06

10 2 0
                                    

Teng... Teng... Teng...

Bel istirahat berbunyi, semua murid ngacir ke kantin untuk mengisi perut mereka dengan berbagai macam makanan di sana. Keyra juga sedari tadi sibuk membujuk Ayana agar mau menemaninya ke kantin.

"Ayo ah Ay! Temenin gue ke kantin. Lo mau kita kehabisan tempat duduk kaya kemarin?" bujuk Keyra tapi Ayana tetap tidak beranjak dari kursinya.

Keyra menepuk jidatnya pelan, tidak tahu lagi harus diapakan anak satu ini.

"Ay, Ay. Ego kurang-kurangin kek! Jangan ngambekan mulu lo! Kesel sendiri gue!"

Keyra pergi keluar kelas sambil diiringi tatapan heran Ayana.

"Perasaan yang ngambek gue, kenapa dia yang marah-marah? Aneh!" tak mau cacing di perutnya terus meronta, Ayana menyusul Keyra ke kantin.

~~❤~~

Sesampainya di kantin, Ayana langsung mencari keberadaan Keyra dan Raina. Untunglah dia melihat kedua makhluk itu dan langsung menghampirinya.

"Hello para pemuji Ayana!" sapa Ayana dengan cengiran khas-nya tapi tak digubris sama sekali.

"Hello? Kalian lagi puasa ngomong ya?" tanya Ayana seraya melambaikan tangan di depan muka Keyra dan Raina.

"Ih, lo berdua ngeselin banget sih! Ngapain nyuekin gue?" tanya Ayana kesal.

"Tahu, bodo!" koar Keyra dan Raina bebarengan.

Ayana hanya melongokan mulutnya lalu menatap keduanya. "Kalian masih marah sama gue? Elah gue minta maaf kali! Raina gue minta maaf yaaaaa. Dan buat lo Keyra, meskipun lo yang salah, gue tetep minta maaf deh!"

"Ye anjir! Nggak ikhlas banget lo minta maafnya!" protes Keyra.

"Ya kan emang lo duluan yang ngancurin mood gue!" bela Ayana.

"Permintaan maaf diterima lo nraktir kita bakso!" ujar Raina yang langsung disetujui Keyra.

"What? Enak lo pada! Ogah gue!" tolak Ayana.

"Oke, kalau gitu nggak usah temuin kita lagi dan jauh-jauh sono lu! Pergi sana, gue mau sewain tuh tempat duduk. Nggak guna kalau dipakai lo!" ancam Raina.

Mendengar ancaman tadi, nyali Ayana seketika menciut. Oke dia kalah kali ini. Awas saja mereka, akan Ayana balas lain kali!

"Iya iya oke, gue bayarin! Tapi nggak boleh lebih dari sepuluh ribu oke?"

"Siap!" Raina dan Keyra langsung memesan bakso kepada Pak Met.

Ayana mendengus sebal melihat kelakuan kedua sahabatnya ini. Dia memalingkan wajahnya untuk melihat ke sekitar, saat itulah sebuah rasa itu muncul. Dilihatnya Rasya sedang duduk bersama teman-temannya. Entah setan apa yang merasuki Ayana, dia terus saja menatap Rasya. Hingga tatapan mereka beradu, buru-buru Ayana ingin memalingkan wajahnya. Tapi Rasya justru tersenyum manis kepada Ayana. Ayana merasakan desiran hangat saat Rasya tersenyum kepadanya. Perasaan seperti suka?

'Gila! Gila! Jantung gue kenapa ini woy?! Kenapa jadi grogi sih disenyumin sama si Rasras!'

Ayana sontak memalingkan wajahnya dengan salah tingkah. Gelagat Ayana yang aneh menarik perhatian Raina.

"Lo kenapa Ay?" tanya Raina heran.

"Hah? Hah? Kenapa? Ng, nggak kok! Nggak kenapa-napa gue mah!" jawab Ayana bohong.

"Beneran?" tanya Raina lagi, memastikan.

"Iyalah!" jawab Ayana tegas.

"Ini eneng, baksonya!" tiba-tiba Pak Met datang sambil membawa nampan berisi pesanan mereka.

It's Difficult LoveWhere stories live. Discover now