Hansol

793 143 20
                                    

Seungkwan duduk terdiam di atas hamparan rumput di taman belakang sekolahnya. Tempat ini jarang dikunjungi para siswa karena letaknya yang sedikit jauh dari gedung sekolah.

Dia berteman dengan kesendiriannya, ditemani angin dan bayangannya —gadis itu tenggelam dengan dunianya sendiri.  Sampai saat ini, dia masih belum dapat bersosialisasi dengan baik. Dia bahkan belum mendapatkan teman —selain Vernon.  Sedangkan sepupunya tidak pernah menganggap keberadaannya meskipun mereka berada di kelas yang sama.

Ditengah kesendiriannya, Seungkwan dikejutkan dengan sebuah tepukan di bahu kanannya. Gadis itu terkejut dan sontak menoleh untuk melihat siapa gerangan yang sudah mengejutkannya. 

Vernon tersenyum lebar ketika berhasil menarik atensi Seungkwan untuk menoleh padanya.

" kau mengejutkanku. " Vernon hanya tertawa menanggapi hal tersebut.

" kau sudah ku panggil berulang kali, namun sepertinya kau tak mendengarkanku jadi dengan terpaksa aku menepuk pundakmu. " Ucap Vernon —itu merupakan fakta. Tadi, dia hendak pergi ke gudang sekolah untuk menyimpan beberapa perlatan olahraga yang sudah tidak berfungsi —sang guru yang menyuruhnya.  Namun, ketika ia hendak berbalik untuk kembali menuju kelas, ia urungkan niatnya ketika melihat Seungkwan sedang duduk bersama dengan kesendiriannya.

" Maaf, aku tak mendengarmu." lirih Seungkwan. Vernon terkekeh kembali mendengar jawaban yang keluar dari mukut gadis itu —dimatanya semua yang ada pada diri Seungkwan, mampu menarik seluruh atensinya dari lingkungan sekitar. Dia memang gadis yang tak biasa.

" Hei sudahlah aku tak mempermasalahkannya. Lagipula kau sepertinya terlihat asyik dengan dunia mu. " balas Vernon.

" Ah!  Seungkwan, sudah berapa kita berteman? " tanya Vernon tiba-tiba setelah keheningan melanda mereka selama beberapa saat.

" Entah, aku rasa sudah cukup lama. " Jawab Seungkwan.

" Dan kau tahu, selama kita berteman kau bahkan hanya sekali memanggil namaku. " Vernon memandang lurus tepat pada kedua manik Seungkwan.

" Hahahaha kau ini ada-ada saja. Aku sering memanggil namamu ketika kita mengobrol melalui pesan. " Jawab Seungkwan dia terkekh mendengar penuturan dari teman pertamanya ini.

" Bukan itu maksudku Seungkwan, maksudku memanggil namaku secara langsung diucapkan oleh mulutmu. Kau hanya memanggil namaku sekali ketika aku berkunjung ke rumahmu waktu itu dan itu pun aku mendengarnya dengan samar. " Jelas Vernon.

" Err— itu sebenarnya ada alasan khusus kenapa aku tidak memanggil namamu secara langsung. " Seungkwan menggaruk tengkuk belakangnya dengan canggung, dia malu jika harus berterus terang secara langsung pada Vernon.

" Alasan khusus? Apa itu? " Vernon mengernyitkan dahinya heran, dia tak mengerti kenapa Seungkwan harus memiliki alasan khusus —padahal hanya untuk menyebutkan sebuah nama.

" it—itu kau, kau pasti tahu kan jika namamu tidak seperti nama orang korea kebanyakan? " tanya Seungkwan dia menundukkan kepalanya tak berani menatap Vernon.

" iya, lalu apa masalahnya? "

" euu, tidak ada masalah hanya saja aku kesulitan menyebut namamu ." Vernon tertawa keras mendengar jawaban Seungkwan,  itu adalah jawaban terkonyol yang pernah ia dengar.

" Dengar Seungkwan, kenapa kau tidak mengatakannya dari dulu, dengan begitu kau dapat memanggilku Hansol. Itu nama korea ku apabila kau kesulitan menyebut nama Vernon. "

" Baiklah, Hansol." ucap Seungkwan.

" Tapi apa tidak apa - apa? ,selama ini tidak ada yang memanggilmu dengan sebutan Hansol." sambung Seungkwan.

"  Tidak apa - apa Seungkwan itu berarti jika ada yang memanggilku Hansol, itu kau yang memanggil. "

Dan jam istirahat itu mereka habiskan dengan bercerita dan bersenda gurau —berdua.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Tanpa mereka ketahui, sepasang mata mengawasi mereka dari kejauhan.








Ombraphobia







Kali ini aku update lebih cepet—meskipun pendek.

Chapter kemarin yang aku publish itu aku seneng banget karena banyak dari kalian yang meninggalkan komentar.

Terimakasih,  aku suka spam comment kalian ♥♥

Sampai jumpa di chapter selanjutnya.



With love

—M

ombrophobia (verkwan gs) ✓Where stories live. Discover now