kadang ada bagian dari diriku yang menolak kesendirian, walau aku takkan bisa melawan kesendirian itu. Aku pun berteriak dari ruang hampa dengan frekuensi seadanya.
adakah yang mendengarnya ? aku rasa tidak. frekuensinya terlalu lemah
jika kesadaran adalah bukti bahwa kita masih manusia berakal, maka seharusnya aku tak berakal lagi. karena tatapan kosong dalam kelopak mata ini telah menembus kenyataan bahkan hingga mimpi.
aku sendiri
diam pergi dan menepi di tengah hati yang terhimpit sepi
aku, berfikir positiflah, setidaknya dalam keheningan ini kau bisa merasakan tenang walau sejatinya yang merasuki dan membenamkan jiwa mu bukan lah rasa tenang itu sendiri.