji tau caranya cium?" tanya Taehyung polos sambil menatap lekat wajah Yoongi yang sedang terlelap.

"Mama Ji biasanya monyongin bibirnya kalo mau cium kakak Gi."

Taehyung yang mendengarnya lantas mempraktekan hal tersebut, dia memonyongkan bibirnya, "Begini?"

Yoonji mengangguk.

Taehyung kembali menatap Yoongi, tapi mendadak dia memundurka. lagi badannya karena melihat Yoongi terbangun.

Wajahnya perlahan memerah, Taehyung menduduk dalam, "Selamat siang Gi!" sapanya.

"Taetae mau apa kok monyong-monyong gitu?"

"E-endak jadi."

Taehyung berlari kebelakang, masuk ke kamar mandi kemudian merutuki ke tidak beraniannya.

-
ehe.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 13, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Reload [Taegi]Where stories live. Discover now