- III -

369 36 20
                                        

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

.
.

.

'𝙰𝚙𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚞 𝚌𝚊𝚛𝚒 𝙹𝚞𝚗𝚑𝚘𝚎 ?'

'𝙺𝚊𝚞 𝚝𝚊𝚞 𝚗𝚊𝚖𝚊 𝚔𝚞 ?'

'𝙰𝚔𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊.'

'𝙳𝚊𝚛𝚒 𝚖𝚊𝚗𝚊 ?'

'𝙳𝚎𝚝𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚗𝚝𝚞𝚗𝚐 𝚖𝚞.'

.

.
.

.
.
.
- ❀ -

Pemuda jakung dengan sweater hitamnya itu menurunkan kotak kardus dari dalam mobil dan menutup bagasi.

Ia menyeka keringatnya dengan punggung tangannya namun senyum puasnya tidak lepas dari bibirnya.

Ia memadang guest housenya yang akan ia tempati selama liburan musim panas ini bersama dengan kakak perempuannya dan kedua orang tuanya. Tidak lupa dengan bbangdaeng- Anjing putih kesayangannya.

"Junhoe.."

Pemuda bernama Junhoe itu mengangkat kembali kardusnya dan masuk ke dalam rumah dan menjawab panggilan ibunya tadi.

"Kenapa ?" Tanya Junhoe.

"Ayo duduk. Semangkanya sudah dingin." Jawab Ibunya dengan tersenyum lebar dan memotong semangka yang sudah ia siapkan dimeja.

Ayahnya mengipas wajahnya sembari menikmati sebotol beer dingin. Kakak perempuannya sibuk dengan ponselnya sembari tertawa sendiri.

Ibunya menghidangkan sepotong semangka pada Junhoe dan kembali ke dapur. Junhoe memakannya dengan nikmat dan melihat ke sekeliling ruangan.

Guest house ini bangunan baru. Ada 5 guest house lain tapi berbeda lokasi. Ada yang dekat bukit, air terjun, lapangan bunga liar.

Junhoe baru ingat jika didekat sini ada air terjun. Junhoe mengambil buku tulisnya dan pena kesayangannya.

Ia seorang penulis puisi dan beberapa waktu lalu ia memenangkan lomba dengan tema bunga. Mungkin saja, dengan susana baru ia bisa membuat puisi yang lebih bagus.

Junhoe bangkit berdiri dan berpamitan dengan Ibunya. Ia membawa baju ganti dan sebungkus roti isi lengkap dengan minum. Ia ingin menghabiskan sisa siang disana.

Jaraknya tidak cukup jauh. Hanya 10 menit perjalanan.

Junhoe menikmati jalan setapak batu yang dibuat dengan rapi. Junhoe mengambil ponselnya dan memotretnya. Hanbin- sahabatnya, mungkin akan menyukai foto ini. Seingat Junhoe ia bekerja di studio foto.

Dari kejauhan ia bisa mendengar suara air terjun. Hawa pun berubah menjadi dingin dan lembab. Junhoe mempercepat Langkah lebarnya dengan antusias. Begitu ia bisa melihat megahnya air terjun dihadapannya, ia berhenti melangkah ketika melihat seseorang yang berdiri diatas batu didekat kaki air terjun.

Junhoe bisa melihat jika mungkin itu bukan orang. Karena mahluk itu memiliki sembilan ekor rubah putih. Kupingnya pun serupa rubah.

Junhoe melihat ke arah jam tangannya. Ada sebuah kalender mini dijamnya.

'2019 dan aku melihat sesuatu yang tidak seharusnya. Tenang Junhoe, mungkin itu halusinasi.' -

Junhoe memejamkan matanya, menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya. Oke. Junhoe membuka matanya dan mahluk itu menghilang.

'Benarkan... udara diperkotaan memang membuatku berhalusinasi.' -

Junhoe melanjutkan langkahnya hingga dia sampai ditempat siluman tadi itu berdiri. Ia duduk diatasnya dan mengamati air terjun yang tampak megah.

Tenggelam dalam pikirannya untuk menulis rangkaian puisi dan mengikuti tangannya bagaimana kata-kata itu dituliskan.

.

.
.

.
.
.
=tbc=

Given Of Red Strings [ Bobby x Junhoe ]Where stories live. Discover now