Putar lagu nya
~~~
Luka aneh yang ku nikmati dari mu. luka yang menjadi canduku. Luka yang menjadi saksi bahwa aku sangat mencintai mu.
-Aiza Nurzaizah Putri
'''
matahari sudah enggan menunjukan cahaya nya. Rasanya ia ingin cepat berlalu menggantikannya dengan malam gelap yang ingin menunjukan kesedihannya. Tapi, tidak semua kesedihan selalu kesedihan.
Alvin sanjaya.
Aiza
Apa?
Ga kangen lu ama gue?
Ngapain gue kangen ama lu
Aelah. Jahat amat lu
Lu gapapa vin?
Kenapa gue?
Tadi keana di peluk al?
Mengetik...
Mengetik..
Mungkinn aiza salah berkata. Tapi, rasa penasaran terlalu mendominasi dirinya.
30 menit kemudian.
Lama aiza menunngu tapi akhirnya pesan itu terbalas juga.
Makan es krim kuy?
Hati aiza berdetakk kencang. Bukan karena senang. Tapi, aiza tau hati alvin kini bimbang atau mungkin hancur?.
“makan es krim yu?
“ngapain makan es krim? .” Balas aiza dengan memutar bola mata malas.
“ayolah za.”
Mereka masih mengenakan seragam putih biru. Bel berbunyi terlalu lama bagi mereka rasanya ingin sekali keluar dari neraka ini. Ketika bel berbunyi pun tetap saja itu tidak bisa memberi setetes rasa bahagia dii hati alvin.
“yaudah gue mau. Asalkan teraktir..”
Terukir sekilas senyum di bibir alvin.
“Teraktir aja loe nomor satu!”
“hehehe iya dong!! Kapan lagi coba.” Seru aiza.
Mereka kini sampai di cafe. Cafe ini terlihat klasik dengan pengunjung yang tidak terlalu ramai. Kehangatan pun di isi oleh musik klasik yang bisa saja membuat kita tertidur.
Alvin sengaja memilih tempat di pojok dan belakang. Entah tapi sesepi apapun ini tempat ia tidak ingin terlihat mencolok.
“lu mau es krim apa za? Sekalian gue pesenin”
Aiza memperhatikan alvin. Rasanya, ada yang berbeda nada bicara nya terlalu asing untuk aiza kenal. Setiap kata yang alvin ucapkan terselip diantaranya luka-luka yang tak pernah aiza sentuh, jangankan sentuh.
Menggapainya pun serasa tidak mungkin bagi aiza.
KAMU SEDANG MEMBACA
AND.
Teen Fiction"kau bilang kau mencintaiku? Kau bilang kau menyayangiku? Lantas? Untuk apa kisah ini kita rajut jika akhirnya kau meninggalkanku? Untuk apa semua ini kita pertahankan jika akhirnya hanya aku sendiri?" -alvaro refyn Dwi ardika Aku pergi... Aku tau d...
