Bagian 21

289 11 1
                                    

Mari kita lanjutkan ini lagi :)

ENJOY!!!

Bagian 21

GRAAAAAUUUUUUUMMMMMM!!!"

Byron terkaget dengan suara raungan beruang yang tiba-tiba terdengar. Dari suaranya, seperti suara kesakitan. Byron menengok ke belakang, dan tidak terlihat Tristan. Byron langsung teringat dengan ucapan Tristan yang ingin memburu Grizzly. Tristankah, yang mengejar beruang ganas itu?

Aduh, Triste!! dengan setengah kesal Byron langsung berbalik arah ke sumber suara.

Alex menunggu reaksi beruang dan terlihat si beruang masih bergulat dengan rasa sakitnya, tapi tidak beranjak dari berdirinya. Namun hanya beberapa saat dan beruang itu langsung berbalik arah dan pergi dari hadapan mereka dengan terpincang kesakitan.

Alex langsung berlari menuju Tristan yang sudah tergeletak lemas penuh kelegaan dengan memegangi dadanya yang terluka.

"Kak??" Alex pucat dan ketakutan dengan keadaan Tristan. Kakak angkatnya terluka parah. Darah mengalir dari luka cakaran itu, dan Tristan sudah terlihat pucat kesakitan. Harus ada yang menghentikan darah itu. Spontan Alex langsung menyobek bagian bawah roknya sepanjang yang ia bisa sobek dan ia letakkan di dada Tristan menutupi lukanya dan menekannya untuk menghentikan darahnya keluar.

"Arrghh, aw!" Tristan memekik tertahan kesakitan.

"Maaf." Tangan Alex bergetar dengan luka di dada ini, terlebih ia tahu ia semakin menyakiti kakaknya.

"Kamu kenapa menyusul kita ke hutan??" Tristan setengah kesal setengah kesakitan.

Perasaan bersalah langsung menyergap Alex. Kalau saja ia tidak menyusul mereka ke hutan, ia tidak mungkin bertemu dengan beruang jelek itu, dan Sir Tristan tidak perlu berada di situasi ini. Sir Tristan tidak akan terluka oleh beruang besar itu.

"Aku ingin main dengan kalian." Alex menunduk penuh rasa bersalah. Air matanya mulai menetes. "Maafin aku..." isaknya.

Tristan hanya bisa menghela napas, dan menyeringai kesakitan. Mau marah juga dia tidak punya tenaga, karena dadanya terasa sakit dan perih akibat kuku tajam sang beruang besar tadi. Tristan hanya berharap tidak terlalu dalam lukanya, meski ia meragukan karena darah masih belum berhenti dan dadanya sakit sekali.

Sekarang tinggal memikirkan bagaimana mereka bisa pulang ke rumah sebelum ia kehabisan darah di sini di hutan bersama anak yang tidak bisa diatur dan bisanya hanya menangis!

"Tristan!?" Mereka dikagetkan dengan suara yang sangat mereka inginkan dengar.

"Kak Byron!?" Alex menyambutnya dengan sumringah penuh kelegaan.

"Apa yang terjadi!?" Byron berusaha menahan kepanikan dan marah, dengan pemandangan dada dan lengan Tristan terkoyak jelas dari cakaran seekor beruang. "Sudah kubilang, jangan ganggu beruang itu, Triste! Dan Alex, kenapa kau ada di sini!?" Byron tidak dapat menahan keheranannya melihat Alex bersama Tristan.

"A..aku.. ti..dak.. meng..ganggunya..!" Tristan membantah dengan terengah, karena dadanya mulai terasa sesak.

"Huh? Lalu?" seraya memeriksa luka di dada dan lengannya. Cukup dalam, rutuk Byron.

Tristan melirik Alex, namun tak kuasa mengucapkan sesuatu lagi, selain, "Sa..kit! Su..sah..napas!"

Byron tersadar dengan wajah Tristan yang berubah pucat agak kebiruan.

"Ya, Tuhan!!" Byron langsung membopong tubuh adiknya yang terhitung masih cukup ringan untuk ia gendong.

Byron langsung menaikkan Tristan ke atas kuda, sementara ia naik di belakangnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 30, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Beauty Love AdelineWhere stories live. Discover now