"Terimakasih." pelayan itu mengangguk lalu pergi.

Yoonra mulai memakan makanannya sampai pada akhirnya Jaehwan mengungkapkan isi hatinya. "Yoonra–ssi,"

Yoonra melihat kearah Jaehwan sambil menaikan satu alisnya. "Wae?"

"Sebenarnya.. Eum.. Anggap saja ini kecan."

Yoonra menaro pisau dan garpu yang ia pegang menatap Jaehwan datang tapi tenang, apa-apaan ini?!

"Tuan bukankah saya sudah pernah bilang kepada anda, jika saya–"

"Aku tau," potong Jaehwan cepat menggantungkan ucapannya, membuang nafasnya pelan sebelum akhirnya ia berbicara kembali. "Jika aku memberi tahumu lebih dulu, kalau ini kencan pasti kau akan menolaknya."

Yoonra diam masih menatap kearah atasannya itu, menunggu kelanjutan ucapannya. "Aku– sejak pertama kali aku melihatmu, aku sudah jatuh cinta padamu–"

"Maka dari itu anda menempatkan saya sebagai sekertaris anda?" tanya Yoonra cepat, memotong ucapan Jaehwan.

Jaehwan mengangguk, "kau mengingatkanku pada mantan tunanganku yang sudah lama tiada."

Yoonra menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. "Bagaimana bisa kau menyamakanku dengan mantan tunanganmu?!" teriak Yoonra refleks.

Jaehwan yang melihat Yoonra berteriak pada dirinya hanya menatap tak percaya, pasalnya baru kali ini Yoonra berteriak padanya.

"Maaf sebelumnya karena saya berteriak padamu." ujar Yoonra yang baru menyadarinya.

"Tak apa, seharusnya aku yang meminta maaf padamu."

"Eoh."

"Jadi.. Apa kau mau–"

"Menjadi tunanganmu?" potong Yoonra cepat.

Jaehwan mengangguk.

Oh ayolah, apa yang harus Yoonra lakukan sekarang? Yoonra memijak pelipisnya pelan.

"Tuan– beri saya waktu."

"Eoh, baiklah.."

"Permisi, saya harus segera pulang. Maaf dan terimakasih." ujar Yoonra keluar dari ruangan itu. Ia berjalan kearah parkiran, tapi saat sampai parkiran ia melihat kakak pertamanya bersama dengan kakak iparnya.

"Yoonra–ssie, apa yang kau lakukan disini?"

"Eoh? Eonni, aku.. Tadi ada pertemuan dengan clyen."

"Eoh."

"Bibi Yoonra!" teriak seorang anak kecil yang baru saja turun dari mobil, anak kecil laki-laki itu berlari kearah Yoonra lalu memeluk kaki Yoonra. Yoonra hanya terkekeh, menggendong anak laki-laki yang berumuran 3 tahun itu.

"Hai, Junwoo–ssie lama tak bertemu." ujar Yoonra sambil mengecup singkat pipi gembul ponakannya itu.

"Eoh, Yoonra?"

"Nde, Seojun oppa. Eum.. Kalian akan makan malam bersama kah?"

"Nde, karena Junwoo yang terus merengek sedari tadi."

"Ah– begitu, kalian sudah lama tak mampir kerumah."

"Yah.. Nanti jika kami tidak sibuk, kami akan mampir kerumah."

"Baiklah, eum.. Eonni, oppa sepertinya aku harus segera pulang."

"Nde, kau anak gadis tak baik keluar malam terlalu lama."

"Haha.. Nde, oppa. Baiklah, Woo kau turun nde." Yoonra sambil menurunkan ponakannya itu.

"Jalga, bibi."

"Jalga."

***

Yoonra memasuki rumahnya dengan muka yang masam, dia duduk dipinggir Jungwoo. "Kenapa kau? Tumben sekali datang-datang dengan muka masam seperti itu."

"Oppa.." rengek Yoonra sambil memeluk Jungwoo dari samping. "Bagaimana ini.."

"Apa maksudmu?" tanya Jungwoo bingung.

"Atasanku itu mengajakku–" Yoonra menghentikan ucapannya. "Dia mengajakku– bertunangan dengannya."

"Lalu? Kau menerimanya?"

"Ani, aku belum menerimanya. Aku bilang padanya jika aku masih memikirkan ini, tapi oppa.. Yang benar saja dia menyamakanku dengan mantan tunangannya yang sudah meninggal."

Jungwoo masih diam menunggu adiknya ini melanjutkan curhatannya. "Aku tak menyukainya, aku juga tak mencintainya. Aku mencintai orang lain."

"Nuguya?"

"Taehyung oppa."

"Ha?! Aku tau kau sangat menyukai idola mu itu, bahkan kalian sudah saling bertemu. Tapi.. Aku tak yakin Yoonra, maksudku.. Dia idola besar yang sangat dicintai oleh semua orang. Dan kau? Kau hanya perempuan beruntung yang sudah bertemu dengannya."

"Aku tau–tapi dia juga mencintaiku.." lirih Yoonra.

"Astaga.." Jungwoo memijat pelipisnya pelan. "Bagaimana bisa kisah cintamu serumit ini? Dulu kau diduakan, dan sekarang–?"

"Aku juga tak mengerti.."

"Aku tak pernah memaksamu untuk mencintai seseorang atau menjadi pasanganmu, aku ingin kau yang memilihnya sendiri karena kau sendiri yang akan menjalaninya nanti. Apapun keputusanmu aku akan slalu mendukungmu, tapi.. Kau harus bijak dalam memilih pasangan."

"Nde, aku mengerti. Aku akan tidur, selamat malam." sebelum pergi kekamarnya Yoonra sempatkan untuk mencium pipi kakaknya ini singkat. Inilah yang Yoonra suka dari diri kakak keduanya ini, Jungwoo.

***

Yoonra berjalan menyusuri lobby menuju keruangannya. "Yoonra–ssie."

Yoonra berbalik badan dan sudah menumukan Jaehwan, Jaehwan berjalan mendekati Yoonra. "Ada apa?" tanya Yoonra canggung, yang tiba-tiba mengingat kejadian semalam.

"Huft! Jangan secanggung ini, kau lupakan saja masalah semalam. Anggap jika semalam itu tak terjadi apa-apa."

Yoonra mengangguk mengerti, sampai pada akhirnya ia sampai didepan pintu ruangannya. "Saya duluan."

"Nde, ohya siapkan dirimu saat meeting nanti."

"Baiklah.."

***

Sekarang Yoonra sedang makan siang bersama Jaehwan, terasa sangat hening. "Apa kau menikmati makanannya?" tanya Jaehwan memulai pembicaraan.

"Eum.."

tbc

Married with Bias ✓Where stories live. Discover now