•A Few Hours Later•

65 17 0
                                    

-oOo-

"POLISI WOY POLISI!!!" teriak seorang remaja berbadan kurus dengan sebuah dasi sekolah yang terikat di kepalanya.

"Polisi?" Gumam Nathan pelan. Ia nampak berpikir, hingga akhirnya terdengar suara sirine khas mobil polisi yang mulai mendekati kawasan balap liar yang diikutinya.

"Mampus gue!" Nathan segera menaiki motornya, melajukannya dengan kecepatan tinggi. Persetan dengan keselamatan. Yang terpenting ia bebas dari polisi polisi itu.

"HEY BERHENTI KAMU! JANGAN KABUR!!!" Teriak seorang polisi dari dalam mobilnya. Polisi itu mengejar Nathan dari belakang dengan kecepatan yang hampir sama.

Dorr!

Satu tembakan lolos di udara. Tujuannya hanya untuk mengancam Nathan agar berhenti. Namun Nathan tetaplah pria keras kepala. Ia malah semakin melajukan motornya.

Dorr!

Dorr!

Polisi sudah meloloskan dua peluru ke udara. Namun Nathan tetap tidak menghiraukan peringatan serius itu. Hingga akhirnya ancaman polisi sudah pada tahap akhir, yaitu menembak kakinya.

Dorr!

"arghh!!" Nathan mengerang kesakitan saat peluru itu benar benar menembus kulit kakinya.

Motornya mulai tak seimbang. Nathan sudah tidak tahan. Akhirnya ia mematikan lampu motornya kemudian berbelok secara diam diam. Polisi pun lengah dan akhirnya kehilangan jejak Nathan.

Nathan berhenti di sebuah ruko yang sudah tutup. Ia memakir asal motornya, kemudian duduk bersender pada pintu ruko.

"Astaga," Nathan terkejut saat melihat kakinya yang mengeluarkan banyak darah. Bahkan dia sendiri tak mampu melihatnya. Rasanya sangat perih. Darah terus bercucuran membasahi jeans nya yang sudah kotor.

Nathan pasrah. Ia hanya bisa menunggu sampai pagi, karna sekarang jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Nathan memejamkan matanya, berusaha menghilangkan rasa sakit di kakinya.

-oOo-


"Awwww," rintih Freya saat sebuah bayangan hitam memenuhi kepalanya.

"Kenapa Frey?" Tanya Aland. Sahabat Freya.

"Ga tau lan, kelapa gue sakit," Freya terus memegangi kepalanya. Seperti ada sesuatu datang menyerang pikirannya. Sesuatu yang menurutnya datang dari masalah yang akan di hadapi seseorang. Namun sial! Semuanya nampak hitam dan buram.

Freya memiliki kelebihan Clairvoyant. Salah satu Indra keenam dimana seorang yang memilikinya mampu mendapat informasi dari masa lalu, masa kini, hingga sama depan.

"Mau pulang?" Tawar Aland khawatir.

Freya menggeleng.

"Mau affogato," jawab Freya, dengan tangan yang bertumpu pada salah satu sisi kepalanya.

"Satu aja ya? Habis itu pulang, udah malem," suruh Aland sambil memesan satu porsi affogato pada salah satu pelayan Orion's Caffe.

"Jam berapa sekarang?"

"Sepuluh,"

Freya mengangguk lemas. Kepalanya terasa sangat sakit, dan ini bukan pertama kalinya Freya melihat kegelapan itu. Affogato adalah penawar rasa sakitnya. Ice cream vanilla dengan campuran kopi expresso itu selalu bisa membuatnya merasa tenang, hingga akhirnya bayangan hitam itu menghilang.

"Beberapa jam kedepan, kayaknya akan ada yang kena masalah deh lan," ucap Freya di tengah kepusingannya.

"Maksud Lo?"

"Seseorang di balik bayangan hitam ini,"

-oOo-


HOLAA!!!

GIMANA NIH SAMA PART 1 NYA?

KALO MASIH BELUM JELAS ALURNYA, SABAR AJA DULU, LAMA LAMA JUGA PAHAM.

YANG PASTI DI CERITA INI AKAN BANYAK MAIN DI JAM ATAU WAKTU. NTAH ITU MAJU ATAU MUNDUR. TAPI AKU USAHAIN KALIAN AKAN NGERTI MAKSUD DARI SETIAP CHAPTER YANG DI BUAT, OKEY!?

SO, STAY TUNED FOR THE NEXT STORY!!

Salam Author😘

rafajahara

AFFOGATO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang