Pinky Promise

303 48 6
                                    

Tae tidak bisa tidur. Ia hanya membolak balikan tubuhnya. Ingatan Tae terus saja kembali pada saat wajah Tee yang merona karena sentuhan laki laki jangkung yang tadi mengantar Tee pulang.

Siapa kiranya laki laki yang berani menyentuh kepala adik tersayangnya sampai merona begitu?

Tae saja yang kakaknya tidak pernah membuat Tee sampai merona begitu. Dan ini, baru saja kenal sudah berani berbuat seperti itu?

Tae mendesah pelan. Menatap lurus ke langit langit kamarnya.

"Euuhh..." Tee bergerak, membalik tubuh, setengah matanya terbuka dan menjadi lebar kala dilihatnya Tae masih saja terjaga.

"Phi belum tidur?". Tanya Tee dengan suara khas bangun tidur.

Tae menoleh sekilas, kemudian berdehem pelan.

"Phi masih marah?"

Tae menggeleng. "Tidak."

Tee menegakkan tubuhnya, menatap Tae lalu menunduk dalam. "Maaf."

"Heum."

"Mungkin Tee keterlaluan karena pulang larut. Ini karena Tee punya banyak tugas, dan ponsel Tee kehabisan baterai."

"Heum..."

"Phi, Tee sungguh sungguh. "Suara Tee sedikit bergetar.

"Siapa yang mengantar Tee tadi?"

"Ken."

"Siapa itu?"

"Teman baru Tee."

Tae ikut menegakkan tubuh. "Tee, Phi tidak suka Tee pulang larut tanpa memberitahu Phi, apalagi pulang dengan orang asing ditengah malam."

Tee mengangkat kepalanya. "Maaf, tapi Ken bukan orang asing, dia teman Tee. Dia juga baik."

Tae mendesah. "Tee, Phi khawatir."

"Tap..tapi bukankah akhir akhir ini Phi lebih sibuk bersama Phi Mint? Bahkan Phi tidak begitu peduli pada Tee?"

Tae tercekat. "Maaf, Mint itu teman baik Phi."

"Kalau begitu biarkan Tee diantar Ken saat Phi sedang sibuk dengan Phi Mint."

"Tidak boleh." Sahut Tae segera.

"Kenapa?"

Tae sendiri tidak tahu kenapa. Tapi dia hanya tidak ingin Tee dekat dengan orang lain selain dirinya.

"Hanya Phi yang boleh antar jemput Tee."

Tee mendesah pasrah. "Baiklah, maafkan Tee naa~~"

Tae mengangguk. Tee tersenyum lebar. Lalu ia menyodorkan jari kelingkingnya didepan wajah Tae, untuk membuat pinky promise.

Tae menyambutnya dengan senyuman lebar pula.

***

Tubuh Tee menggeliat pelan. Hari sudah beranjak pagi, namun sepertinya pemuda berparas manis itu masih ingin bermalas malasan dalam dekapan sang kakak. Rasa hangat dan nyaman seperti ini sudah lama Tee tidak merasakannya.

Disana, dipinggangnya mengalung lengan besar kakak kandungnya. Tee tersenyum tipis, lalu ia berbalik dengan gerakan sangat pelan. Menatap dalam jarak dekat raut wajah kakaknya.

Rahangnya tegas, alis tebal, mata tajam yang sanggup menelanjangi siapapun yang berhadapan dengannya. Hidung mancung sempurna, dan hal yang paling disukai Tee adalah kulit taning eksotis yang diwarisi langsung dari sang ayah.

ETERNITY - TEAM ANGSTFORLYFEWhere stories live. Discover now