Niat Evelyn mengajak Felix ke supermarket adalah untuk berbelanja bahan makanan dan kebutuhan rumah lainnya yang sudah habis. Namun, setibanya mereka di sana, lorong camilan menjadi tempat pertama yang mereka datangi. Bukan. Bukan karena Evelyn lupa pada tujuan awalnya. Ini semua terjadi karena ucapan Felix yang sudah berhasil memengaruhi pikirannya.
Begitu mereka tiba, Evelyn mengambil troli dan sudah berniat untuk langsung menuju ke bagian belakang. Area sayur, buah, dan daging segar berada. Sayangnya, kalimat yang meluncur dari mulut pria itu menggoyahkannya. "Belanja keperluan lain dulu aja. Nanti kalau sudah semua, baru ambil daging dan bahan makanan lain. Biar tetap fresh.
Evelyn mengiyakan begitu saja karena merasa ucapan itu ada benarnya. Ia mengarahkan trolinya ke lorong yang paling dekat terlebih dahulu. Maka di sinilah mereka. Di depan rak-rak yang menyimpan berbagai macam biskuit dan makanan ringan. Sambil mendorong troli, matanya tidak lepas mengamati beragam jenis camilan yang ada di sisi kanan dan kirinya.
"Ambil aja yang kamu mau."
"Kamu mau yang mana?" Evelyn balas bertanya.
Felix mengambil alih troli yang semula didorong Evelyn. "Biar aku yang bawa troli, kamu yang ambil barangnya."
"Oke," Evelyn menyahut lalu bergerak mendekati salah satu rak untuk mengambil satu bungkus biskuit krim dan wafer roll rasa cokelat serta stik rasa keju. Setelah memasukan semua makanan itu ke dalam troli, ia kembali bertanya pada suaminya.
"Kamu mau snack apa?"
"Keripik kentang sama keripik jagung."
Evelyn bergerak menyebrang untuk mengambil dua jenis makanan ringan yang disebutkan. "Mau yang rasa apa?" tanya wanita itu sambil memindai banyaknya snack kentang dan jagung yang ada di hadapannya.
"Keripik jagungnya yang original aja." Evelyn meraih satu bungkus sesuai dengan permintaan pria itu. "Keripik kentangnya?"
"Beef barbecue, boleh."
Evelyn memeluk bungkusan keripik jagung yang semula dipegangnya untuk bergerak mengambil keripik kentang. Namun, gerakannya terhenti karena Felix kembali bersuara, "Ambil yang besar aja sekalian."
Kali ini, Evelyn terdiam sejenak. Tatapan matanya bergerak untuk mencari keberadaan snack itu. Ketika ia tidak menemukan keripik kentang berukuran besar di antara barisan keripik yang ada di depannya, ia mendongakkan kepala. Voila! Evelyn dapat langsung menemukan snack yang ia cari. Masalahnya sekarang adalah... keripik itu berada di rak paling atas!
Meski ragu, Evelyn tetap mencobanya. Ia mengulurkan tangannya ke atas sambil berjinjit. Berusaha semaksimal mungkin agar dapat meraih bungkusan yang paling depan. Sayangnya usaha itu pun tidak berhasil. Rak itu masih sedikit lebih tinggi dari jangkauan tangannya. Hingga tiba-tiba saja, sebuah tangan terlurur tepat di samping wajahnya. Meraih bungkusan dengan mudah. Bersamaan dengan itu, tercium aroma musk dan mint yang ia kenali dengan sangat baik.
Sebelum beranjak, pria itu menarik camilan yang ada di pelukan Evelyn dan melemparkannya ke dalam troli. Sementara itu, Evelyn sengaja memilih berjalan di belakang Felix, mengekorinya seperti anak ayam. Kepalanya tertunduk sambil sesekali mengalihkan tatap pada punggung lebar pria itu.
Felix... tidak mendengarnya, kan? Suara berisik degup jantungnya yang menggila.
Hanya pria itu satu-satunya orang yang bisa membuat dirinya bereaksi seperti ini. Reaksi yang selalu terjadi begitu saja, diluar kendalinya.
***
Akhirnya, setelah selesai berkeliling untuk membeli kebutuhan rumah yang lain, Felix dan Evelyn tiba di area yang menjadi tujuan utama mereka. Satu bagian khusus yang menyimpan berbagai macam bahan makanan, frozen food, dan dairy product.
YOU ARE READING
The Red String of Fate
RomanceSejak kedua orang tuanya meninggal karena tragedi yang menimpa keluarganya, Evelyn yang saat itu masih berusia lima belas tahun, dirawat oleh sahabat mendiang kedua orang tuanya. Hidupnya yang semula hancur, perlahan mulai pulih. Ia dapat bangkit da...
