1.5

111K 25.5K 9.9K
                                    

Chapter terpanjang WOY. spesial karena 127 q mau comeback huhu jangan lupa streaming guys!

Jangan lupa vomments juga ༎ຶ‿༎ຶ

° ° °

🔸15.20 pm 🔸

Dengan kepala yang masih memakai tudung hoodie hijaunya, cowok itu menoleh ke arahku ketika kupanggil namanya.

"Eby?!" teriaknya sumringah sambil berdiri dari kursi penunggu. Kemudian ia tersenyum lebar.



Hendery.

Cowok itu yang tadinya sibuk memegang koper beralih membentangkan tangannya dengan lebar ketika aku berlari menghampirinya sembari tersenyum kikuk kepadanya.

Oh katakan apakah dia mau memelukku?

Saat jarak kami sudah hampir dekat, dan dia semakin merentangkan tangannya, aku beralih menuju koper milik Hendery yang ada disampingnya.

"ayo pulang," ujarku sambil mengambil kopernya lalu berjalan mendahuluinya.

Diam diam aku ketawa. Hendery terlihat kebingungan. Kasihan. Banyak orang di bandara yang tertawa melihat tingkah Hendery.

"Hey kamu tidak kangen apa? Kenapa gamau peluk??" kudengar Hendery protes di belakangku.

Aku berbalik badan untuk menghadap Hendery. Aku hanya tersenyum lalu mengambil tangannya agar bisa kugandeng.

"gandengan aja gausah pelukan," ujarku pelan.

Tidak Hendery, bukan aku menolak. Aku hanya tidak mau rasa itu datang lagi.

° ° °

Kami sampai di rumah Hendery dan juga rumahku yang hanya berada tepat di rumah Hendery.

Aku rasa atmosfer di sekitar cukup membuat diantara kami canggung walau tadi di mobil sempat bercanda.

"welcome home Hendery!!"

Hendery hanya terkekeh pelan saat kami tiba di depan rumahnya. Dia terdiam cukup lama sambil mengepalkan tangannya.
Mungkin sedang rindu dengan rumahnya yang sudah ia tinggal selama sebulan.

Tidak lama kemudian, dia mengajakku duduk di ayunan kecil di samping pekarangan rumahnya.

Kami diam tanpa suara. Menyisakan suara burung dan bunyi kendaraan di jalan.

"kenapa?" tanyaku ketika mulai sadar ternyata Hendery sedang menatapku cukup lama.

"kamu baik baik aja kan selama ini?"

Gantian aku yang menatapnya lama.

"selama ini yang kamu liat gimana?"

Hendery diam. Aku diam. Kami hanya saling menatap tanpa ada yang mau bicara duluan.

"aku seperti diteror, Hendery..." ucapku akhirnya dengan suara gemetar.

Hendery menatapku sedih. Ia memutar badannya untuk menghadap penuh ke arahku lalu dengan pelan ia mengusap pipiku.

"Hey look at me! it's okay. Kan udah ada aku disini. Tidak ada yang lagi perlu kamu cemaskan, okay?" ucap Hendery dengan lembutnya.

Bot 0.1 | mark lee ✓Where stories live. Discover now