12. Awal Cerita

158 5 5
                                    



I am Back🎉

Jangan lupa Vote and Comment💫

🌷HAPPY READING🌷






"Kenapa sih Rey?"

Pertanyaan dari Karin tak digubris oleh Reyhan. Laki-laki itu terus saja menarik Karin tanpa henti. Reyhan hanya ingin Karin mengikuti langkahnya.

Sampai akhirnya Karin menarik lengannya dari tarikan tangan Reyhan. "Lo kenapa sih?!" tanya Karin dongkol, karena dari tadi dia diacuhkan.

"Gak usah deket-deket dia," kata Reyhan datar.

"Dia siapa?" Karin mengingat siapa yang disebut dia oleh Reyhan. "Oh maksud lo yang tadi di taman?" Gadis itu memastikan apakah benar, laki-laki tadi yang dimaksud Reyhan.

Reyhan mendengus, lalu mengangguk.

"Emang kenapa?" tanya Karin dengan penyakit keponya.

"Jangan aja," jawab Reyhan ambigu.

"Dih, gak jelas banget sih."

Lalu Karin pergi meninggalkan Reyhan. Pergi menuju tempat yang sedari tadi dia idamkan. Ke mana lagi jika bukan kantin. Karin hanya lah murid biasa, yang mudah tergoda dengan makanan kantin.

Apalagi setelah dihukum tadi. Tenggorokannya terasa sangat kering. Menyapu taman yang dipenuhi dedaunan kering juga butuh tenaga, wajar saja Karin kelelahan.

"Bude, es teh satu sama batagor ya."

Wangi kuah kacang batagor Bude Sri sangat menggoda, untuk mengisi perut yang lapar. Cacing-cacing di perut Karin sudah minta diberi asupan. Sambil mengipas-ngipas wajahnya, Karin menunggu dengan tidak sabar batagornya.

"Bude! kayak biasa."

Karin memutar bola matanya saat Reyhan duduk di hadapannya. Kenapa pula, waktu istirahatnya harus diganggu oleh manusia pembuat onar seperti Reyhan.

Akhir-akhir ini Reyhan sering sekali melanggar peraturan, membuat Karin percaya bahwa omongan Dela tentang siapa Reyhan patut dipercayai. Reyhan si tukang bolos, Reyhan si pembuat onar, Reyhan murid yang sering terlambat, dan Reyhan yang pintar.

"Gitu banget mukanya. Gak suka gue di sini?" kata Reyhan menghilangkan keheningan diantara mereka berdua.

"Iya," jawab Karin tanpa melihat Reyhan.

"Galak banget."

"Suka-suka," kata Karin ketus.

Sebenarnya Karin berniat memainkan ponselnya, namun Bude Sri sudah datang dengan dua piring batagor dan satu gelas es teh. Satu lagi, ada satu gelas yang berisi cairan berwarna kuning keorange-orange'an.

"Akhirnya." Setelah mengatakan itu, gadis dengan rambut yang dibiarkan tergerai itu langsung menyantapnya.

Begitupun dengan Reyhan, tapi bedanya laki-laki itu lebih memilih meneguk minumnya dari pada menyantap batagornnya. Karin menatap Reyhan, atau lebih tepatnya menatap ke arah minumannya.

Kenapa melihat Reyhan meminum minuman itu terasa segar. Setiap sedotan Reyhan sangat menggugah selera Karin. Sampai akhirnya.

"Rey, lo minum apa sih?"

"Jasjus," kata Reyhan menyebutkan salah satu nama produk minuman bubuk.

"Yang rasa?" tanya Karin lagi lebih penasaran.

"Mangga," jawab Reyhan enteng. "Kenapa? lo mau?" kini giliran Reyhan yang memberikan pertanyaan kepada Karin.

"Enggak!" jawab Karin seolah tidak tertarik sama sekali. Padahal di dalam hatinya, dia berkata sangat mau minuman itu. Reyhan sepertinya cocok menjadi model iklan, karena bisa membuat orang menyukai barang yang bersangkutan dengannya.

BOYFRIENDWhere stories live. Discover now