sudah biasa

58 11 4
                                    

Hyera POV

Sehabis aku menutup sambungan dari Taehyung, aku pun segera bergegas mengambil beberapa baju yang akan aku pakai bekerja pada hari ini.

Cuaca di Seoul hari ini cukup dingin dan itu membuatku berinisiatif memakai baju yang agak sedikit lebih tebal dari biasanya.

Saat aku keluar dari kamar, terlihat kakakku yang sedang meminum segelas kopi hangat sembari membaca novel kesukaannya yang sudah ia baca berkali-kali.

Dia Min Yoongi.

"Membaca itu lagi? "Tanyaku seraya menuju ke arah rak sepatu.

Dia menoleh ke arahku dan mengangguk singkat.

"Itu ada roti di meja, makanlah dulu baru berangkat. "Titahnya dengan posisi yang masih membelakangiku. Dia kalau sudah baca memang tidak ingat sekitar.

Aku berjalan ke arahnya dan memeluk lehernya, "Tidak mau, aku akan berangkat sekarang. Jangan kangen, ya. "Aku menyium pipinya sekilas dan berlari menuju pintu keluar.

"Hey!!! Dasar anak gila!!!" Mendengarnya, aku hanya bisa terkekeh.

Dia itu paling tidak suka skinship, apalagi dengan laki-laki. Hahaha.

•••

Hari semakin dingin, namun bus tidak kunjung datang juga. Aku merapatkan jaket tebalku dan memasukkan kedua tanganku ke dalam saku jaket itu.

"Hyera! "Panggil seseorang yang membuatku langsung menoleh ke sumber suara.

Senyumanku mengembang setelah beberapa detik melihatnya tersenyum juga, dia mempunyai khas saat tersenyum yaitu matanya akan menghilang.

"Park Jimin? Kau disini? "

Dia mengangguk, "Hm..."

Jimin bukan siapa-siapaku, dia hanyalah sahabatku dan sahabat Taehyung juga. Kami dulu juga satu universitas dan kebetulan kami semua seumuran.

"Aku kira kau belum berangkat. " Kataku sambil terus menahan rasa dingin.

"Tadi pagi aku membersihkan mobilku sebentar, agar bisa di pakai sekarang." Ia sedang menjelaskan namun tangannya tidak bisa diam karena sibuk dengan dasinya.

Aku menaikkan kedua sudut bibirku, "Boleh aku bantu? Aku lihat kau sangat sibuk sekali. "

"A-ah i-iya boleh, maaf, aku belum bisa-bisa memakai dasi seperti ini. Padahal kau dan ibuku sudah sering mengajariku, namun aku selalu tidak bisa. "Ucapnya di selingi tawa.

Aku mengangguk lalu mulai membantunya memasangkan dasi yang biasa di pakai oleh pegawai kantoran, petinggi-petinggi, atau pekerja lain. Jimin adalah salah satunya, yaitu sebagai pekerja kantoran.

"Sudah selesai. "

Dia melihat ke arah dasinya dan tersenyum, melihatkan giginya yang sangat putih, "Terima kasih, sebagai gantinya, aku antar kau pergi bekerja? Bagaimana? "

Aku berpikir sejenak, namun saat aku ingin menjawab ia malah langsung menarik tanganku ke arah mobilnya. Ia membukakan pintu depan, samping pengemudi dan saat aku sudah masuk ia kembali menutup pintunya lalu berlari menuju kursi pengemudi.

"Astaga, di luar benar-benar dingin. Aku sampai tidak tahan, sudah berapa lama kau di halte tadi? " Jimin akhirnya membuka pembicaraan setelah beberapa menit suasananya sempat hening.

Long Distance Relationship-kthWhere stories live. Discover now