Suara alunan piano terdengar merdu, Jung Jaehyun berdiri dengan gugup di  depan altar dan menunggu calon pengantinnya untuk menemuinya, suara tepukan tangan terdengar jelas ketika Taeyong keluar dengan di gandeng oleh Mr

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Suara alunan piano terdengar merdu, Jung Jaehyun berdiri dengan gugup di depan altar dan menunggu calon pengantinnya untuk menemuinya, suara tepukan tangan terdengar jelas ketika Taeyong keluar dengan di gandeng oleh Mr. Jeon di samping kanannya.

Taeyong sendiri ia berusaha menahan debaran jantungnya yang mulai menggila, wajahnya terasa panas ketika melihat calon suaminya Jung Jaehyun sudah berdiri menantinya dengan gagah di Altar. Langkah mereka terhenti tepat di hadapan sang Pastur dan Jaehyun dengan senyum kecil Mr. Jeon mengambil tangan Taeyong dan memberikannya pada Jaehyun.

"Jaga dia baik-baik, dia salah satu permataku." Ujar Mr. Jeon lembut.

"Aku berjanji akan menjaganya." Ujar Jaehyun mantap.

Taeyong menghelana nafas pelan ketika dirinya di bawa oleh Jaehyun ke hadapan sang pastur yang tengah menatap mereka lembut. "Apa kalian siap?" Tanyanya. Yang di balas anggukan mantap keduanya.

"Silakan ucapkan janji pernikahan kalian." Ujar Pastur itu lembut.

"I promise to love you without reservation, comfort you in times of distress, encourage you to achieve all of your goals, laugh with you and cry with you, grow with you in mind and spirit, always be open and honest with you, and cherish you for as long as we both shall live." Ujar Jaehyun memandang Taeyong lembut.

"I promise to be patient and loving towards you, to work by your side to achieve the things we value and dream of, and to savor our time together. I pledge to you all of these things from the bottom of my heart for the rest of our lives." Ujar Taeyong lembut.

Sang Pastur tersenyum kecil sebelum meminta Jaehyun untuk memasangkan cincin ke jari manis Taeyong dan begitupun Taeyong, ia memakaikan cincin yang lebih besar pada jari manis Jaehyun.

"Tuhan menyatukan kalian dengan cinta dan akan memisahkan kalian saat maut memisahkan, aku meresmikan pernikahan kalian anakku, silakan cium pasanganmu." Ujar Pastur itu dengan lembut.

Jaehyun memandang Taeyong dengan senyum lembutnya sebelum mendekatkan tubuh mungil Istrinya dan mencium bibir mungil Taeyong di sertai lumatan lembut sebelum melepaskan ciuman itu dan Jaehyun menyesapnya lembut.

Tepuk tangan meriah di iringi siulan menjadi latar kebahagiaan mereka kini, Taeyong dan Jaehyun membalikan tubuh mereka menghadap para tamu undangan sebelum melemparkan bunga yang berada di tangan Taeyong.

"Aku mencintaimu Jung Taeyong."

"Aku juga mencintaimu Jung Jaehyun."





~END~







OMAKE...



Pintu berwarna coklat dengan tulisan lucu; Jung's Twins berbunyi pelan. Jung Min-hyung atau di panggil Mark kakak dari Jung David yang terlahir 5 menit lebih awal terlihat susah payah memegang handle pintu itu.

"Ukkhh... thutha cekali!" Ujar Min-hyung.

"Yung buthan theperthi ithcu.. awaths bial David yang butha." Ujar sang bungsu sombong.

Kedua balita berusia dua tahun setengah itu masih sibuk dengan Handle pintu kamar mereka.

"Isshh... Bialkan Hyung yang butha! David thunggu Hyung thaja." Ujar Sulung Jung tak mau mengalah.

David hanya menatap Hyungnya dengan cemberut dan memilih berdiam diri di belakangnya.

CKLEKK

Suara pintu yang berhasil terbuka membuat kedua Jung kecil itu berteriak senang. Dengan cepat tubuh gempal keduanya berlari susah payah ke arah kamar sang Mommy dan Dady.

"Ich.. Hyung.. Peyan-peyan.. thunggu David."

"Ithu kalna David yeyet!!" Ujar Min-hyung meledek. Keduanya sibuk berjalan dan berceloteh di lorong sepi itu.

"Cenapa cepi cekali yung?"

"Eoh? Thidhak tau, ahh... lihat ithu, thekhalang balu jam.. emmm.. " Ucapan Mark terhenti ketika ia tak mengerti angka berapa yang ada di jam kecil itu. Tangan mungilnya mencoba menghitung tapi tetap tidak bisa menemukan jawabannya.

"Bacaimana?" Tanya David polos.

"Hehehe.. ndak tau." Ujar Mark dengan kekehan kecil.

"Ich... yung bodoh." Balas David meledek.

Keduanya kini berjalan kearah kamar orang tua mereka yang masih tertutup rapat. Setelah sampai di depan pintu kamar sang Daddy dan Mommy, kedua Jung kecil itu mendengar rintihan kecil dari dalam kamar.

"Yung dhengal ithu? Thenapa Mommy kecakitan?" Tanya David bingung.

"Yung juga mendengalnya,,, apa Daddy nakal lagi pada Mommy?" Balas Mark berfikir. Keduanya terdiam sesaat, saat mereka teringat sang Mommy merintih seperti itu.

"Yung changan-changan... " Celotehan David terhenti ketika melihat mata bulat sang Hyung juga tengah berkaca-kaca sama sepertinya. Dan tak butuh waktu lama keduanya menjerit dan menangis di depan pintu kamar sang Mommy.

"HUWWEEEE MIMIKKK MIN-HYUNGIE/ DAVID... " Tangis keduanya.

CKLEK...

"Astaga apa yang anak-anak Mommy lakukan di sini?" Tanya Taeyong setelah membuka pintu kamarnya. Ia terkejut ketika di tengah kegiatannya bersama sang suami terdengar tangisan kencang dari kedua buah hatinya. Sedangkan Jaehyun berdiri di samling Taeyong hanya mengernyit heran. "Ini terlalu pagi untuk kalian bangun kids." Ujar Jaehyun.

Mata mungil Mark dan David menyipit sebelum teriakan kembali terdengar nyaring.

"DADDY TDAHK BOLEH MIMIK MOMMY."





~END~


Udah dulu lah yah... sampai jumpa di lain fiction.. by..by...

아프다 / APPO [JaeYong] ✔Where stories live. Discover now