Part 9

2.8K 155 4
                                    

#CATATAN_PELACUR_ASHITA
#PART_9
#POV_WARDA

Warda Hamidah adalah namaku, memiliki satu putra yang cukup sukses dalam bisnisnya merupakan sebuah kebanggan tersendiri. Teuku Syafrizal lahir dari keluarga sederhana, Ayahnya hanya buruh pabrik sedang aku memilih bekerja menjadi asistant rumah tangga semenjak kepergian suamiku. Rizal yang dulu periang, penyayang kini berubah. Ya sangat berubah, putraku dulu adalah lelaki yang selalu menuruti semua permintaanku, bahkan ia setuju untuk menikahi gadis pilihanku.

Seorang gadis yang selalu datang berkunjung bersama sahabatnya Kania. Mereka selalu kulihat ketika datang ke rumah ketika Rizal duduk di bangku kuliah. Di antara keduanya aku lebih condong ke Maulida, ia lebih terlihat anggun dan alim, pakaian yang ia kenakan juga cara dia berbicara sangat menunjukkan bahwa Maulida adalah gadis yang saliha dan ditambah lagi orang tuanya dulu ternyata memiliki kekerabatan yang dekat. Hingga kesepakatan pernikahan pun terwujud.

Malam itu tepatnya dua tahun lalu, Rizal putraku bertengkar dengan Maulida istrinya. Entah apa yang mereka ributkan, aku hanya bisa memeluk dua cucuku yang ikut meringis melihat keadaan orang tuanya. Rizal pergi keluar seraya membanting pintu dengan keras hingga kulihat Maulida terkapar lemas di lantai, meringis, menangisi keadannya. Masih kuingat bagaimana mata itu menatapku dengan tajam, hingga kemudian, aku membantunya untuk bangkit.

Air mata Maulida tumpah di pelukan, mustahil rasanya jika Maulida melakukan kesalahan. Ini pasti ada yang salah dengan putraku. Aku kuatkan Maulida, matanya berkaca-kaca. Hingga kemudian kutinggalkan dia untuk beristirahat.

Setelahnya aku tersadar, kamarnya kosong, tiada pakaian ataupun barang-barang miliknya. Maulida pergi meninggalkan kami, meninggalkan suami juga kedua anaknya. Aku sangat tak paham, ada apa? Kenapa wanita sesaliha dirinya bisa pergi meninggalkan suami tanpa izin, dia adalah wanita yang selalu kupuji-puji, wanita yang bisa kuandalkan, semua urusan rumah dia yang mengendalikan. Aku menerka, apa mungkin Rizal melakukan kesalahan? Entah. Apa mungkin putraku berselingkuh? Apa?

Malam itu kutunggu putraku kembali, namun nyatanya ia tak kunjung kembali untuk waktu yang cukup lama. Dua hari ia tak kembali, meninggalkan aku juga kedua anaknya. Tanpa tahu apa Rizal tahu istrinya pergi dari rumah, kucoba terus menghubungi lewat sambungan telepon, selalu non aktif. Bagaimana mungkin wanita renta sepertiku dibebani dengan perselisihan di antara mereka. Apa yang menyebabkan Maulida pergi? Apa yang membuat Rizal pun akhirnya menghilang? Sampai saat ini, aku masih mencari tahu.

Setelah berhari-hari akhirnya Rizal kembali, tubuhnya bau alkohol, rambut tipis tak karuan mulai tumbuh di wajahnya. Putraku, mengenaskan. Ia tersungkur menangis, mulutnya kelu seraya menangis terisak. Entah apa yang membuatnya seperti itu. Buru-buru aku ambilkan air hangat, aroma tubuhnya menusuk ke hidung. Rizal pasti cukup lama tak membersihkan diri. Aku bantu lepaskan pakaiannya, kemudian ia kembali terisak di pelukan.

“Rizal ada apa? Kenapa denganmu? Di mana Maulida?!” tanyaku ketus.

Putraku semakin meraung, dalam isak tangis ia katakan bahwa mobil yang membawa Maulida terjun ke jurang. Seketika tubuhku mendadak lumpuh, jantungku meredup, detaknya menjadi lambat, air mataku pecah. Aku pukul wajah Rizal dengan sekuat tenaga, menyalahkan perbuatannya, mencerca sikapnya, juga menyesali pertengkarannya kemarin.

“Di mana istrimu sekarang?!” tanyaku ketus,seraya merapikan diri bersiap-siap ke Rumah Sakit. Berharap wanita itu masih meninggalkan napas dan jejak di Bumi.

“Maulida sudah tidak ada …,” katanya lemah, bibirnya kelu. Tatapannya kosong.

“Apa kamu bilang! Rizal sadar! Apa yang kamu lakukan? Kenapa bisa seperti ini?!”

Putraku diam, dan aku meringis sunyi. Kehilangan menantu sekaligus wanita yang sudah kuanggap putri, melepas kepergiannya yang begitu mengenaskan. Rizal tak pernah bercerita alasannya bertengkar, alasannya tak kembali untuk waktu yang lama, dan sampai saat ini pun aku tak paham. Kenapa Maulida tega meninggalkan suami dan anak-anaknya. Jika masalahnya sepele, atau jika putraku yang salah tentunya dia takkan tega meninggalkan Adnan dan Amira.

CATATAN PELACURWhere stories live. Discover now