Adonis ( part 06 ) - Bastard, Ad!!

2.6K 243 7
                                    

Rose kembali ke tengah-tengah pesta dengan jantung bergemuruh. Masih merasa waspada akan kehadiran Adonis. Ya Tuhan.. Rasanya Rose ingin segera pergi dari acara itu. Membayangkan wajah gila Adonis saja sudah membuatnya takut dan muak. Apalagi jika harus kembali bertatap muka. Rose pastikan ia akan memukul wajahnya jika Pria itu berani menatapnya penuh hasrat.

Sial.

Rose tidak menyukai tinggal di kota New York. Mungkin akan lebih baik jika ia tetap berada di Milan?

"Darimana saja kau?"

Suara Sims memasuki indera pendengaran Rose. Perempuan itu membalik badan dan menatap Sims dengan menghela napas.

"Saya tadi ke toilet. Bukankah tadi Saya sudah mengatakannya?"

Sims Collin itu bukanlah tipe Pria yang suka mengurusi urusan yang tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya. Ia akan lebih memilih acuh dan tidak mengambil pusing setiap urusan mereka. Juga tidak berniat menolong meski terkadang banyak yang memerlukan bantuan. Jadi untuk masalah Rose, Pria itu hanya mengendikkan bahu dan meminum minuman yang di sediakan.

"Apa acaranya masih lama?" Rose bergumam lirih.

Sims yang mendengar pun melirik sekilas. Menaruh gelas di tangannya pada meja yang tak berada jauh darinya.

"Kali ini aku akan berbaik hati. Pulanglah jika kau lelah."

Rose menoleh ke arah Sims. Menunjukkan tatapan tak percayanya akan ucapan sang atasan. Bayangan sebuah ranjang empuk telah hadir di benaknya. Ah.. Rose ingin sekali mengistirahatkan tubuh dan pikirannya.

"Menemani Anda ke sebuah acara yang di adakan oleh pihak perkantoran merupakan tugas Saya. Tidak. Saya akan tetap di sini."

Tapi ia sadar akan keadaan. Dia merupkan Sekretaris Sims. Meninggalkan pekerjaan bukanlah gaya Rose.

Sims menganggukkan kepalanya ringan. Menghela napas dan mengajak Rose untuk ikut dengannya menemui seorang teman bisnis di acara itu.

....

"Besok pagi kita harus kembali ke Milan. Mr. Frederick akan datang untuk membicarakan bisnis baru yang sedang di rencanakan."

Sims menghela napas dan membalik badannya mendengarkan Rose. Menatap Perempuan itu dengan mata lelahnya.

"Tidak bisakah di tunda? Aku masih sangat lelah, Rose."

Rose mengangkat satu alisnya.

Sebenarnya bisa saja ia membicarakannya lagi dengan Asisten Frederick. Akan tetapi dirinya juga sudah tidak tahan berada di New York. Ia merindukan suasana kota Milan.

"Saya bisa membicarakannya."

Lagi dan lagi ia harus bersikap profesional. Itu adalah pekerjaannya. Masalah pribadi tidak boleh sedikit pun masuk ke dalam urusan.

Sims Collin mengangguk satu kali. Memasuki mobil dengan di ikuti Rose dari arah berlawanan.

"Sepertinya aku butuh waktu untuk istirahat." Pria itu menggumam.

Rose melirik sekilas. "Apakah perlu Saya cancel jadwal Anda untuk beberapa hari ke depan?"

Sims menggeleng. "Tidak perlu. Kau bicarakan saja jadwal temu dengan Mr. Frederick."

Rose mengangguk paham. Ia pun mengeluarkan ponsel dan menghubungi Asisten Frederick. Tengah membicarakan pertemuannya yang mungkin akan ia tunda. Selepas itu, ia kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas tangan yang ia bawa.

"Maaf, Mr. Sims. Jadwal Mr. Frederick sangat padat. Dia tidak ada waktu untuk menemui Anda jika pertemuan kita tunda. Mr. Frederick hanya punya waktu luang yaitu besok."

Adonis LoverWhere stories live. Discover now