넌 내 여자니까 (Only U)

Start from the beginning
                                        

"Aigoo hyungnim, maaf tapi ini lucu. Aku masuk dulu hyung hahaha." Ia pun berlalu setelah menepuk pelan pundak Seokjin, suamiku.

"Dasar kau, Kim Namjoon. Lihat saja, kalau istrimu hamil dan melakukan hal yang sama kepadamu, aku akan menjadi orang dengan suara tertawa yang paling kencang untukmu," ucap Seokjin dengan nada ketus sembari melihat Namjoon yang masuk ke dalam ruangan.

Aku yang kembali mendengar suaranya hanya bisa memberikannya tatapan tajam.

Seokjin kembali menatapku. "Arraseo arraseo aku tidak akan berbicara lagi. Masuklah, semuanya sudah berganti baju, kok." Jin masuk terlebih dahulu ke dalam ruangan, dan aku masuk mengikutinya.

Tidak. Aku tidak membenci suamiku, hanya saja saat ini aku sedang hamil, dan efeknya membuatku jadi kurang suka bertemu dengan suamiku. Entah mengapa, rasanya menyebalkan saja bertemu dengannya. Jangankan melihat wajahnya, mendengar suaranya saja sudah membuat perutku terasa mual.

Aku pun masuk ke dalam ruang ganti para member. Mereka tersenyum dan menyapa saat menyadari kedatanganku.

"Noona annyeong," sapa Jungkook, sang maknae.

"Annyeong Jeon, bagaimana kabarmu hari ini?" Tanyaku sambil menghampirinya. Aku pun lalu mengelus kepala adik kesayanganku itu.

"Kabarku baik, noona. Noona sendiri bagaimana?? Jin Junior juga apa kabar??" Tanya Jungkook balik.

"Yak, aku lebih tua darimu, Jeon," protes Seokjin saat mendengar Jungkook memanggil namanya tanpa embel-embel 'hyung'.

Lagi-lagi aku menatap ke arah Seokjin tajam. Menyadari hal itu, Seokjin langsung mengalihkan pandangannya dariku. "Baiklah, maaf," ucapnya dengan sedikit nada dongkol.

"Jangan macam-macam pada Jungkook. Atau, aku tidak akan tinggal diam," ucapku membela Jungkook.

Aku tidak tahu, Jungkook terlihat sangat menggemaskan dimataku. Aku ingin sekali anakku kelak seperti Jungkook, dan setiap aku mengatakan hal itu, Seokjin selalu melayangkan protesnya padaku. Katanya, cukup Jeon Jungkook yang memiliki semua sifat-sifat menyebalkan itu. Tidak lebih, apalagi anaknya sendiri. Big NO.

"Hyung lihatlah, noona lebih menyayangiku daripada hyung." Senyum jahil muncul di wajah Jungkook. Seokjin kembali menatap ke arah kami dengan tatapan tajamnya pada Jungkook.

Ia pun menghela napas panjang. "Baiklah Tuan Jeon kali ini kau kubiarkan. Tapi, lain kali akan kupastikan kau mendapat balasannya jika ini terjadi lagi," ucap Jin yang langsung membuatku menatapnya dengan tatapan tidak suka.

"Yak, sudah kubilang jangan macam-macam pada adik kesayanganku ini. Dan, sebaiknya kau diam Seokjin, perutku mual mendengarmu terus-menerus bicara." Ya. Kata-kata itu kembali muncul dari mulutku, tanpa kusadari.

Aduh mengapa aku jadi se-sensitif ini sih. Anakku sayang, jangan buat ibu mengatakan hal-hal itu. Lihatlah nak, wajah ayahmu berubah menjadi sedih, dan itu membuat ibu jadi merasa bersalah padanya.

"Arraseo, aku akan benar-benar diam sekarang." Seokjin memalingkan wajahnya dariku. Aku tahu dia pasti sedikit tersinggung dengan ucapanku, apalagi aku mengatakannya di depan teman-temannya yang sekarang sedang menatap kami dengan berbagai ekspresi.

Jungkook yang sedari tadi memasang senyum jahil, langsung terlihat tidak enak pada Jin. Ia pun berdeham canggung lalu berkata, "Noona, aku mau menemui istriku dulu. Hey, Jin hyung kecil jangan berkata seperti itu lagi pada ayahmu, dia hyung yang paman sayangi. Nanti bisa-bisa Ia bertambah lebih tua kalau kau sekejam itu padanya. Haha. Noona, aku duluan."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 11, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Imagine With BTS [SLOW UPDATE]Where stories live. Discover now