Hujan Dan Teman Baru

851 137 22
                                    

Tak terasa, sudah hampir 3 bulan Seungkwan bersekolah di sekolah umum. Dia menikmatinya, menikmati bagaimana rasanya bercengkerama dengan orang lain, membahas tugas, melakukan kerja kelompok dan masih banyak lagi.

Namun meski begitu, tetap saja teman yang dimilikinya hanya satu —Vernon. Mengenai hubungannya dengan Nayeon, entahlah gadis itu rasanya sudah seperti orang asing padahal mereka adalah saudara dan bahkan tinggal satu rumah.

Seungkwan tidak mempermasalahkan hal itu, baginya Nayeon tidak mengusirnya dari rumah saja itu sudah cukup.

Hari ini, semua berjalan dengan normal. Tidak ada kendala, pun tidak masalah yang menghadang. Menurut laporan cuaca, hari ini akan cerah berawan. Dan Seungkwan sangat bahagia akan hal tersebut.

Sekarang cuaca sering berubah-ubah tak menentu, dan bahkan seharusnya sekarang Korea sudah memasuki musim hujan. Akan tetapi, langit justru mengatakan hal yang sebaliknya. Dan Seungkwan senang akan hal tersebut.

Di jam istirahat, Seungkwan berjalan menuju perpustakaan. Perpustakaan yang berada di selatan gedung utama sekolah. Sekolah ini mempunyai dua perpustakaan yang satu di lantai dua sebelah barat gedung utama dan satu di selatan.

Di perpustakaan selatan ini jarang dikunjungi orang karena memang letaknya yang jauh dari kelas para siswa, selain itu juga di perpustakann ini koleksi buku yang ada tidak selengkap perpustakaan di sebelah barat. Sehingga kebanyakan siswa lebih memilih untuk berada di perpustakaan barat dibandingkan perpustakaan selatan.

Namun, Seungkwan lebih senang berada di perpustakaan selatan. Alasannya? Tentu saja ia menghindar dari keramaian. Ia masih belum terbiasa akan hal itu.

Keberuntungan sepertinya tak berpihak pada Seungkwan.

Saat ia hendak mengambil buku ensiklopedia, buku itu terletak di bagian atas rak yang tentu saja ia tak mampu menggapainya.

" Ayolah aku ingin buku itu. " Ucap Seungkwan seraya berjinjit untuk mengambil buku tersebut.

" Arghhhh! kenapa buku itu diletakkan d ik tempat yang tinggi. " erang Seungkwan. Buku itu sudah mencari incaran ia sejak lama, biasanya buku ensiklopedia di simpan di rak bawah, namun entah kenapa sekarang disimpan di rak paling atas.

Seungkwan masih terus berusaha menggapau buku tersebut, ia sudah lama menunggu untuk mendapatkan buku itu.


" Hei Nona, apa kau butuh bantuan? Seperti kau kesusahan. "

Seungkwan menegang mendengar suara itu, gadis itu berbalik untuk melihat pemilik suara tersebut.

Laki - laki itu masih berdiri di sana, bersender pada rak buku dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celana sekolahnya.

Seungkwan melirik ke kanan ke kiri untuk memastikan dengan siapa lelaki tersebut bicara.

" Hei aku berbicara padamu Nona. " lelaki itu menatap Seungkwan dan menunjuk gadis yang tengah kebingungan itu dengan dagunya .

" Aku? " Seungkwan menunjukkan dirinya sendiri.

" Bukan, tapi pada seseorang disamping dirimu. " Seungkwan melebarkan matanya setelah mendengar penuturan lelaki tersebut.

" K-kau bisa melihat sesuatu?  Di sebelahku? " Lelaki itu lantas tertawa lepas mendengar ucapan yang disertai wajah bodohnya.

" Tentu saja aku berbicara padamu, memang siapa lagi yang ada disini? " Tanya lelaki tersebut.

" Ngomong - ngomong aku melihatmu dari tadi, kau seperti kesusahan mengambil buku. Apa kau butuh bantuan? " sambungnya.

Seungkwan terdiam sejenak, sebelum akhirnya mengangguk karena memang ia membutuhkan bantuan dan lelaki tersebut datang menawarkan diri —mana mungkin ia tolak.

ombrophobia (verkwan gs) ✓Where stories live. Discover now