6. Broken Soul

668 62 14
                                    


Story by :
blackswanodile

"Karena selama waktu hidupku bergulir, aku tak pernah menemukan ngarai yang dapat mengaliri bebatuan, yang mampu melepas beban ini."

Kepulan asap rokok yang keluar dari bibirnya telah berbaur dengan udara, merambat ke luar sampai hilang dihempas angin malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kepulan asap rokok yang keluar dari bibirnya telah berbaur dengan udara, merambat ke luar sampai hilang dihempas angin malam. Kendati udara musim dingin telah menjilat habis permukaan kulitnya yang tidak terbalut pakaian hangat, Kim Senna masih saja setia berdiri di batas jembatan Yanghwa dengan satu batang rokok yang terselip di antara bibirnya.

Menikmati angin malam adalah kebiasaannya. Karena di tempat ini pula, ia bisa bertemu dengan seseorang yang sangat ia rindukan setiap harinya.

"Nakal sekali."

Suara lembutnya merambat dan kemudian merangsek ke dalam rungu. Senna memutar badannya guna menangkap dari mana suara itu berasal. Rokok yang masih terselip di antara bilah bibirnya yang semakin hari semakin pucat itu kemudian terjatuh ke atas aspal. Lantaran pria dewasa yang ada di hadapannya itu baru saja mengambilnya dengan paksa dan membuangnya begitu saja.

"Kak Seokjin?" Senna tersenyum senang. Tetapi kemudian senyumnya tak bertahan lama, lantaran ia mengingat rokoknya yang terbuang sia-sia. "Kenapa kau membuang rokok milikku?"

Seokjin berjalan mendekat. Pakaiannya masih sama seperti hari-hari sebelumnya. Kedua tangannya ia tumpu pada pada pagar besi yang berkarat, bertujuan untuk menyangga sebagian tubuhnya yang menyandar untuk kemudian memandang adiknya. "Memang siapa yang bilang kau boleh merokok?"

"Tidak ada," jawab Senna enteng. Lalu ikut menyandarkan sisi tubuhnya sambil memandang kakaknya.

Seokjin mendengkus dengan kurva di bibirnya. "Dasar. Apa Taehyung membiarkan adik perempuannya yang manis ini terus merokok? Dia mau kau menjadi berandalan memangnya?"

"Dia tidak tahu, Kak." Senna tertawa dengan lirih. "Lagi pula kakak tidak pernah kembali, jadi biarkan saja aku ini merokok."

"Anak gadis sepertimu itu tidak boleh merokok."

"Memangnya kenapa?" tanya Senna, kali ini badannya ia condongkan ke depan untuk menatap Seokjin dengan lebih berani.

"Merokok itu bisa membunuhmu."

Senna tertawa lagi, kali ini lebih keras. "Kau terdengar seperti seseorang di dalam bungkus ini," ujarnya sembari membawa bungkus rokok itu ke depan wajah Seokjin.

Gadis itu memperlihatkan bagaimana gambar seseorang yang menyatakan bahwa rokok akan membunuhnya, lengkap dengan foto lainnya yang mempertontonkan akibat dari merokok itu sendiri. Namun, Senna tidak terlalu peduli, toh masih diperjualbelikan juga pada akhirnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 05, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

GALAXYWhere stories live. Discover now