" Kau masih bisa merasa sakit, sedangkan aku terus mencemaskan istriku yang tak kunjung pulang hingga tengah malam" tutur Alexander lebih tajam
" Aku hanya melakukan yang ingin ku lakukan, aku tidak suka di larang atau pun di atur oleh siapapun" jawab Christine dengan marah
" Hey apa kau lupa jika sudah menikah? Jadi sekarang kau harus menuruti semua yang aku perintahkan, sebelum aku berbuat yang tidak kau ingin kan mrs.Willam's" ancam Alexander
" Aku tidak akan pernah menuruti mu sampai kapan pun Mr.Willia's yang terhormmhfff"

  Ucapan Christine terhenti karena Alexander langsung menciumnya dengan kasar dan bringas. Membuat Christine terus meronta, dan mendorong tubuh kekar Alexander. Setelah merasa kehabisan oksigen, Alexander melepas ciumannya pada bibir mungil Christine.

" Turuti perintah dari suamimu ini, atau aku akan mengambil hak ku dengan kasar" ancam Alexander tepat di telinga Christine setelah melepas ciumannya

Christine langsung terdiam, saat Alexander sudah keluar dari kamar tubuhnya ambruk, dan menangis sesenggukan sambil memeluk kakinya. Benar dugaannya selama ini dia tidak akan bisa bahagia, jika hidup bersama orang dingin dan egois seperti Alexander.
" Mom, aku tidak kuat jika harus hidup bersamanya, di sangat egois dan kaku. Dia tidak pernah mempedulikan aku. Kenapa kau dan dad harus memilih dia sebagai pendamping hidup putrimu ini." gumam Christine dalam hati

***
   Suasana hati Christine sangat buruk hari ini. Dia sedang malas untuk bertemu dengan siapapun, termasuk Jade dan Caroline. Bahkan hingga siang ini dia tidak keluar dari kamarnya, karena pertengkaran semalam dengan suaminya. Lamunannya buyar saat ponsel yang di letakkan di nakas berbunyi.
" Hallo mom" sapa Christine dengan bersemangat
" ......"
" Apa? Bab baik aku segera ke sana mom tunggu aku ya!" ucap Christine dengan suara bergetar menahan tangisnya

   Selama di perjalanan Christine, melajukan mobilnya di atas rata-rata. Pikirannya semakin kacau saat mendengar isakan sang mommy di telpon tadi. Perasaan cemas tak kunjung padam, meskipun sudah sampai di rumah sakit. Kaki jenjangnya terus berlari mencari ruang gawat darurat.

" Mom, bagaimana keadaan dad?" tanya Christine panik
" Tadi dad mendapat panggilan telpon dari seseorang, mom tidak tau orang itu siapa tapi setelah itu dad kesakitan dan memegangi dadanya lalu..hiks...
hiks.." Isak Mrs. Dewari setelah menjelaskan pada putrinya

   Mommy Christine terus menangis di dalam pelukan putrinya. Membuat Christine semakin panik dan juga ingin menangis. Ini pertama kalinya sang ayah sakit hingga hari di bawa ke rumah sakit, biasanya hanya sakit biasa tak sampai seperti ini.

" Mrs. Dewari" panggil seorang wanita paruh baya yang baru datang dengan suami dan anaknya
" Bagaimana keadaan Mr. Dewari?" tanya suami perempuan itu yang merupakan ayah mertua Christine
" Masih belum tau" jawab Christine lirih

   Alexander mendekati istrinya yang tampak tegar, dengan mata sedikit sembab karena baru selesai menangis. Perlahan lelaki itu menarik tubuh sang istri, menyalurkan kekuatan pada gadisnya. Meskipun Christine tidak menangi dia tau perasaan istrinya sendang kacau. Pelukan yang di berikan Alexander langsung di sambut dengan balasan yang hangat. Gadis itu menyembunyikan wajahnya di dada bidang suaminya, mencari kehangatan di sana. Seolah menemukan tempat mengadu air matanya pun mengalir dengan deras, memberikan jika dia sedang merasa sangat sedih dan takut kehilangan sang ayah.

" Alexander, bawa istrimu ke suatu tempat, agar bisa tenang" pinta Mr. Williams
" Baik dad" jawab Alexander

   Christine hanya mengikuti suaminya yang entah mau ke mana. Dia tidak bisa berfikir dengan jernih, pikirannya kacau, setelah mendengar penjelasan dari mommy nya tadi. Akhirnya mereka pergi ke cafe dekat rumah sakit. Alexander memesan makanan untuk istrinya, sedangkan Christine terus menangis.

" Makanlah" pinta Alexander saat pesanannya sudah datang
" Aku tidak butuh makan Alex, aku ingin Daddy sembuh" tolak Christine
" Aku tau kau tidak makan sejak pagi. Makanlah lalu kau akan tau siapa yang menyebabkan dad seperti ini" ujar Alexander lembut
" Kau tau?" tanya Christine cepat, sambil memegang lengan Alexander
" Jika kau sudah makan kau juga akan tau. Dan jika sekali lagi menolak kau tak akan pernah tau" ancam Alexander

   Dengan kesal Christine memakan makanan yang di pesan Alexander. Dia tidak mungkin menolak lagi, karena tau seperti apa lelaki yang ada di depannya ini. Meskipun nafsu makannya buruk sebisa mungkin Christine melahap makanan itu.

" Jadi siapa yang membuat dad ku seperti itu sekarang?" tanya Christine cepet saat makanannya sudah habis
" Aku tidak tau, anak buah ku masih mencari tau pelakunya" Jawa Alexander tenang
" Jadi kau menipuku?" Selidik Christine dengan tatapan tajam

   Alexander hanya terkekeh melihat tatapan tajam sang istri, tatapan Christine tidak akan bisa membuatnya takut sedikitpun. Karena selama ini seorang Alexander tak pernah merasa takut pada apapun. Melihat kekehan suaminya membuat Christine kesal. Dan memilih untuk meninggalkan lelaki es itu.

" Dengan sifat mu yang keras kepala dan pemberani itu, mana mungkin aku memberi tau siapa penyebab Daddy kesayangan mu masuk rumah sakit. Aku tidak bodoh untuk memberi tau pada mu Christine yang akhirnya akan membahayakannya nantinya."gumam Alexander yang terus menatap punggung istrinya semakin menjauh

   Christine kembali ke rumah sakit melihat sang Daddy yang masih belum bangun. Lelaki paruh baya itu tampak sangat lemah dengan beberapa selang yang berada di tubuhnya. Ini sakit terparah dari ayahnya, dulu Mr. Dewari pernah sakit parah tapi tak se parah ini. Alexander tengah menemui seseorang di cafe tempatnya dan Christine tadi.

" Terus mata-matai dia, jangan sampai lengah sedikit pun" tutur Alexander
" Baik tuan" jawab seseorang di depan Alexander
" Aku pergi dulu Damon" pamit Alexander pada anak buahnya

   Christine masih setia menemani ayahnya yang masih belum membuka mata. Wajahnya menatap wajah sang ayah, tapi tidak dengan matanya yang
memandang kosong ke depan. Bahkan dia tidak sadar Alexander sudah berada di belakangnya.

" Chris tidurlah kau pasti lelah, biar anak buah ku yang mengawasi" pinta Alexander
" Aku tidak mengantuk" tolak Christine tanpa melihat suaminya
" Tidurlah Chris aku pastikan Daddy baik-baik saja nanti, kemari"

   Alexander menarik lengan Christine menuju sofa, lalu mendudukkan dirinya dan Christine, memeluk istrinya dengan posesif agar Christine merasa sedikit kenyamanan. Tadinya ibu Christine sendiri yang akan menjaga tuan Dewari, tapi Christine melarang dan mengatakan dirinya yang akan menjaga sang ayah.

" Tidurlah Chris, aku tidak kau juga sakit nanti" pinta Alexander, sambil mengelus puncak kepala Christine
" Aku ingin menjaga dad" tolak Christine sambil menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Alexander
" Biar aku yang menjaganya hingga kau bangun besok pagi" tutur Alexander
" Baiklah aku akan tidur, tapi kau juga harus istirahat Alex, tidurlah juga" pinta Christine
" Baiklah"

   Akhirnya Christine tertidur dalam dekapan Alexander yang masih terjaga. Istrinya tampak sangat sedih, matanya sampai bengkak karena terlalu lama menangis. Perlahan Alexander mencium kening, pipi dan bibir istrinya dengan lembut. Dekapan Alexander saat nyaman, membuat Christine cepet terlelap. Padahal sejak pernikahannya dengan Alexander, Christine selalu sulit tidur.

" Sebenarnya ada apa dengan perasaanku, mengapa aku seakan tak bisa melihat dirimu merasa sedih, aku tak mungkin memiliki perasaan pada gadis nakal ini. Sudahlah aku hanya kasihan padanya tidak lebih" gumam Alexander dalam hati.

   Alexander pun menyusul istrinya ke alam mimpi, sambil terus memeluk tubuh mungil itu. Baru pertama kali melihat Christine yang begitu rapuh ketika melihat sang ayah seperti ini. Membuat Alexander merasa bersalah karena sudah mengabaikan Christine sejak semalam.




Hemm.. enaknya tidur sambil pelukan, pasti anget dan nyaman banget tuhh 😁😴😴

Selamat membaca... Semoga suka sama ceritanya..

Selamat berbuka

Naughty Wife ( Complet )Où les histoires vivent. Découvrez maintenant