#vr_10

552 85 0
                                    

ㅡ🌑ㅡ

νισℓєт яσѕє єριѕσ∂є 10

ㅡ🌑ㅡ

beomgyu ternyata bukan tanpa alasan tidak mengangkat sambungan dari somi, pria itu juga sedang ketimpa musibah.


hari ini, yuri yang kesal karena beomgyu tidak mau makan dan hanya menyaksikannya makan, lantas memaksa pria itu makan sesuap nasi goreng special yang tentu saja mengandung bawangㅡsalah satu benda keramat yang harus dijauhkan dari vampir.

"tolong! tolong! ada yang pingsan!"

"tolong panggilkan ambulans!"

seketika suasana café yang damai dengan alunan musik klasik berubah ricuh.

ketakutan yuri semakin menjadi saat ia memikirkan kemungkinan yang dimaksud para pengunjung adalah choi beomgyu.

karena pria itu sudah 30 menit di dalam kamar mandi dan tidak kunjung keluar.

"mba? apa dia kawan mba? tadi sepertinya dia anak yang duduk disini"

DEG

"h-hah?"

"iya, sepertinya benar. kami akan membawanya ke rumah sakit. apa mba berkenan ikut?", tanya pelayan tersebut.

setelah mendengar penuturan pelayan tersebut, yuri buru-buru lari keluar.

"permisi", katanya sambilan mendorong kecil orang-orang yang menumpuk hanya untuk melihat apa yang terjadi.

keringat dingin bercucuran di dahi gadis bermarga jo tersebut saat matanya mendapati beomgyu yang sedang terbaring tidak berdaya di atas tandu.

ini semua pasti salahnya. kenapa juga dia harus kesal dan berujung memaksa pria tersebut makan sesuap?

bisa aja kan beomgyu alergi nasi goreng?

"tolong pak, saya temannya, tolong izinkan saya ikut"

petugas ambulans tersebut awalnya tampak ragu namun yuri tidak menggubrisinya dan langsung meloncat ke dalam.

"terima kasih"

mobil ambulans tersebut kemudian melaju dengan kecepatan tinggi sedangkan tim medis berusaha untuk memberi beomgyu pertolongan pertama.

yuri juga ikut bantu, bantu berdoa agar beomgyu dijauhkan dari marabahaya.

"suhu tubuh pasien di bawah suhu normal. nadi melemah, deru pernafasan juga dangkal. pasien diduga mengalami hipotermia", tutur salah seorang tim medis kepada walkie talkie yang ia genggam.

hipo apapun itu, yuri harap itu bukan termasuk penyakit mematikan.

"jangan sampe mati, beomgyu", lirihnya.

tanpa sadar, sebulir air mata jatuh membasahi pipi tembemnya.

saat tim medis sedang menjalankan tugasnya, tiba-tiba saja ambulans terhenti secara paksa dan dapat terdengar sebuah keributan dari arah kemudi yang diiringi suara klakson yang sangat memekakkan telinga.

"apa dia sudah tidak waras?"

"minggir woi!!!"

"eh? dia kemana?"

"k-kok hilang?"

dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya, seseorang yang membuat keributan di depan sana, membuka pintu belakang ambulans, membuat yuri dan yang lainnya terkejut.

"lindungi pasien!", teriak tim medis.

"bu ji-jiho?" gumam yuri.

ㅡ🌑ㅡ


hujan mulai turun mengguyur kota seoul, tapi jo yuri sama sekali tidak peduli dan membiarkan air hujan dengan deras membasahi sekujur tubuhnya.

dia masih terlalu syok dengan apa yang dia saksikan dengan mata kepalanya sendiri tadi.

ia seolah melihat penyihir muncul di kehidupan nyata.

"itu tadi bu jiho kan? gila gue kayak habis ngeliat doctor strange irl", ucap yuri kepada dirinya sendiri.

ia bahkan tidak memperdulikan ponselnya yang terus berdering untuk kesekian kalinya.

tiba-tiba sebuah mobil cat merah kilat berhenti di depannya.

lai guanlin.

"masuk yur!"

"..."

"lo mau mati jalur masuk angin ya gak gitu juga kali! buruan!"

"..."

"JO YURI!"

"..."

"lo masih bakal tetep gak denger meski gue bilang, somi hampir mati?"

ㅡ🌑ㅡ

chenle mencoba menghubungi siapapun yang terlintas di pikirannya, namun sialnya tidak ada satupun dari mereka yang mengangkat.

"sialan", umpatnya dan kemudian melemparkan tatapan tajam kepada daehwiㅡsi teman yang sudah sukses membuatnya kerepotan hari ini.

daehwi sendiri pun hanya bisa menundukkan kepala sembari bermain dengan ujung kukunya.

"le, kalo misal somi mati gimana?", gumamnya yang membuat chenle seketika naik pitam.

"mau gue bilang berapa ratus kali sih? gak akan mati!"

"hubungi temen dia coba. minjoo? ryujin? apa yuri?"

chenle mendesah pasrah dan akhirnya menuruti permintaan daehwi.

tapi baru saja mau menghubungi yuri, sambungan dari guanlin masuk.

"halo? kenapa?"

"lo bisa bantu gue nyari yuri kagak?"

"..."

"jawab woi!"

sebuah decakan lantas terdengar dari ujung sana.

"mau ngapain?!"

"bilang ke dia, somi hampir mati!", ketus chenle kemudian menutup sambungannya secara sepihak.

"gi-gimana?", tanya daehwi.

"guanlin bilang, bentar lagi dia sama yuri kesini"

daehwi menghela legah dan kembali menatap somi yang sedang terbaring di atas kasur dengan wajah yang sangat pucat.

"akhir-akhir ini dia kelihatan sedih banget, juga ketus sama gue. kira-kira dia bakal jijik gak ya? kan udah tau siapa gue sebenarnya", ujar daehwi.

chenle memutar bola matanya kesal, "dia sama ryujin udah tau dari kemarin"

"KOK BISA?!"

chenle meringis saat suara daehwi yang naik beberapa oktaf mengalun di indra pendengarannya.

"kemaren gue sama guanlin kepergok lagi makan"

"kemaren gue sama guanlin kepergok lagi makan"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


jangan lupa vomen :)

Violet Rose || 01 line ✔️Where stories live. Discover now