2. Ini Namanya Jodoh!

Comenzar desde el principio
                                    

Angin berhembus dengan pelan menyapu rambut dan juga leher Dita, seolah menyampaikan pesan kepada gadis itu untuk menoleh ke belakang. Dan spontan Dita menoleh ke belakang dan langsung mendapati sosok lelaki berkursi roda.

"Galen!"

Mata Dita kompak berbinar cerah. Kontras dengan Galen yang hanya meliriknya cuek lalu beralih mendorong kursi rodanya menjauh.

"Galen, mau pergi kemana?" Dita mengikuti Galen dan berjalan sejajar dengan lelaki itu. Wajahnya menampakkan ekspresi imut yang dibuat-buat.

"Bukan urusanmu."

Dita nyeletuk, "Ya jelas urusan gue dong! Secara lo itukan pacar gue!"

Tidak ada jawaban.
Galen hanya menjalankan kursi rodanya dengan pelan dengan tatapan mata lurus ke depan dengan pandangan dingin. Aura mengintimidasi yang menguar dari lelaki itu membuat pejalan kaki di sepanjang trotoar kompak memberi jarak.

"Ngomong-ngomong kok kita bisa ketemu di sini ya?" Dita tampak berpikir sekilas. "Ah, gue tahu, ini namanya jodoh!"

Di sepanjang jalan, Dita selalu berceloteh menceritakan hal ini dan itu walaupun hanya dibalas dengan sikap acuh tak acuh dari Galen.

"Ck, Galen! Bisa nggak sih lo itu ngerespon gue? Dikit aja! Gue itu kayak orang gila tahu nggak? Ngomong-ngomong sendiri sedari tadi." keluh Dita sambil memegang bahu Galen dan langsung ditepis oleh lelaki itu.

"Diam!"

Dita semakin sebal, "Ish, kok gue malah disuruh diem sih? Lagipula, ini kan mulut gue, suka-suka gue dong!"

Kali ini Galen mengalihkan perhatiannya ke arah Dita dan menatapnya dingin, sekilas membuat Dita sempat bergidik.

"Mulut terkutuk."

Dita melotot, wuanjay untung sayang!

"Galen nyebelin!" Dita mendengus kesal, namun masih ada stok kesabaran di dalam dirinya. Seolah teringat sesuatu, Dita menoleh dan memandang Galen, "By the way, alamat lo dimana sih? Ya kali gue pacar lo tapi nggak tahu alamat rumah lo."

"Bumi." jawab Galen datar.

Dita merengut, "Ya itu juga gue tahu elah. Yang spesifik dong!"

"Indonesia."

Dita menahan diri untuk tidak menjambak rambut Galen dan masih berupaya untuk bersabar. "Yang lebih jelas lagi, Galenku sayang!"

"Palangkaraya."

"BODO AMAT!"

Kesabaran Dita akhirnya habis sudah, ia menggembungkan pipinya kesal dengan wajah penuh dongkol. Mimik mukanya tampak keruh namun itu malah membuatnya terlihat semakin cantik dan imut.

Dan tanpa sadar hal itu membuat sudut bibir Galen sedikit terangkat. Namun itu hanya sekilas dan bahkan hampir tak terlihat.

"Tak kusangka kau bermain pria dibelakangku!" Juna tiba-tiba datang dengan memasang ekspresi seolah tersakiti. Cowok itu baru saja keluar dari fasilitas telepon umum dan langsung mendapati Dita dan Galen.

"Ck, lo lagi! Lo lagi! Sepet mata gue liat muka lo!" Dita berdecak kesal. Matanya melirik kantung plastik transparan yang dibawa oleh Juna, pandangannya berubah menjadi horor ketika melihat isinya yaitu beberapa pembalut. "Ngapain lo beli pembalut, ha?! Lo lagi haid?!"

"Yoi, gue lagi haid. Haus belaian Dita."

"Anjing lo!" Dita meninju lengan Juna.

"Canda elah. Ini mau gue jual lagi!"

Dita langsung menatap Juna seolah dia adalah manusia paling idiot di dunia. "Lo itu sebenernya bego atau goblok sih?"

"Goblok sih sebenernya. Good boy look kece."

"Serah lo aja dah, serah!!" Dita mendengus dongkol dan mengalihkan perhatiannya ke arah Galen, namun sayangnya lelaki itu sudah tidak ada di tempatnya. Ia langsung melihat ke segala arah dan menemukan Galen yang sudah cukup jauh meninggalkannya.

"Nohkan gara-gara lo Galen jadi ninggalin gue!" Dita memelotoi Juna dengan raut wajah kesal.

Dan Juna langsung memasang wajah bete, "Kok jadi abang Juna yang disalahin?"

"Emang lo biang masalah!"

Juna malah tersenyum lebar, "Emang. Kalau nggak ada masalah, entar hidup jadi monoton."

"Bodo amat!!" Dita berteriak kesal sebelum akhirnya berlari untuk mengejar Galen.

"GALEN TUNGGUIN GUEEEE!!"

^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^
TBC.

Minal aidzin walfaidzin gaes 😁
Kalau aku ada salah, mohon dimaafin ya 🙏🙏

#Ngucapinnya kecepeten, tapi gapapalah 😀

Next update ➡ 5 Prince Oneshoot.

Frozen's LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora